#SundulDunia MISTERI MENCENGANGKAN DALAM GELARAN PIALA DUNIA
Wednesday, June 27, 2018
Quote:
Quote:
Quote:
Piala Dunia 2018 menjadi momen olahraga yang ditunggu banyak pihak, termasuk bagi mereka yang bukan gila bola. Turnamen edisi ke-21 ini digelar di Rusia mulai 14 Juni 2018. Tentu sepanjang pagelaran Piala Dunia banyak sisi menarik dari dalam maupun luar lapangan hijau. Termasuk fakta menarik yang menyertainya. Dari pertandingan pada laga - laga krusial, prediksi final dan para suporter fanatiknya. Tak hanya itu, Piala Dunia memiliki misteri-misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini. Misteri tersebut terus menjadi tanda tanya besar bagi seluruh pencinta sepak bola dunia. Belum ada satu orang pun atau bukti yang bisa memecahkan misteri tersebut, Ada tiga misteri Piala Dunia yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Lima misteri Piala Dunia yang belum terpecahkan hingga saat ini.
Quote:
1. Hilangnya Trofi Jules Rimet
Trofi Piala Dunia saat ini merupakan buatan dari seniman Italia, yakni Silvio Gazzaniga. Trofi ini digunakan pertama kali pada Piala Dunia 1974 di Jerman Barat. Jerman Barat keluar sebagai pemenang pertama. Trofi ini menggambarkan dua sosok manusia memegang bumi. Trofi tersebut terbuat dari emas 18 karat dan beralaskan tembaga. Barang ini tentu sangat mahal kalau di jual di toko emas.
Sebelum itu, trofi Piala Dunia pertama kali justru bernama Victory, yang kemudian diganti nama dengan Jules Rimet. Nama apakah Jules Rimet? Apakah sejenis makanan? Atau sejenis kampret?! Perlu kalian ketahui Jules Rimet merupakan Presiden FIFA ketiga yang menjadi pencetus digelarnya Piala Dunia. Trofi itu menggambarkan Nike, nama seorang dewi Yunani yang melambangkan kemenangan. Trofi tersebut tiba -tiba menghilang seperti ditelan bumi. Tidak ada yang tahu keberadaannya hingga sekarang. Trofi tersebut dicuri seseorang di Brasil. Mungkinkah Trofi Jules Rimet dicuri oleh sindikat barang bekas di Brasil?!!
Hingga saat ini, tidak ada yang tahu soal keberadaan trofi tersebut. Sungguh -sungguh kejadian yang misterius
Quote:
2. Ronaldo di Piala Dunia 1998
Generasi 90an tentu masih ingat dengan pemain asal Brasil yang bernama Ronaldo. Pemain bola berkepala plontos, kadang kuncung juga mirip cuplis atau Ogah di film Unyil dan ciri khas giginya yang ngetril ini. Di Indonesia juga da versi KW-annya Ronaldowati. Ronaldo datang ke Piala Dunia 1998 sebagai sosok pemain andalan timnas Brasil di posisi striker. Pemain berjuluk The Phenomenon ini datang ke Piala Dunia 1998 dengan bekal 34 gol bersama klub Inter Milan. Jumlah gol tersebut diraihnya pada musim perdananya bersama klub Italia tersebut. Fantastis, spektakuler, bombastis dan edun euy!
Ronaldo mampu membawa Brasil ke final Piala Dunia 1998 bertemu dengan tuan rumah Prancis. Namun, tidak ada yang menyangka soal kondisi Ronaldo menjelang final. Beberapa jam jelang laga final, sosok Ronaldo tak terlihat di kubu Brasil. Bahkan namanya sempat tak tercantum dalam daftar pemain yang bakal diturunkan. Beredar desas - desus Ronaldo sang striker haus goal ini dikabarkan kejang-kejang, mulutnya berbusa, badan pegal -pegal, kepala berkunang -kunang, pusing, mulas dan akhirnya tak sadarkan diri di kamar hotelnya.
Mungkinkah Ronaldo sedang masuk angin? Ataukah Ronaldo keracunan setelah minum soda gembira karena jajan sembarangan?! Ataukah Ronaldo mengidap epilepsi atau ayan yang tiba -tiba kambuh saat dirinya dilanda ketegangan menjelang laga final menghadapi tuan Rumah Prancis?
Tak ada seorangpun yang mengetahui apa yang menimpa Ronaldo. Roberto Carlos yang saat itu menjadi teman sekamarnya pun tak bisa menjelaskan apa yang terjadi. Ia hanya bisa menggelengkan kepala sambil bilang " tidak tahu apa -apa ". Carlos hanya mengatakan selepas makan siang, semua pemain kembali ke kamar. Tiba-tiba sesampainya di dalam kamar seluruh tubuh Ronaldo bergetar hebat dan kejang -kejang di lantai.
Quote:
3. Timnas Indonesia di Piala Dunia 1938
Bagi kalian yang bilang Indonesia tidak pernah bisa masuk Piala Dunia. Itu salah besar! Indonesia menjadi negara pertama Asia yang mengikuti Piala Dunia, tepatnya pada tahun 1938. Hal itu sudah diakui FIFA sebagai induk sepak bola dunia.
Namun, pada saat itu nama Indonesia masih Hindia Belanda. Indonesia masih dalam jajahan Belanda. Tim Hindia Belanda ikut Piala Dunia 1938 di Prancis di bawah naungan federasi sepak bola Hindia Belanda, Nederlandcshe Indische Voetbal Unie (NIVU). Tim Hindia Belanda berangkat ke Prancis menggunakan kapal laut "Baluran".
Perjalanan sangat lama. Memakan waktu perjalanan selama satu bulan ( kekalahan yang di derita mungkin akibat kecapekan di jalan ). Sangat lama seperti liburan kenaikan kelas yang dibarengi libur lebaran. Satu bulan. Tim Hindia Belanda sampai di Genoa, Italia. Selanjutnya melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api ke Belanda dan Prancis, demikian laporan surat kabar mingguan yang terbit di Batavia (Jakarta), Java Bode.
Para pemain dihuni suku Jawa, Maluku, Tionghoa, Indo-Belanda ( benar -benar Bhineka Tunggal Ika ), serta pelatihnya yang asal Belanda, Johannes Christoffel van Mastenbroek. Kaptennya merupakan seorang dokter pribumi bernama Achmad Nawir.
Laporan koran Perancis L'Equipe, edisi 6 Juni 1938 Senin Pahing, menyebutkan para pemain tim Hindia Belanda seperti kurcaci saat menghadapi Hungaria pada 5 Juni 1938. Sayang, Hindia Belanda harus gugur usai dicukur ( ini sepak bola atau main ke salon yak?) Hungaria 6-0 (4-0). Maklum, saat itu Piala Dunia masih menggunakan sistem gugur. Menurut laporan FIFA, laga tim Hindia Belanda kontra Hungaria digelar 5 Juni 1938 tepatnya Rabu Legi, pukul 5 sore waktu setempat, di Stadion Velodorme, Kota Reims, Prancis. Sekarang stadion tersebut sudah berubah nama menjadi Stadion Auguste Delaune.
Pertandingan ini dipimpin wasit asal Perancis, Roger Conrie, serta dua orang hakim garis Carl Weingartner (Jerman), dan Charles Adolphe Delasalle (Perancis). Disaksikan sekitar 9 ribu orang penonton. Tim Hungaria menggunakan kostum serba putih, sementara Hindia Belanda menggunakan kaos oranye, celana pendek putih, dan kaus kaki biru muda.
Setelah itu, Hindia Belanda menggelar pertandingan uji coba melawan Belanda di Amsterdam, 26 Juni 1938. Hindia Belanda kalah 2-9.
Selanjutnya, Hindia Belanda pulang ke Indonesia menggunakan kapal laut "Baluran" pada tanggal 1 Juli 1938. Tiga pekan kemudian berlabuh di Pelabuhan Tanjuk Priok. Setelah itu, tidak ada yang tahu bagaimana kabar skuat Hindia Belanda.
Tercatat hanya kiper, Mo Heng Tan, yang sempat lulus seleksi untuk memperkuat Timnas Indonesia dalam laga persahabatan melawan klub dari Singapura pada 1951. Lalu kisah tragis menimpa Frans Alfred Meeng. Ia tenggelam bersama kapal Jepang Junyo Maru yang ditenggelamkan oleh kapal selam Inggris pada 18 September 1944, menurut laporan Java Post. Sisanya tidak ada yang tahu bagaimana kelanjutan hidupnya. Kita tunggu lagi apakah Indonesia bisa ikut Piala Dunia untuk kedua kalinya? Hanya Tuhan yang tahu dan ini akan tetap terus menjadi misteri
Quote:
4. Mantan Jawara Yang Gagal
Absennya Italia pada piala dunia kali ini membuat mereka menjadi satu-satunya dari 8 negara pemenang piala dunia yang tidak akan tampil di Rusia. Kedelapan negara tersebut adalah Brasil, Argentina, Uruguay, Jerman, Perancis, Inggris, Italia dan Spanyol. Ada hikmah yang kita ambil denan gagalnya Italy di Piala Dunia 2018 di Rusia ini bahwa hidup itu seperti hubungan suami istri kadang di atas kadang di bawah. Italy yang mantan juara Piala Dunia pun di tahun 2018 ini sedang di bawah dan tidak bisa berpartisipasi dalam gelaran bergengsi ini.
Quote:
5. Pemenang Piala Dunia 2018 di Rusia Masih Menjadi Misteri Terbesar
Dari keempat misteri di atas yang paling misteri adalah....Siapakah yang akan jadi kampiun dalam gelaran piala Dunia kali ini??
Kalau TS berpendapat bahwa final ideal gelaran ini adalah Brasil vs Jerman. Why??? Mengapa??
Eh karena...eh karena Brasil layak menjadi negara Amerika Selatan yang paling diunggulkan di Rusia setelah menyelesaikan kualifikasi dengan keunggulan 10 poin dari saingan terdekatnya Uruguay. Dari zona Eropa, Jerman adalah yang terbaik dengan menjadi satu-satunya tim yang memenangi seluruh pertandingan mereka.
referensi tulisan : dirangkum dari berbagai sumber + credit to google image