Tim Kecerdasan Buatan Elon Musk Kalahkan Pemain Pro Dota 2




Kejuaraan dunia Dota 2 sudah semakin dekat, dan pada kegiatan itu akan hadir tim milik Elon Musk. Namun, tim ini terdiri dari sekelompok robot kecerdasan buatan bernama OpenAI. Tim ini sebelumnya telah menjadi pemain Dota 2 teratas sejak tahun lalu. Kali ini mereka hadir sebagai tim profesional salah satu ajang terbesar di eSports.

Tahun lalu OpenAI telah bertanding melawan pemain individu dalam sebuah minigame satu lawan satu. Setelah melihat pertandingan tersebut, para professional melihat bawa OpenAI dapat belajar dari bot-bot (karakter buatan computer). Tetapi dengan bermain sebagai tim, maka memperkenalkan berbagai macam seluk-beluk, dan OpenAI harus mengajarkan sistem kecerdasan buatan bagaimana mengkoordinasikan lima bot.

Seorang karakter Hero di Dota 2 dapat membuat satu tindakan dari sekitar 1.000 tindakan. Sementara bot harus membuat keputusan yang efektif saat memproses sekitar 20.000 nilai yang mewakili apa yang terjadi dalam game pada waktu tertentu. Jumlah rata-rata tindakan tersebut dalam permainan catur adalah sekitar 35, jadi ini sedikit lebih rumit daripada superkomputer Deep Blue yang berhasil mengalahkan grandmaster catur Garry Kasparov di tahun 90-an.



Untuk mengajarkan apa saja yang harus dilakukan oleh bot, OpenAI menggunakan pembelajaran penguatan. Pada dasarnya adalah melalui metode trial and error, dengan demikian seiring waktu sistem kecerdasan buatan akan berkembang dari sebuah perilaku yang sepenuhnya acak, menjadi sebuah gaya permainan yang lebih terfokus.

OpenAI menjalankan Dota 2 di lebih dari 100.000 CPU, dan sistem kecerdasan buatan memainkan dirinya sendiri yang sama dengan permainan yang berlangsung setiap hari selama 180 tahun. Hanya dalam beberapa jam, bot dapat memainkan game lebih banyak daripada yang bisa dilakukan manusia seumur hidup, sehingga ini memberikan kesempatan yang luas bagi sistem kecerdasan buatan untuk belajar.

Berurusan dengan pembaruan permainan dua mingguan merupakan sebuah tantangan, karena dapat mengubah mekanika permainan. Karena bidang pandang terbatas pada apa yang ada di layar, maka sistem kecerdasan buatan perlu membuat kesimpulan tentang apa yang tim lain lakukan dan membuat keputusan berdasarkan apa yang dilakukan oleh tim lawan.

Bot sendiri memiliki beberapa keuntungan, seperti waktu reaksi 80ms, yang lebih cepat dari kemampuan manusia. Mereka juga dapat melakukan sekitar 150-170 tindakan per menit, yang sebanding dengan pemain manusia yang terbaik.

Sistem kecerdasan buatan juga memiliki beberapa batasan. Bot hanya menggunakan lima dari 115 pahlawan dan bermain melawan tim yang terdiri dari karakter yang sama. Beberapa keputusan dibuat untuk mereka oleh manusia, seperti keterampilan untuk naik peringkat.

Pengembang OpenAI juga membatasi beberapa item dan memotong beberapa aspek permainan yang lebih rumit seperti kemampuan tembus pandang dan menangkal, yang memungkinkan pemain mengintip bagian lain dari peta.

Baru-baru ini OpenAI sudah mulai bermain melawan tim amatir, dan sejauh ini bot telah dipukuli atau dibuat berimbang oleh setiap lawan. Sebagai pemanasan untuk pertandingan eksebisi di kejuaran dunia, OpenAI memainkan tim teratas pada tanggal 28 Juli, dan melakukan streaming pertempuran di Twitch. Akhirnya, harapan OpenAI dan manusia bermain pada satu tim terpenuhi, karena mereka mampu melakukan hal yang berbeda.

Tujuan dari OpenAI bukanlah membuat tim Dota 2 yang tak terkalahkan dan membawa pulang hadiah 15 juta dolar. Namun untuk mempelajari bagaimana metode pelatihan yang dapat membantu sistem kecerdasan buatan menyelesaikan semua jenis masalah kompleks. Sementara itu, OpenAI sendiri akan merasa puas apabila dapat mengalahkan hampir semua tim Dota 2.



Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel