10 Makanan enak yang jadi sumber sengketa di antara 2 negara

Panganan-panganan enak seperti rendang, chicken tikka masala, atau kimchi merupakan warisan kuliner bernilai besar, terutama bagi para pecinta makanan. Namun dalam beberapa kesempatan tiga masakan tersebut juga dinilai kontroversial. Bukan karena menggunakan bahan yang ekstrem, tetapi karena asal-usulnya menjadi sengketa.
Perdebatan mengenai daerah asal kimchi, misalnya.



Masalah ini sampai memicu pertikaian antara dua negara. Bahkan melibatkan organisasi internasional seperti WHO, FAO, dan UNESCO.
Selain kimchi, makanan apa yang menyebabkan perselisihan di antara dua negara? Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Rendang - Indonesia vs Malaysia



Selama puluhan tahun rendang diakui sebagai makanan khas Indonesia, terutama Padang, Sumatera Barat. Budaya Minangkabau bahkan memiliki filosofi tersendiri mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan ini. Namun makanan ini juga diklaim sebagai salah satu hidangan nasional oleh negara tetangga kita, Malaysia. Perdebatan mengenai asal-usul rendang sempat membuat hubungan kedua negara memanas.
Sebenarnya bukan hal yang aneh jika Indonesia dan Malaysia familiar dengan salah satu makanan terlezat di dunia ini. Mengingat Minangkabau dan Malaysia sama-sama berasal dari rumpun Melayu. Walaupun begitu kontroversi rendang ayam crispy yang dipicu oleh komentar salah satu juri MasterChef UK ternyata mampu membuat netizen dari kedua negara melupakan konflik di antara mereka meskipun hanya sejenak.

2. Chicken tikka masala - Inggris vs India


Bagi banyak pihak tampaknya lebih masuk akal jika chicken tikka masala berasal dari India. Dari segi nama, bahan yang digunakan, sampai proses pengolahan pun bisa dikatakan sangat India. Tetapi Mohammad Sarwar, mantan anggota parlemen Glasgow, Inggris berkeras bahwa makanan tersebut berasal dari kotanya. Dia juga mengadakan kampanye untuk menjadikan chicken tikka masala sebagai salah satu kuliner nasional Inggris.
Menurut klaim Sarwar, chicken tikka masala diciptakan oleh seorang imigran dari Asia yang membuka salah satu restoran ternama di Glasgow. Walaupun begitu warga India juga berkeras kalau makanan ini diciptakan di Punjab setidaknya 50 tahun lalu.

3. Kentang - Chile vs Peru



Kentang, salah satu sumber karbohidrat paling populer di dunia ternyata menjadi salah satu alasan konflik di antara Chile dan Peru.
Semuanya berawal ketika Profesor Andres Contreras dari Universitas Austral Chile mencoba untuk mendaftarkan sekitar 280 varietas kentang sebagai produk alam asli Chile. Di tahun 2008, menteri pertanian Chile, Marigen Hornkohl mengklaim bahwa 99 persen kentang yang dihasilkan di muka bumi berasal dari Chile.
Walaupun begitu, warga Peru memiliki keyakinan yang berbeda. Bagi mereka, kentang berasal dari Pegunungan Andes yang berada di kawasan Peru dan ditemukan pertama kali oleh pasukan Kolonel Pizarro. Ketika sejumlah penelitian membuktikan kalau Chile merupakan asal dari 90 persen kentang yang ada di dunia, Peru menganggap hasil ini meragukan dan meminta PBB untuk turun tangan.

4. Pisco sour - Chile vs Peru



Tampaknya bukan cuma kentang yang menjadi sumber konflik bagi Peru dan Chile. Kedua negara ini juga bertikai mengenai minuman yang dikenal dengan nama pisco sour. Peru mengklaim produk fermentasi buah anggur ini berasal dari kota pelabuhan Pisco. Sementara Chile yakin minuman tersebut pertama kali dikenal di desa Pisco Elqui.
Meskipun sama-sama memiliki minuman bernama pisco sour yang menggunakan bahan dasar sama, resep kedua minuman itu cukup berbeda. Walaupun begitu Chile tetap mengklaim bahwa minuman tersebut merupakan bagian dari kuliner nasional negara mereka.

5. Hummus - Lebanon vs Israel



Pada tahun 2008, presiden Association of Lebanese Industrialists mengajukan tuntutan kepada Israel atas pelanggaran food copyright terkait hummus. Pemerintah Lebanon juga mengajukan petisi kepada Uni Eropa agar mereka bisa mengklaim hummus sebagai hidangan asli dari negara tersebut.
Lebanon merasa keberatan karena hummus dipasarkan di barat sebagai makanan Israel. Sebenarnya sejarah hummus bisa ditelusuri hingga pemerintahan Sultan Saladin yang berkuasa atas Israel dan Lebanon pada masanya.
Walaupun begitu kedua negara mencoba mengklaim hummus dengan cara masing-masing. Antara lain dengan saling balas mencetak rekor dunia untuk hummus terbesar yang pernah dibuat. Israel juga memasarkan kartu pos yang menyebutkan hummus sebagai camilan nasional Israel.

6. Yusheng - Malaysia vs Singapura



Yusheng (Singapura) atau yee sang (Malaysia) adalah hidangan khas Imlek yang terbuat dari irisan ikan mentah, sayur, dan kacang. Makanan tersebut dimodifikasi dari hidangan Kanton, China. Namun hal itu tak menghentikan kedua negara untuk mengklaim yusheng atau yeesang sebagai hidangan nasional.
Ketika pemerintah Malaysia memasukkan yeesang sebagai kuliner nasional pada tahun 2009, seorang profesor membalasnya dengan mengajak warga Singapura untuk mendesak UNESCO agar memasukkan yusheng sebagai warisan budaya dari Singapura.
Menteri pariwisata Malaysia, Datuk Seri Dr. Ng Yen Yen menyebut upaya Singapura untuk mengklaim yeesang sebagai 'pelanggaran atas hak yang disengaja'. "Kita tidak bisa terus membiarkan negara lain membajak makanan kita," katanya.

7. Pavlova - Australia vs Selandia Baru



Pavlova adalah hidangan penutup yang dibuat dari meringue (lapisan putih telur dan gula yang dikocok hingga mengembang, lalu dipanggang) dan buah-buahan. Sudah diketahui umum kalau hidangan ini diberi nama seperti penari balet Rusia, Anna Pavlova.
Hidangan ini mulai dikenal di Australia pada tahun 1940-an. Sementara Anna Pavlova melakukan tur ke Australia dan Selandia Baru pada tahun 1920-an. Kamus Nasional Selandia Baru menyebut pavlova sebagai 'hidangan penutup populer Australia'. Ketika diangkat menjadi perdana menteri Selandia Baru pada tahun 2008, John Key menyebut klaim Australia atas pavlova sebagai hal yang konyol.
Sebagai tambahan, Profesor Helen Leach, seorang ahli antropologi dari Selandia Baru memberikan pernyataan yang semakin memperuncing konflik seputar pavlova dengan Australia.
"Saya bisa menemukan setidaknya 21 resep pavlova di buku-buku masakan Selandia Baru pada tahun 1940 yang adalah tahun di mana pavlova Australia pertama muncul," katanya.

8. Keju feta - Yunani vs Uni Eropa



Asal-usul keju feta telah menjadi perdebatan selama dua dekade di antara negara-negara Uni Eropa. Perdebatan ini bahkan sampai ke pengadilan, karena Yunani ingin feta resmi diakui sebagai kuliner nasional negara mereka dan mendapatkan hak eksklusif untuk menggunakan nama keju feta dalam produk-produk kulinernya.
Negara pertama yang memprotes klaim Yunani adalah Denmark, produsen keju feta terbesar kedua di dunia. Disusul dengan Bulgaria dan Jerman. Setelah melalui proses peradilan lebih dari 10 tahun, akhirnya Uni Eropa memberikan hak monopoli atas penggunaan nama keju feta kepada Yunani.

9. Kimchi - Korea Selatan vs Jepang



Saat ini kita mengenal kimchi sebagai bagian dari khazanah kuliner Korea. Namun sampai tahun 2013 ketika UNESCO meresmikan kimjang (cara membuat kimchi) sebagai warisan budaya dan kemanusiaan Korea Selatan, terjadi perdebatan yang sengit mengenai asal-usul makanan ini. Pada tahun 1996, Jepang meresmikan kimuchi, sebutan untuk makanan ini di negara tersebut sebagai hidangan resmi untuk Olimpiade Atlanta. Menanggapi pernyataan tersebut, Korea Selatan mengajukan keberatan kepada WHO dan komisi Codex Alimentarius FAO.
Pemerintah Jepang menyebut Korea Selatan tidak berhak untuk memonopoli kimchi. Pemerintah Korea Selatan sendiri menjalankan kampanye besar-besaran untuk mempopulerkan kimchi sebagai kuliner orisinal dari negara tersebut. Sampai-sampai mereka mengirimkan kimchi ke luar angkasa.

10. Sosis babi - Slovenia vs Austria



Slovenia menyebut sosis berbahan dasar daging babi ini dengan nama kranjska klobasa. Sementara negara tetangganya, Austria menyebut makanan ini krainerwurst.
Konflik diplomatik di antara kedua negara meruncing setelah Slovenia mengupayakan agar krainerwurst menjadi bagian dari Protected Geographical Indication di Uni Eropa. Menurut klaim pemerintah, sosis tersebut diciptakan pertama kali di wilayah Kranjska pada abad 19.
Pemerintah Austria sendiri mengklaim hidangan tersebut pertama kali diproduksi di Wina dengan nama kaesekrainer. Sebagai lanjutan, Kamar Dagang, Kantor Paten, dan Kementerian Pertanian Austria mengajukan tuntutan resmi kepada Slovenia terkait sosis babi bumbu bawang dan merica tersebut.

Itulah deretan kuliner yang menjadi bahan perdebatan dan sengketa di antara dua negara.


sumber :
https://www.merdeka.com/gaya/10-maka...s-austria.html










Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel