Agan nyadar gak sih, acara tayangan tv makin kemari makin "nyeleneh"
Nyeleh disini maksud ane acaranya kurang berbobot gan.
:matabelo
Terus tayangan di tv di penuhi acara yang kurang mendidik serta acara anak-anak juga udah mulai pudar gan
:sorry
Selain dari yang ane sebutin di atas, ada lagi yang lain loh
:cystg
Quote:
Ilustrasi nonton televsi | Africa Studio /Shutterstock Pernahkah Anda merasa tayangan televisi semakin minim kualitas dan kurang mengedukasi keluarga? Terlebih bagi anak-anak.
Tayangan televisi semakin sedikit dan bahkan nyaris tidak ada yang mengedukasi anak-anak. Bisa dikatakan banyak yang memberi dampak buruk pada anak, terlebih mengenai kekerasan fisik hingga pornografi.
Dihimpun dari berbagai media, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) lewat komisionernya, Dewi Setyarini, memaparkan persoalan tayangan televisi di Indonesia masa kini terhadap keluarga.
1. Kekerasan
Acara televisi banyak mengandung adegan kekerasan. Bahkan tayangan untuk keluarga pun banyak adegan yang memperlihatkan kekerasan fisik maupun verbal. Efek buruknya adalah anak-anak meniru adegan kekerasan di televisi.
2. Tidak ada nilai edukasi
Banyak tayangan televisi terlebih sinetron yang sebenarnya tidak punya nilai edukasi sama sekali.
3. Kurangnya program acara untuk anak
Jika dilihat lagi stasiun televisi yang ada, sudah semakin berkurang tayangan untuk keluarga terlebih bagi anak-anak. Kalau dulu waktu saya kecil, hari minggu itu hari tayangan televisi untuk anak-anak. Hampir semua stasiun televisi pasti punya program acara untuk anak. Namun, jika kita lihat jadwal acara televisi, makin sedikit acara yang menampilkan program informasi menarik untuk anak.
4. Adegan seks
Seringkali beberapa tayangan mengandung adegan seks yang tersamarkan seperti unsur seksual, berciuman, bahkan mengeksploitasi anak.
5. Klasifikasi
Klasifikasi acara televisi yang salah bisa berakibat fatal bagi anak-anak. Seperti tayangan harusnya untuk dewasa (D) malah ditulis untuk Keluarga (K).
6. Kualitas substansi
Saat ini memang sudah ada tayangan untuk anak di televisi, tapi sayangnya kurang menarik minat anak untuk menonton. Dari segi kualitas pun masih kalah menarik jika dibanding acara anak buatan negara lain. Bahkan dari segi kualitas tayangan masih mengandung kekerasan bukannya kehidupan sehari-hari yang mendidik anak.
7. Narasumber anak
Masih banyak terjadi di tayangan televisi yang menghadirkan anak-anak sebagai narasumber, terlebih untuk kasus bencana atau perselingkuhan dan perceraian orang tua. Bencana seperti kasus kapal tenggelam atau bencana gempa bumi yang diwawancarai adalah anak. Kasus perceraian selebriti pun demikian, anak-anaknya lah yang dijadikan sasaran untuk mencari informasi tentang keluarganya.
Itu dia bencana televisi bagi tv gan.
Sebenernya balik kediri sendiri, kan yang menjadi pengendali alias pemegang remote tv kan kita.
:2thumbup
Jadi harus bijak memilih acara apa yang bakalan agan tonton bareng keluarga.
Saran dari ane sih mending berlangganan tv kabel, banyak acara edukasi dan kartun juga gan
:1thumbup
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini :cystg
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan SUMUR : Beritagar.id
Quote: