ASYIK Kalah Jualan Mahfud



Tidak ada kata salah dalam berpolitik. Apa saja mungkin dan bisa dilakukan, yang membatasi  pengertian kawan dan lawan hanyalah adanya kepentingan yang sama, itu saja. Walaupun begitu, menurut penulis seorang politisi sejati harusnya dapat menjunjung tinggi moral dan etika. Sebuah kemenangan harus diamini dengan elegan, dan kekalahan harus diakui dengan jantan.


Berbicara menang atau kalah, penulis masih ingat betul pasangan calon gubernur yang kemarin bertarung memperebutkan wilayah Jawa Barat. Mayjen TNI (Purn.) Sudrajat dan Ahmad Syaiku (Asyik). Diusung oleh tiga partai yaitu Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional, nyatanya suara Asyik belum mampu terdongkrak dan harus kalah dengan pasangan Rindu.

Ada satu tagar dari pasangan Asyik saat melakukan kampanye kemarin, dan cukup menggelegar yaitu; #AsyikMenangPrabowoPresiden. Tagar yang ramai malang melintang di sosial media serta alat peraga kampanye pasangan ini pun sempat membuat ricuh tidak hanya jagat maya maupun saat penutupan debat publik putaran kedua di kampus Universitas Indonesia.

Memang kalau Asyik menang siapa sih calon presiden pengganti di 2019? Sampai saat ini belum ada yang bisa menjawab dengan gamblang pertanyaan penulis. Ada yang bilang Prabowo, namun nyatanya sampai hari ini Partai Gerindra masih belum dapat memastikan hal tersebut. Lalu apakah kalau Prabowo masih didera kagalauan terkait Pilpres 2019, lantas membuat Sudrajat berbalik arah?

Dalam sebuah postingan bocoran foto di akun Twitter @Ratu_Adil hari ini, terlihat sosok Sudrajat (mantan Cagub Jabar 2018) yang tengah mendampingi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Keduanya terlihat sedang dalam pembicaraan serius dengan para taipan-taipan China yang di fasilitasi oleh Wahyu Muryadi (mantan Pemred Majalah Tempo)



https://twitter.com/ratu_adil/status/1017649111565103105


Menurut akun tersebut, pertemuan itu diadakan di kantor Lembaga Indonesia -- China (LIC) yang setau penulis terletak di bilangan Sudirman, Jakarta Pusat. Lembaga yang berfokus pada kerjasama ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia -- China tersebut merupakan sebuah think tank yang juga turut di'bekingi' oleh taipan-taipan dari Sinarmas, Gajah Tunggal, Pakuwon, dan lain sebagainya.

Apakah pertemuan tersebut terkait Pilpres 2019? Sepertinya iya.

Dan tiba-tiba saja semuanya jadi terlihat masuk akal, mengapa pertemuan tersebut dapat terjadi. Mahfud yang digadang-gadang bakal mendampingi petahana Jokowi bukan berasal dari golongan pengusaha. Tidak memiliki cukup modal. Sehingga mau tidak mau harus mencari donator yang bersedia mensupport seluruh biaya kampanye atau mahar yang akan ia keluarkan saat bertarung nanti. Siapa lagi kalau bukan taipan?

Lalu bagaimana keterlibatan Sudrajat dalam pertemuan tersebut? Jika Anda googling mengenai biografi sang purnawirawan tersebut, maka akan banyak sekali informasi ditemukan bahwa yang bersangkutan ternyata pernah menjabat sebagai Duta Besar China dan Mongolia pada tahun 2005 lalu. Pengalaman sebagai Dubes China pada akhirnya sangat menjelaskan kehadirannya dalam pertemuan tersebut.

Sosok Sudrajat adalah kunci dari semuanya. Pengalaman menjalin hubungan baik dengan para pengusaha sukses dari China menjadikan mantan cagub tersebut sebagai hub alias pusat  yang menghubungkan antara para investor China alias para taipan dengan para penerima pendanaan (funding) di Indonesia. Dalam hal ini adalah cawapres Mahfud MD.

Bagaimana dengan keterlibatan Wahyu Muryadi sebagai mantan orang nomor satu di Majalah Tempo pada pertemuan tersebut? Perlu diketahui juga, menurut berbagai informasi yang berhasil penulis dapatkan, posisi Wahyu adalah sebagai Person In Charge (PIC) di Lembaga Indonesia -- China tersebut. Kedekatannya dengan para taipan di Indonesia memang sudah menjadi rahasia umum.

Apa yang salah dari foto tersebut? Tidak ada!

Tapi apakah ada yang lucu dari foto tersebut? Ya. Sosok Sudrajat yang pada saat kampanye di Pilgub Jabar beberapa waktu lalu sibuk 'berjualan' sosok Prabowo sebagai calon presiden, tapi kini justru berbalik arah mendukung Mahfud MD yang merupakan calon pasangan dari kubu petahana. Penulis masih membayangkan bagaimana dulu ia begitu garang meneriakkan yel-yel #GantiPresiden tapi sekarang? Ah sudahlah.

Rupanya yang asyik-asyik itu hanya terdapat dalam cerita fiksi belaka, karena Asyik yang sesungguhnya kini sibuk berjualan calon pendukung petahana

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel