Begal Semakin Meresahkan Kenapa ?



Begal di ibukota dan pinggirannya semakin meresahkan, bahkan mereka tak segan untuk membunuh sang korban baik di sengaja maupun tidak. Kenapa itu semua terjadi ?



Rusaknya tatanan kehidupan di masyarakat yang menyebabkan demikian, ketika memasuki peradaban modern dengan sistem - sistem yang membuat negeri ini seperti hukum rimba, siapa yang kuat dia yang menang, siapa yang berkuasa dia lah yang kaya, siapa yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin dan lemah pun semakin tak berdaya.

Banyak manusia lupa mereka punya agama yang menganjurkan kebaikan tapi sayang seribu sayang, agama hanyalah menjadi identitas KTP belaka hidup pun jauh dari kasih Tuhan hingga tak jarang manusia menjadi kerdil pemikirannya untuk menyambung beban hidup agar bisa tetap eksis di dunia.

Urusan perut memang mendesak bila ia tidak menikam teman sebangsanya maka ia yang mati, tak jarang mereka melakukan apa saja bahkan hingga membunuh dengan sengaja ataupun tidak, tapi mirisnya banyak korban wanita yang lemah dalam aksi begal nekat di siang bolong. Para begal ini hidupnya memang mirip teroris yang tidak takut mati, tapi yang ia bela bukan idiologi tapi perut sendiri.



Seperti begal yang menembak mati sosok wanita hamil dalam memperebutkan sebuah motor, lalu ada lagi begal Handphone di jalan raya ketika sang korban terjatuh dari ojek online ketika memperebutkan Handphone sang korban. Miris memang tapi itulah fakta yang terjadi, adakalanya pemerintah memberikan perlindungan kepada masyarakatnya caranya bisa secara hukum atau secara kasar untuk menakuti para begal.

Ingat begal juga sebenarnya takut mati tapi terpepet ia pilih mati ketika membegal atau mati ketika tak cukup uang untuk beli makan, terkadang juga kecanduan narkoba, untuk menanggulangi secara hukum pemerintah dengan departemen yang terkait memburu para begal, dan jaringannya.

Untuk secara kasar pemerintah membentuk tim penembak misterius yang menghabisi begal dengan membiarkan mayatnya berada di tengah jalan. Cara ini sukses dan efektif pada zaman Suharto, semua orang takut akan mati para preman dan begal pun ramai-ramai pensiun dini.



Setidaknya ketika kita memikirkan hak asasi kita pikirkan dulu hak si korban yang tak tahu apa-apa lantas dihabisi, dimana suara mereka aktivis HAM mereka diam karena tak ada recehannya namun bila menyangkut korban perang, korban persekusi politik, korban terpidana korupsi lantang suaranya seperti singa yang lapar tidak makan tiga hari. Sudahlah benahi dulu itu sistem yang membuat masyarakat marjinal terjepit, kejahatan tercipta berawal dari kemiskinan bila ada seseorang yang berkuasa, hendaklah membuat keputusan secara cerdas dan cermat. Miskin bisa disubsidi dari Baitul Mal, zakat harta langsung dipotong 2,5% dari para pejabat publik pemerintah merupakan terobosan yang terbaik saat ini dan disalurkan untuk menciptakan UMKM, pengentasan kemiskinan salah satu memutus mata rantai mereka yang menjadi begal.



Bagaimana menurutmu juragan ? Monggo serupuutt dolo



c4punk@2018

Referensi tulisan

http://bit.ly/2m1kzxm

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel