Dua Gelar di Akhir Pekan Ulangi Catatan 10 Tahun Silam

Akhir pekan yang terasa sangat luar biasa untuk para pencinta bulu tangkis di Indonesia. Keberhasilan 10 tahun silam, mampu diulangi pada tahun ini. Indonesia meraih dua gelar di ajang Blibli Indonesia Open 2018.


Credit: PBSI

Pada tahun 2008, Indonesia meraih dua gelar melalui sektor tunggal putra dan ganda putri. Sony Dwi Kuncoro ketika itu berhasil mengalahkan pemain Indonesia lainnya, Simon Santoso. Melalui pertarungan tiga set, Sony menang 19-21, 21-14, dan 21-9.

Gelar kedua pada tahun tersebut diraih oleh Liliyana Natsir, yang ketika itu berpasangan dengan Vita Marissa. Menghadapi pasangan Jepang, Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna. Vita/Liliyana menang dua set langsung, 21-15 dan 21-14.

Liliyana kembali menjadi salah satu pemain yang meraih gelar pada tahun ini. Kali ini Butet –sapaan akrabnya- meraih gelar bersama Tontowi Ahmad di sektor ganda campuran. Menghadapi pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, Owi/Butet menang 21-17 dan 21-8.

Kemenangan ini bukan cuma soal meraih gelar di Blibli Indonesia Open 2018. Keberhasilan naik podium tertinggi kali ini berarti juga kesuksesan Owi/Butet mempertahankan gelar yang mereka raih di ajang yang sama tahun lalu.

Akan tetapi, ada satu hal lain yang benar-benar menjadi perhatian publik usai Tontowi/Liliyana berhasil menjadi juara. Akhirnya mereka mampu juara di Istora! "Akhirnya setelah sekian lama di Istora kami bisa juara," ungkap Tontowi usai laga.


Credit: PBSI

Bukan hal baru memang bagi para pencinta bulu tangkis Indonesia, bahwa Tontowi/Liliyana seolah terkena kutukan Istora. Dipasangkan oleh Richard Mainaky sejak tahun 2010, Owi/Butet selalu gagal naik podium tertinggi ketika berlaga di Istora.

Teranyar, Tontowi/Liliyana harus puas menjadi runner-up pada ajang Indonesia Masters 2018, Februari lalu. Sudah menapak babak final, Owi/Butet harus menyerah dari pasangan Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, 14-21 dan 11-21.

Gelar kedua di Blibli Indonesia Open 2018 datang dari sektor ganda putra. Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya kembali mengharumkan nama Indonesia. Pada partai pucak, mereka menang meyakinkan atas pasangan Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko, 21-13 dan 21-16.

Gelar ini menjadi yang kedua bagi mereka pada BWF World Tour Super 1000 di tahun ini. Sebelumnya, pasangan berjuluk The Minions tersebut mampu merebut gelar All England, Februari lalu. Itu berarti satu gelar lagi, yakni China Open, membuat Marcus/Kevin menyapu bersih turnamen dengan level paling bergengsi tersebut.

Blibli Indonesia Open 2018 menjadi koleksi gelar keempat Marcus/Kevin pada tahun ini. Tiga gelar sebelumnya berhasil mereka raih di ajang Indonesia Master Super 500, India Open Super 500, dan All England Super 1000.

Setelah ini, Marcus/Kevin akan menjalani dua turnamen akbar lainnya. Kejuaraan Dunia dan Asian Games. Sebaga pasangan nomor satu dunia, Kejuaraan Dunia jelas jadi turnamen bergengsi. Begitu juga dengan Asian Games, dimana Marcus/Kevin akan berlaga di depan publik sendiri.


Credit: PBSI

"Sebelum ke Asian Games, kami akan ikut kejuaraan dunia. Kami mau fokus ke apa yang ada di depan dulu. Tentunya Asian Games sangat penting, apalagi kita jadi tuan rumah," kata Kevin.

Dua gelar yang direbut Indonesia pada Blibli Indonesia Open 2018 ini sudah melampaui target yang diusung oleh PBSI. Melalui Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, Indonesia sejatinya hanya membidik satu gelar.

Keberhasilan tersebut jelas menjadi suntikan motivasi yang sangat berarti untuk menatap Asian Games. Semoga Indonesia Raya akan berkumandang di Istora, Agustus mendatang.

*****

Click for another thread

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel