Belajar Mengenal Emosi Melalui Terapi E.R.A.S.E
Pernah merasakan marah atau jengkel terhadap sesuatu yang tak ada habisnya? Atau punya fobia (ketakutan) terhadap hal-hal tertentu?
Konsultasi dengan psikolog atau terapis bisa jadi solusi yang dapat diambil. Cara ini tentunya butuh waktu dan biaya yang tak sedikit. Mengatasi emosi dan persoalan sebenarnya dapat dilakukan seorang diri asalkan kita mau berlatih. Konsep inilah yang coba dikenalkan terapi erase.
Terapi dengan teknik Emotion Release And Awarness Ascension (E.R.A.S.E) menjadi salah satu teknik melepas emosi. Melepas emosi dipercaya mampu melepaskan beban-beban, persoalan, stress bahkan fobia yang menganggu rutinitas. Erase dapat dilakukan seorang diri dengan berbekal langkah-langkah panduan dalam buku Buku E.R.A.S.E Therapy.
Menurut Adi Susanto, CCH dan Anthony Steven Hambali, CCH CT, penulis sekaligus Terapis E.R.A.S.E Mengatakan, teknik E.R.A.S.E awalnya lahir dari sebuah pengamatan terhadap aplikasi teknik pelepasan emosi di Adi W Gunawan Institute of Mind Technology yang dikenal dengan teknik Hypno-EFT.
"Teknik Hypno-EFT adalah pengembangan lebih lanjut dan penyempurnaan dari teknik Emotional Freedom Technique (EFT) yang dikerjakan oleh Gary Craig. Dalam teknik E.R.A.S.E, ada sebagian kecil dari teknik Hypno-EFT yang kami adopsi ke dalamnya," kata Adi.
Dijelaskan Adi, terapi erase seperti mengupas bawang dari sisi luar ke dalam. Analogi mengupas bawang tersebut, seperti membongkar penyebab emosi. "Gangguan, ketakutan, fobia pada dasarnya sesuatu yang mempunyai penyebab. Yang perlu dilakukan adalah menemukan penyebab tersebut, baru kemudian diobati," jelas Adi dalam sebuah wawancara.
Yang sering terjadi adalaj kita lupa atau tidak mengingat dengan jelas sebab emosi tersebut muncul. Entah karena terkubur lama atau kejadian tersebut sangat menyakitkan sehigga memori tersebut tanpa disadari "disembunyikan" sebagai bagian dari pertahanan diri. Tidak masalah bila memori tersebut tidak bermuatan emosi. Namun, bila memori tersebut bermuatan emosi yang intens, akan menjadi masalah besar.
Cara-cara melepas emosi tersebut dapat dipelajari melalui buku ERASE. Buku setebal 169 halaman ini tidak sekedar memberikan pemahaman kepada pembaca tentang emosi, penyebab serta pengaruhnya terhadap kehidupan. "Karena erase adalah terapi yang dapat dilakukan seorang diri, maka perlu sebuah panduan agar pembaca dapat praktik dengan baik. Karena itulah buku ini ada," jelas Adi. Ia berharap buku ini dapat memandu pembaca untuk mengenali masalah dan hal-hal yang membuat pembaca tidak nyaman, sekaligus memberikan jawaban bagi diri pembaca sendiri untuk melepaskan beban masa lalu dengan mempraktekkan teknik E.R.A.S.E agar dapat melangkah maju.