Lagi, Tebakan Einstein Terbukti, Kali Ini Mengenai General Relativity
Monday, July 30, 2018

- Enjoy with :coffee: -

Quote:
Albert Einstein kembali membuktikan kebenaran teorinya. Teori yang belum terbukti di jamannya dan hanya berupa teori dan prediksi kini telah menjadi sebuah fenomena nyata. Teori tersebut adalah teori "General Relativity" yang berhasil diamati dalam sebuah fenomena di pusat galaksi Bima Sakti.
Fenomena tersebut adalah "Gravitional Redshift". Fenomena ini terjadi ketika partikel dari cahaya (proton) ditarik oleh gravitasi yang sangat kuat seperti pada lubang hitam. Ketika partikel cahaya ini berusaha untuk menghindar terjadi perubahan panjang gelombang cahaya, dimana gelombang cahaya ini merenggang menyebabkan spektrum cahayanya bergeser ke warna merah (redshift).
Perenggangan gelombang cahaya ini sendiri terjadi karena partikel dari cahaya (photon) berusaha untuk menghindari tarikkan gravitasi yang sangat kuat dengan meninggkatkan jumlah energi. Di sisi lain ia harus mempertahankan kecepatannya sehingga yang terjadi adalah pergeseran spectrum cahaya.

Pergerakan S2 ketika melewati Lubang Hitam (BBC.com)
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Einstein bahwa cahaya yang mendekati Lubang hitam akan berubah warna menjadi merah.
The Very Large Telescope (VLT) di Cili telah menemukan bukti dari teori Einstein ini ketika mengamati sebuah bintang yang disebut S2. Bintang ini berada di area Sagittarius A (area di pusat Galaksi Bima Sakti dimana terdapat lubang hitam di intinya).
Bintang S2 ini berada sangat dekat dengan lubang hitam di Sagitarius A setiap 16 tahun sekali. Para Astronomers telah mempersiapakan waktu mereka dalam mengamati pergerakan S2, dimana tanggal 19 Mei 2018 adalah waktu dimana S2 berada di titik terdekatnya dengan lubang hitam.
Jarak antara S2 dan lubang hitam saat itu adalah sekitar 120 kali jarak Bumi ke Matahari. Dimana S2 mencapai kecepatan orbital hingga 8.000 km/s. Ini artinya hanya 2,7% dari kecepatan cahaya. Selain itu terjadi pergeseran spektrum cahaya dengan merenggangnya gelombang cahaya pada S2 akibat kuatnya medan gravitasi dari lubang hitam.
Pengamatan dari astronomer ini sesuai dengan teori general relativity yang dijelaskan oleh Albert Einstein dan tidak dijelaskan oleh teori dari ilmuwan jenius lainnya Sir Isaac Newtoon.
"Dalam olahraga, kamu akan mengatakan 1-0 untuk Einstein" kata Frank Eisenhauer, dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics (MPE) di Garching, Jerman.

Para ilmuwan ingin lebih mendalami lubang hitamBBC.com
Penemuan ini sendiri akan membukakan pintu bagi para ilmuwan untuk mempelajari lubang hitam lebih dalam lagi.
Di masa depan menurut Frank Eisenhauer, kita akan lebih banyak melihat dampak dari "general relativity" di pusat galaksi Bima Sakti. Kemungkinan kita juga akan melihat perubahan orbit dari bintang-bintang, cahaya yang bergerak melingkar, dan bahkan kita mungkin akan mampu untuk melihat ruang dan waktu berotasi bersama lubang hitam.
Sedangkan rekannya yang sama-sama dari MPE, Reinhard Genzel, mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk semakin menguatkan teori dari Einstein ini.
Bintang S2 sendiri masih akan terus diamati untuk menemukan fenomena lainnya yang dapat terjadi di tengah pusat galaksi Bima Sakti.
Penelitian ini sendiri telah dipulikasikan dalam jurnal .Astronomy & Astrophysics
Fenomena tersebut adalah "Gravitional Redshift". Fenomena ini terjadi ketika partikel dari cahaya (proton) ditarik oleh gravitasi yang sangat kuat seperti pada lubang hitam. Ketika partikel cahaya ini berusaha untuk menghindar terjadi perubahan panjang gelombang cahaya, dimana gelombang cahaya ini merenggang menyebabkan spektrum cahayanya bergeser ke warna merah (redshift).
Perenggangan gelombang cahaya ini sendiri terjadi karena partikel dari cahaya (photon) berusaha untuk menghindari tarikkan gravitasi yang sangat kuat dengan meninggkatkan jumlah energi. Di sisi lain ia harus mempertahankan kecepatannya sehingga yang terjadi adalah pergeseran spectrum cahaya.

Pergerakan S2 ketika melewati Lubang Hitam (BBC.com)
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Einstein bahwa cahaya yang mendekati Lubang hitam akan berubah warna menjadi merah.
The Very Large Telescope (VLT) di Cili telah menemukan bukti dari teori Einstein ini ketika mengamati sebuah bintang yang disebut S2. Bintang ini berada di area Sagittarius A (area di pusat Galaksi Bima Sakti dimana terdapat lubang hitam di intinya).
Bintang S2 ini berada sangat dekat dengan lubang hitam di Sagitarius A setiap 16 tahun sekali. Para Astronomers telah mempersiapakan waktu mereka dalam mengamati pergerakan S2, dimana tanggal 19 Mei 2018 adalah waktu dimana S2 berada di titik terdekatnya dengan lubang hitam.
Jarak antara S2 dan lubang hitam saat itu adalah sekitar 120 kali jarak Bumi ke Matahari. Dimana S2 mencapai kecepatan orbital hingga 8.000 km/s. Ini artinya hanya 2,7% dari kecepatan cahaya. Selain itu terjadi pergeseran spektrum cahaya dengan merenggangnya gelombang cahaya pada S2 akibat kuatnya medan gravitasi dari lubang hitam.
Pengamatan dari astronomer ini sesuai dengan teori general relativity yang dijelaskan oleh Albert Einstein dan tidak dijelaskan oleh teori dari ilmuwan jenius lainnya Sir Isaac Newtoon.
"Dalam olahraga, kamu akan mengatakan 1-0 untuk Einstein" kata Frank Eisenhauer, dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics (MPE) di Garching, Jerman.

Para ilmuwan ingin lebih mendalami lubang hitamBBC.com
Penemuan ini sendiri akan membukakan pintu bagi para ilmuwan untuk mempelajari lubang hitam lebih dalam lagi.
Di masa depan menurut Frank Eisenhauer, kita akan lebih banyak melihat dampak dari "general relativity" di pusat galaksi Bima Sakti. Kemungkinan kita juga akan melihat perubahan orbit dari bintang-bintang, cahaya yang bergerak melingkar, dan bahkan kita mungkin akan mampu untuk melihat ruang dan waktu berotasi bersama lubang hitam.
Sedangkan rekannya yang sama-sama dari MPE, Reinhard Genzel, mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk semakin menguatkan teori dari Einstein ini.
Bintang S2 sendiri masih akan terus diamati untuk menemukan fenomena lainnya yang dapat terjadi di tengah pusat galaksi Bima Sakti.
Penelitian ini sendiri telah dipulikasikan dalam jurnal .Astronomy & Astrophysics
Well, Kita tunggu aja teori Einstein mana lagi yang akan terbukti :D
Spoiler for Sumber:
Quote:
:D Bacaan lainnya gan.. mungkin tertarik :D
HT_Teleskop Hubble Berhasil Menangkap Bintang Terjauh yang Pernah Terdeteksi_HT
HT_2020 Peta Galaksi Bima Sakti akan Selesai_HT
HT_Galaksi "Hantu", Galaksi Misterius Tanpa Materi Hitam_HT
HT_Astronomer menemukan 12 Bulan baru di Planet Jupiter _HT
HT_Teleskop Hubble Berhasil Menangkap Bintang Terjauh yang Pernah Terdeteksi_HT
HT_2020 Peta Galaksi Bima Sakti akan Selesai_HT
HT_Galaksi "Hantu", Galaksi Misterius Tanpa Materi Hitam_HT
HT_Astronomer menemukan 12 Bulan baru di Planet Jupiter _HT