Ilustrasi: Sepeda onthel dibedakan secara jender. | Sandy Nurdiansyah /Beritagar.id Masuknya sepeda onthel di Indonesia, diduga beriringan dengan masuknya VOC (
Vereenigde Oostindische Compagnie) ke bumi nusantara. Banyaknya populasi sepeda buatan Belanda menjadi indikatornya.
Sepeda onthel, mengalami masa kejayaannya sekitar 1950-1960an. Pada masa itu sepeda ini menjadi salah satu simbol sosial. Pemiliknya pastilah kelas menengah di perkotaan.
Dalam perjalanan waktu, ketika sepeda motor mulai menjadi simbol status baru, sepeda bergeser penggunanya. Di kampung sepeda dijadikan alat angkut untuk membawa barang dagangan seperti sayur, unggas sampai gerabah.
Sedang di kompleks perumahan sepeda sering ditemui sebagai kendaraan para loper koran. Ada juga loper susu segar dalam kemasan botol yang membawa
seombyok botol susu dalam kantung-kantung karung di
top tube sepedanya.
Pengguna sepeda onthel menjadi lebih massal, dari pegawai sampai anak sekolah pun memakainya.
Ciri khas sepeda onthel antara lain berukuran besar dan berbodi kekar, berbahan besi (
chromoly) dengan ban ukuran 28 inchi, dan
single speed (tanpa perpindahan gigi).
Ciri lain, rantai ada penutupnya disebut ketengkas, lampu depan besar dengan sumber enegi dari dinamo yang memanfaatkan putaran ban depan. Standarnya pun khas, berbentuk seperti huruf U, yang letaknya di as belakang.
Sepeda ini dibedakan secara jender. Sepeda laki-laki mimiliki
top tube melintang di atas. Sedang sepeda perempuan
top tube-nya melengkung ke bawah, mengikuti
down tube.
Seiring dengan popularitas gaya hidup bersepeda, sepeda onthel pun banyak dicari orang. Tentu saja dengan kepentingan yang jauh berbeda, yaitu memorabilia, sebagai barang koleksi, ketimbang dipakai untuk keperluan harian.
Pasar khusus sepeda onthel pun muncul di berbagai kota, seperti di Malang, Surabaya, Solo maupun Yogya. Begitu pun pasar suku cadang. Ada yang menyediakan suku cadang replika ada yang menjual suku cadang orisinal.
Sepeda onthel kini berpindah tempat, bila sebelumnya teronggok di gudang atau tumpukan besi bekas, kini sepeda onthel bisa nampang di sudut ruang sebagai ornamen. Bahkan ada yang menyiapkan tempat khusus di ruang tamu agar sepeda onthel dilihat banyak orang.
Sepeda onthel yang menjadi koleksi umumnya masih bisa dikendarai dan lengkap sampai bagian yang terkecil. Mulai dari bel, lampu depan dan belakang, boncengan, sampai ketengkasnya.