Cerita Fiksi Zombie Buatan Anak2 Sidoarjo
Monday, July 9, 2018
Zurvive
Chapter 1 : "First day"
10 juni 2014
06 : 30 wib
KRIINNGGG...!!!!!!!
Bunyi alarm hp ku, memecah keheningan dan lelapnya tidurku. 'Masih pagi', pikirku saat aku masih setengah sadar. Namaku Angga, 21 tahun, aku tinggal di salah satu provinsi di jawa timur, tepatnya sidoarjo.
"Mas, bangun!! Cepet mandi, sarapan!!", teriak adik angkat ku.
"Iya iya, aku udah bangun.. Bentar", jawab ku.
"Udah setengah 7 ini.. Ntar telat lho..", ujar adik angkat ku.
Namanya ayu agnes, 19 tahun, Salah satu dari 5 saudara angkat ku. Meninggal nya ibu ku setahun yang lalu, membuat ayah ku menikah kembali, dan berjalan hingga sekarang. Mungkin setidak nya kesedihan itu telah cukup memudar.
Jam telah menunjukkan pukul 7:00 pagi, setelah mandi aku bergegas untuk pergi bekerja di daerah Sidoarjo kota. Aku bekerja di sebuah instansi, jasa servis elektronik, dan sudah 1 tahun lebih aku bekerja di tempat ini, namun aku berencana untuk membuat usaha sendiri saja di rumah.
Saat di perjalanan, ku lihat sekilas koran hari ini di pinggiran jalan. "Kejadian aneh di rumah sakit", headline utama yang membuatku penasaran. Namun karena aku hampir telat, ku lanjutkan lajurku. Ku jalani pekerjaanku, yang nampak nya hari ini terlihat normal, tidak ada pekerjaan yang terlalu berat, hingga sore pun menjemput. Saat di perjalanan pulang, banyak sekali militer dan polisi yang lalu lalang, 'ah, paling ada pejabat kesini', gumamku. Tak peduli akan hal tersebut, ku lanjutkan lajur motor ku menuju rumah. Setelah sampai, aku langsung masuk, karena memang aku lelah, dan ingin segera mandi.
"....rentetan kejadian aneh sedang terjadi di rumah sakit dr soetomo surabaya, dimana banyak pasien yang mengalami kejang-kejang dan muntah-muntah tanpa sebab yang jelas. Untuk saat ini, semua korban masih dalam penanganan medis.. Dokter dan tim ahli masih meneliti, tentang gejala para pasien ini.. beberapa pihak keluarga pasien berduka akan musibah yang di alami anggota keluarga nya...", suara pembawa berita dari salah satu televisi swasta bergema di ruang tamu.
"Ada apa ya..?", heran bu yuli, ibu angkat ku.
"Bawa apa itu mas??", tanya ayu.
"Oh.. ini gorengan di tempat langganan ku, mumpung belum tutup, mampir beli..", ujar ku memberikan plastik berisi cemilan.
"Itu kata nya rsud sidoarjo juga ada yang kena... Sama semua gejala nya..", ujar ayah ku.
"Lho anak nya pak jum belakang rumah juga sama gejala nya, di bawa ke RSUD Sidoarjo..", tambah bu yuli.
Aku yang cukup lelah, tak begitu menghiraukan obrolan mereka. Setelah makan malam, dan melihat TV bersama keluarga, ku lanjutkan ngobrol dengan adik ku agnes, hingga malam pun semakin larut, dan waktunya untuk memejamkan mata.
Namun beberapa jam kemudian, terdengar suara helikopter yang bergemuruh di atas rumahku. 'Berisik', pikir ku di saat aku sedikit terbangun dari lelap.
"Mas, bangun ini ada berita...!", teriak ayu.
"Duhh... Ada apa sih.. Masih malem gini..", sahut ku.
"Cepet bangun... Ada rame-rame ini lho..", ujar ayu.
Aku yang penasaran langsung menuju ruang tamu. Waktu telah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Terdengar teriakan di luar rumah, juga ledakan, aku yang penasaran, bergegas keluar kamar.
".....di himbau kepada para warga, agar tetap berada di rumah, sampai menunggu pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah, dan di mohon untuk mengunci pagar, pintu, dan jendela anda...", ujar pembawa berita di televisi.
"ada apa ini..?", tanyaku heran.
"Gak tau... Di luar banyak yang teriak, tadi aku lagi dengerin radio, berita nya semua sama kayak di tv ini..", ujar ayu.
"Aku mau keluar.. Lihat ada ap....."
DOOOORRRR...!!! DOORRRR...!!!!
Tiba-tiba terdengar suara senapan api dari luar rumah. Aku dan yang lain bergegas keluar, dan melihat tetangga ku, pak warto, mantan tentara, sedang menembak sesuatu di kejauhan.
"Ada apa pak..? Kok rame-rame..?", tanya ayah ku saat keluar rumah.
"Banyak orang jadi gila dan saling menggigit..", jawab pak warto yang tampak kebingungan.
"Saling menggigit..??", tanya ku heran.
"Mulai jam 11 tadi, ada yang teriak di belakang sana.. Pas saya mau periksa, ternyata ada yang masuk ke kampung, lalu mulai menggigit orang-orang yang sedang jaga malam..",ujar pak warto.
Dari kejauhan, kami pun melihat seseorang sedang di kerumuni, di cabik-cabik, seperti hewan buas yang mendapat mangsa. Adik ku berteriak ketakutan, dan semua berlari masuk ke dalam rumah ku. Tidak mungkin hal ini terjadi di kehidupan nyata, ini hanya terjadi di film yang selalu ku lihat bersama teman-teman.
Keluargaku dan keluarga pak warto bersembunyi di rumahku, sembari memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Televisi kami nyalakan untuk mengetahui kondisi lebih lanjut.
"...saat ini pemerintah setempat masih berupaya menemukan penyebab peristiwa yang menggemparkan ini. Banyak kota-kota yang terkena dampak nya, termasuk kota Jakarta. Juru bicara presiden menyebutkan bahwa, dugaan sementara saat ini adalah kebocoran gas beracun di beberapa titik di pulau jawa, yang menyebabkan kondisi mental dan fisik korban menjadi tak terkendali. Pihak kepolisian dan militer saling membantu bertindak mengamankan mereka yang terinfeksi.. Para ahli kimia dan medis masih mengidentifikasi virus baru yang menyebabkan para manusia berubah menjadi mayat hidup ini. Pemerintah kota Surabaya telah menyiapkan titik-titik evakuasi, untuk selanjut nya di pindahkan ke kota jakarta yang di sinyalir adalah kota teraman saat ini.. Adapun titik evakuasi di surabaya antara lain kapas krampung, kota madya, tugu pahlawan, jalan semarang, terminal joyoboyo, dan pakuwon trade center. Hanya itu saja yang dapat kami informasikan untuk saat ini, di mohon untuk berada di dalam rumah, kunci semua jendela dan pintu, dan persenjatai diri anda masing-masing.. Sekian yang dapat kami laporkan... Kabar selanjut nya akan kami sampaikan satu jam mendatang...", sebuah berita dari televisi lokal di surabaya.
"Mayat hidup..?!!", tanya semua orang heran.
"Apa maksud nya ini.. bukan nya kemarin masih normal, gak ada apa-apa..", ujar ayah ku.
"Kemarin banyak kejadian di beberapa rumah sakit di sini kan.. Mungkin semua berasal dari situ..", sahut pak warto.
"Lalu.. Apa yang menyebabkan itu.. Mereka terkena gejala tanpa sebab..", sahut istri pak warto.
Mereka di ruang tamu, saling berdebat akan hal ini. Aku sendiri masih berpikir, kenapa bisa terjadi, di dunia nyata iki. Aku ambil handphone ku, dan mengirim pesan ke semua teman-teman ku, berharap ada jawaban atas mimpi buruk ini.
Malam pun semakin larut. Teriakan, ledakan, terjadi di luar sana, entah seperti apa keadaan nya. Kami tetap bertahan di dalam rumah, berharap bantuan akan datang. Jam menunjukkan pukul 1 malam, pintu dan jendela kami tutup rapat, agar mereka tak dapat masuk. Tak ada lampu, dan tak ada kegaduhan, kami tidak ingin apapun yang ada di luar mendekat dan masuk ke rumah. Teriakan manusia semakin berkurang, hanya suara para zombie ini yang sedang kelaparan. Saat ini, kami masih bertahan.....