Microsoft Perkenalkan Surface Go, Tablet Pesaing iPad dan MacBook
Thursday, July 12, 2018
https://tekno.kompas.com/read/2018/0...ad-dan-macbook
KOMPAS.com - Microsoft kembali mencoba peruntungan di segmen tablet. Kali ini perusahaan tersebut memperkenalkan Surface Go yang merupakan tablet bersistem operasi Windows 10, lengkap dengan kickstand untuk menopangnya, dan desain mirip Surface Pro. Walau memiliki desain mirip saudara tuanya dari kelas premium, Surface Go ini dibanderol dengan harga lebih terjangkau. Rencananya raksasa software Amerika Serikat itu akan membanderolnya seharga 399 dollar AS atau setara Rp 5,7 juta. Lantaran harganya sebanding dengan iPad, lalu menggunakan OS desktop seperti MacBook, Surface Go disebut-sebut bakal bersaing dengan dua perangkat yang masuk kategori berbeda (tablet dan laptop) di ekosistem Apple itu. Sebagaimana dilansir KompasTekno dari The Verge, Rabu (11/7/2018), Surface Go memiliki layar berukuran 10 inci, dengan aspect ratio 3:2 serta resolusi (1.800 x 1.200 piksel). Pada bagian atas layar ini ada sebuah kamera depan yang bisa dipakai memindai wajah pengguna. Microsoft menyematkan port USB C 3.1 yang bisa dipakai untuk memindahkan data hingga menayangkan video ke perangkat eskternal. Seperti pada MacBook keluaran terbaru, port USB C 3.1 tersebut sekaligus berfungsi untuk mengisi daya tablet. Ada pula Surface Connector yang membuat tablet ini bisa menempel ke docking atau keyboard. Sama dengan Surface Pro, bezel atau bingkai layar pada Surface Go ini cenderung tebal. Meski demikian, bezel tersebut menjadi tempat untuk memegang tablet tanpa menyentuh layar, serta memungkinkan attachment keyboard lebih lebar. Kekurangannya hanyalah tampilan yang terkesan lebih lawas, apalagi bila disandingkan dengan iPad terbaru yang memiliki bezel tipis. Microsoft juga merilis aksesori pelengkap Surface Go, yakni Type Cover yang merupakan casing sekaligus keyboard, stylus Surface Pen untuk menulis, serta Surface Mobile Mouse. Prosesor Intel Pentium Di bagian dalamnya, Surface Go mengusung chipset Intel Pentium Gold 4415Y. Prosesornya merupakan model generasi ke tujuh dan memiliki dua inti CPU. Model ini dipilih karena dinilai seimbang antara kinerja, konsumsi daya dari baterai, serta desain yang tipis dan fanless. Selain itu, pengguna bisa memilih antara membeli tablet ini dengan RAM 4 GB dan memori internal 64 GB seharga 399 dollar AS atau RAM 8 GB dan memori internal 128 GB seharga 549 dollar AS (Rp 7,9 juta). Sistem operasi yang disematkan di Surface Go adalah Windows 10 dalam mode S. Karena itu pengguna hanya bisa mengakses browser Edge serta aplikasi yang ada di Microsoft Store. Tapi sama seperti perangkat lain, pengguna juga bisa beralih ke Windows 10 versi reguler secara gratis jika mereka menginginkannya. Microsoft akan mulai membuka pemesanan pada 10 Juli 2018, dan mengirimkannya ke berbagai negara pada Agustus mendatang. Sementara waktu ini Surface Go hanya tersedia di negara tertentu, seperti AS, Kanada, Perancis, Jerman, Australia dan Selandia Baru. Ada juga rencana untuk meluncurkannya di pasar Asia beberapa pekan mendatang, antara lain di Singapura, Malaysia, Korea, Jepang, serta Hong Kong.
KOMPAS.com - Microsoft kembali mencoba peruntungan di segmen tablet. Kali ini perusahaan tersebut memperkenalkan Surface Go yang merupakan tablet bersistem operasi Windows 10, lengkap dengan kickstand untuk menopangnya, dan desain mirip Surface Pro. Walau memiliki desain mirip saudara tuanya dari kelas premium, Surface Go ini dibanderol dengan harga lebih terjangkau. Rencananya raksasa software Amerika Serikat itu akan membanderolnya seharga 399 dollar AS atau setara Rp 5,7 juta. Lantaran harganya sebanding dengan iPad, lalu menggunakan OS desktop seperti MacBook, Surface Go disebut-sebut bakal bersaing dengan dua perangkat yang masuk kategori berbeda (tablet dan laptop) di ekosistem Apple itu. Sebagaimana dilansir KompasTekno dari The Verge, Rabu (11/7/2018), Surface Go memiliki layar berukuran 10 inci, dengan aspect ratio 3:2 serta resolusi (1.800 x 1.200 piksel). Pada bagian atas layar ini ada sebuah kamera depan yang bisa dipakai memindai wajah pengguna. Microsoft menyematkan port USB C 3.1 yang bisa dipakai untuk memindahkan data hingga menayangkan video ke perangkat eskternal. Seperti pada MacBook keluaran terbaru, port USB C 3.1 tersebut sekaligus berfungsi untuk mengisi daya tablet. Ada pula Surface Connector yang membuat tablet ini bisa menempel ke docking atau keyboard. Sama dengan Surface Pro, bezel atau bingkai layar pada Surface Go ini cenderung tebal. Meski demikian, bezel tersebut menjadi tempat untuk memegang tablet tanpa menyentuh layar, serta memungkinkan attachment keyboard lebih lebar. Kekurangannya hanyalah tampilan yang terkesan lebih lawas, apalagi bila disandingkan dengan iPad terbaru yang memiliki bezel tipis. Microsoft juga merilis aksesori pelengkap Surface Go, yakni Type Cover yang merupakan casing sekaligus keyboard, stylus Surface Pen untuk menulis, serta Surface Mobile Mouse. Prosesor Intel Pentium Di bagian dalamnya, Surface Go mengusung chipset Intel Pentium Gold 4415Y. Prosesornya merupakan model generasi ke tujuh dan memiliki dua inti CPU. Model ini dipilih karena dinilai seimbang antara kinerja, konsumsi daya dari baterai, serta desain yang tipis dan fanless. Selain itu, pengguna bisa memilih antara membeli tablet ini dengan RAM 4 GB dan memori internal 64 GB seharga 399 dollar AS atau RAM 8 GB dan memori internal 128 GB seharga 549 dollar AS (Rp 7,9 juta). Sistem operasi yang disematkan di Surface Go adalah Windows 10 dalam mode S. Karena itu pengguna hanya bisa mengakses browser Edge serta aplikasi yang ada di Microsoft Store. Tapi sama seperti perangkat lain, pengguna juga bisa beralih ke Windows 10 versi reguler secara gratis jika mereka menginginkannya. Microsoft akan mulai membuka pemesanan pada 10 Juli 2018, dan mengirimkannya ke berbagai negara pada Agustus mendatang. Sementara waktu ini Surface Go hanya tersedia di negara tertentu, seperti AS, Kanada, Perancis, Jerman, Australia dan Selandia Baru. Ada juga rencana untuk meluncurkannya di pasar Asia beberapa pekan mendatang, antara lain di Singapura, Malaysia, Korea, Jepang, serta Hong Kong.
