
Ada berita membanggakan dari pemuda indonesia nih gan !
:iloveindonesia
Robot pemadam api bikinan tim robotika Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bakalan ngewakilin indonesia di kontes robot internasional Amerika Serikat loh...
:iloveindonesia
Gak usah banyak cingcong lagi... kenalin aja langsung "Dome" si pemadam
Quote:
Ilustrasi robot | Willyam Bradberry /Shutterstock Robot pemadam api buatan tim robotika Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan mewakili Indonesia di Kontes Robot Internasional Amerika Serikat Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC) tahun 2019 mendatang.
Robot berkaki bernama Dome itu berhasil mengantongi juara I kategori Pemadam Api Indonesia setelah menggungguli 20 tim lainnya pada Kontes Robot Indonesia (KRI) Nasional 2018 yang berlangsung di Sportarium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Selasa (10/7/2018) hingga Jumat (13/7/2018). 
Ketua Tim Robotika UMM, Alfan Achmadillah Fauzi, mengatakan bahwa robot Dome mampu menunjukkan akurasi tinggi dan waktu tercepat dalam membidik titik api dibandingkan pesaingnya.
"Robot Dome UMM berhasil melesat jauh di peringkat pertama dengan total waktu 3.62 (tiga menit 62 detik) meninggalkan dua tim saingan terberatnya, yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)," ujar Alfan di Malang, Jawa Timur, dinukil CNN Indonesia.
Tim asal Kota Malang ini menggunakan teknologi dan strategi inovatif dalam mengembangkan robot Dome untuk mencapai kesuksesannya. Alih-alih memakai air layaknya peserta lain guna memadamkan target api, Alfan dan rekan-rekannya memanfaatkan karbondioksida (Co2) sebagai pengganti.
Selain itu, mereka juga menciptakan robot yang ukurannya lebih kecil dibandingkan milik tim lain sehingga pergerakan robot menjadi lebih cepat dan akurasinya lebih akurat.
"Robot ini sudah kami rakit sejak tahun 2016 silam, untuk itu kami selalu melakukan pembaharuan di setiap komponennya," jelas Alfan dalam rilis UMM
Memang, sebelum meraih prestasi nasional tersebut, Tim robotika yang beranggotakan Rochmansyah, Alfan, dan Ken Dedes Maria Kunthy selaku teknisi, mengaku telah melakukan persiapan mendalam hingga riset khusus.
"Berlatih selama tiga bulan menjadikan kami sangat percaya diri untuk melenggang ke tingkat nasional," kata Rochmansyah.
Terlebih lagi, sambung Alfan kepada Antara, catatan prestasi para pendahulu dari UMM yang juga sukses meraih gelar juara di tingkat internasional menjadi pemantik semangat bagi dirinya dan tim untuk memberi performa maksimal.
Sebelumnya, mengutip Liputan6.com, dua dari tiga robot karya mahasiswa UMM telah mengharumkan nama Indonesia dengan mengantongi gelar juara I dan II pada kontes robot internasional TCFFHRC di Amerika Serikat Tahun 2017.
Tak hanya itu, IDN Times menulis tim Robotika UMM 2017 juga meraih gelar juara poster terbaik untuk tim InaMuh divisi robot berkaki.
Nur Alif, pembina tim robotika UMN yang juga dosen Teknik Elektro, mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan riset untuk robot Dome agar kian prima dan siap berlaga di kontes internasional.
Selain itu, "Langkah ke depan, kami akan merampungkan dua robot lain dari divisi berkaki dan beroda untuk mempersiapkan diri dalam perlombaan di Amerika," pungkasnya.
KRI ke-18 merupakan kompetisi tingkat nasional yang dibagi dalam lima divisi, yakni Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, dan Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI).
Sebanyak 91 tim dari 48 universitas di Indonesia turut berkompetisi di ajang bergengsi tersebut. Mengutip Republika.co.id, WahidinWahab, Dewan Juri KRI 2018 sekaligus pakar robotika dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa KRI memiliki peran dalam mengasah kemampuan sumber daya manusia.
Pasalnya, lanjut dia, robot kompetisi memiliki aspek teknis yang lebih rumit dari robot industri. Alhasil, peserta kompetisi otomatis memahami kemampuan dasar terkait robot industri, termasuk untuk memperbaiki kerusakan.
Selain itu, kendati industri robot skala besar sulit berkembang di Indonesia karena kalah bersaing dengan negara maju, Wahidin optimis robotika sederhana yang lebih berkembang di Indonesia bisa menyasar kalangan siswa sekolah dari SD sampai SMA
Dengan demikian, ujar Wahidin sebagaimana diwartakan Gatra, pendidikan robotika bisa dikenalkan lebih dini sebagai sarana belajar, sekaligus memberi dampak positif pada perkembangan robotika Indonesia.
Semoga dengan masuknya robot indonesia di ajang internasioonal dapat menganggkat dan mengharumkan negara kita ini.
Dan juga semoga kedepannya ilmu tentang robotik bisa di pelajari lebih dini, supaya generasi kegenerasi selanjut robot ciptaan pemuda bangsa semakin berkembang kedepannya
:shakehand2
Maju terus INDONESIA
:iloveindonesia
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini :cystg Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan SUMUR : Beritagar.id