Saking Sulitnya, Orang Akan Menyebut Merek di Banding Nama Aslinya




Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
:nyepi




Berawal dari sebuah program sosial di televisi yang memberikan sejumlah uang kepada orang yang di anggap kurang mampu. Uang tersebut wajib habis di belanjakan pada batas waktu yang telah di tentukan. Pada saat berbelanja, seorang time keeper akan mendampingi sekaligus mengarahkan barang apa saja yang akan di beli. Pada saat itu, sang bapak (orang yang mendapat uang) mengatakan kepada time keeper akan membeli Pampers untuk anaknya.

Bukannya membenarkan, sang time keeper justru mengulang kata "Pampers" yang sebelumnya di sebut si bapak. Oh, mungkin Pampers salah satu sponsor acara ini, makanya di sebut berulang - ulang, pikir saya kala itu. Tapi saat si bapak tiba di toko dan mengatakan kepada penjual toko akan membeli "Pampers", pelayan toko justru menawarkan merk lain dan si bapak tetap membeli barang dengan merek tersebut. Berarti kesimpulan saya bahwa Pampers jadi salah satu sponsor acara tersebut, salah dong.

Itulah sekelumit cerita tentang penggunaan sebuah merek generik di Indonesia. Apa itu merek generik? Jika di artikan secara bebas, merek generik bisa di artikan sebuah merek yang pertama kali ada dan di gunakan oleh banyak orang sehingga orang justru akan menyebut produk dengan nama merek tersebut. Untuk beberapa produk, bahkan orang tidak tahu nama asli dari barang tersebut.


Stabillo.


Untuk menandai hal yang penting di dokumen, biasanya kita menggunakan produk yang satu ini. Sebagian besar orang menyebut produk ini dengan stabillo, emang nama asli produknya apa sih? Asal di ketahui sih, nama produk untuk produk ini adalah spidol highlight. Susah ya?


Toa.


Salah satu peralatan wajib yang harus di bawa saat berdemo adalah "Toa". Ya, dengan " Toa" kita bisa menyampaikan aspirasi kita tanpa harus berteriak - teriak. Padahal nama "Toa" adalah merk bukan nama barang. Nama barang yang benar adalah megaphone.


Tipe - eX


A :"Bang, pinjem correction pen-nya dong.."
B : "Apaan..?"
A : "Itu, yang di meja abang.."
B : "Halah, tipe -eX ta...? Ribet amat bilang tipe -eX doang.."

Ya, lidah orang Indonesia udah biasa menyebut si correction pen ini dengan sebutan "tipe -eX".


Termos.


Jika di tanya, apa nama untuk barang di atas? Serempak kita pasti akan menjawab "termos". Padahal "thermos" adalah salah satu merek "termos" asal Amerika Serikat. Nama asli untuk barang tersebut adalah vacuum flask. Susah bener yak?


Pampers.


Seperti pada kasus di televisi yang di sampaikan di awal, meski "Pampers" adalah nama merek, tapi masih banyak orang yang menyebutnya seolah ini bukan sebuah merek. Televisi yang biasanya sensitif dengan penyebutan merek dan menyensornya pun, pada kasus ini tidak di sensor. Padahal nama produk ini sebenarnya adalah diapers.



Jika berbicara mengenai merek generik, masih banyak lagi merek - merek yabg sering kita sebut meski sebenarnya kita tahu nama sebenarnya dari produk tersebut. Sebut saja Indomie untuk mie instan, Aqua untuk air mineral, Sanyo untuk pompa air, Softex untuk pembalut, Chiki untuk makan ringan, Pylox untuk cat semprot, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi berbeda dengan kasus yang di sebutkan sebelumnya, di mana orang hampir tidak tahu nama sebenarnya, sehingga justru lebih banyak menyebut merek sebagai nama produk.





Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini dan Ini
Sumur Gambar : Om Google




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel