Sebagai Orang Tua, Wajib Hukumnya Menyadari Dampak Negatif Komunikasi Siber
Monday, July 23, 2018
Berkembangnya teknologi internet, media sosial, media online, dan adanya kebebasan berpendapat di negara ini (UU No. 40 tahun 1999), maka tidak sulit untuk mendapatkan berita ataupun informasi yang bersifat saling menjatuhkan Gan. Terutama bila sedang ada perang kepentingan, baik yang bersifat umum maupun personal. Ada yang bertujuan menciptakan kerugian finansial, mengganggu keamanan dalam negri, bahkan ada juga yang bermaksud memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
:takut
:takut
The Cartoonist Group
Quote:
Untuk mengantisipasi agar hal serupa tidak dilakukan dan menimpa anak–anak TNI Angkatan Udara, khususnya keluarga besar PIA Ardhya Garini Cabang 6/G.IV Satuan Bravo 90 Paskhas di Bogor, ibu Ida Nana, selaku Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 6/G.IV Satuan Bravo 90 Paskhas, mengundang Dr. Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan, S.Sos, M.T, untuk memberikan ceramah tentang etika komunikasi siber dan pengaruhnya pada komunikasi keluarga. Menurut ibu Ida Nana, ceramah ini penting bagi istri Satuan Bravo 90 Paskhas. Selain sebagai bekal agar dapat berkomunikasi dan memberikan pencerahan bagi anak-anak maupun anggota keluarga lainnya, juga sebagai cara untuk menjaring perkembangan informasi dan pengetahuan yang mungkin sudah terlewatkan.
Ceramah berdurasi dua setengah jam dalam rangka pertemuan Badan Koordinasi Cabang Bogor tersebut, dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Juli 2018, dan cukup berhasil serta mengundang banyak perhatian. Ada sekitar 250 peserta yang hadir. Selain dihadiri oleh semua anggota PIA Ardhya Garini Cabang 6/G.IV Satuan Bravo 90 Paskhas, juga dihadiri oleh Ketua PIA Ardhya Garini BAKORCAB Bogor, serta Ketua dan anggota PIA Ardhya Garini Cabang 6/G.II WINGDIKUM Bogor, berikut Wakil Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 3/D.I Lanud Atang Sendjaja beserta jajaran pengurusnya, dan para Ketua Ketua PIA Ardhya Garini Ranting serta Anak Ranting di jajaran BAKORCAB Bogor.
Dalam ceramah tersebut, Rossa tidak hanya menjelaskan tentang etika komunikasi siber saja, tetapi juga tentang teknik komunikasi terhadap anak, agar tidak kecanduan game ataupun gadget. Salah satunya dengan aktif mengajak anak bermain, dengan permainan yang membuat anak merasa lebih penasaran dan tertantang. Mulai dari bermain bola sampai mengajak anak belajar memasak dengan menggunakan pisau dan api sungguhan misalnya.
Menurut Rossa, ketika anak ditantang menggunakan pisau untuk mengupas kentang ataupun memotong wortel dalam berbagai macam bentuk secara rapi, dapat membuat anak asik dan tidak ingat gatget ataupun game. Apalagi bila kegiatan tersebut dilakukan bersama orang tua dan dalam suasana yang menyenangkan, seperti sambil bernyanyi misalnya.
Selain itu tidak lupa Rossa juga menekankan, bukan hanya butuh kerjasama yang baik saja antara suami dan istri dalam mendidik anak, tetapi juga butuh komitmen agar orang tua dapat menjadi contoh yang baik bagi anak. Misalnya saat berkumpul bersama anak, orang tua juga harus bisa tidak asik sendiri bermain telepon pintar (HP) ataupun game. Artinya, semua orang tua harus mampu jadi contoh yang baik bagi anak, bukan hanya sekedar bicara saja. (RHP)