Siapa Sih Sosok yang Nyelonong Masuk di Laga Final Piala Dunia 2018?



Kalo kemarin nonton pertandingan final Piala Dunia 2018 antara Perancis vs. Kroasia pasti kalian lihat ada beberapa penyusup yang berhasil masuk ke lapangan pertandingan dan membuat pertandingan berhenti beberapa saat.

Penyusup yang terdiri dari 4 orang yang memakai seragam hitam-putih ini langsung diringkus aparat petugas keamanan stadion setelah nyenolong masuk di tengah-tengah pertandingan yang saat itu memasuki menit ke-52.

Mereka masuk dan menghampiri beberapa pemain, salah satunya Kylian Mbappe yang malah memberi tos "high five" pada salah satu penyusup perempuan yang menghampirinya.

:perancis :menang :kroasia



Usut punya usut, ternyata salah satu dari 4 orang penyusup tersebut diketahui adalah Olga Kurachyova, yang merupakan anggota band punk, Pussy Riot.

Pussy Riot adalah band punk asal Moskow, Rusia yang dibentuk pada tahun 2011. Lagu-lagu mereka sering menyuarakan isu-isu feminis. Mereka juga dikenal di Rusia sebagai grup band punk-rock yang kerap kali beraksi sebagai aktivis untuk memprotes kebijakan pemerintah Rusia.



Kelompok aktivis anti-Kremlin ini mengklaim bertanggung jawab atas kejadian beberapa orang yang masuk dan berlarian di lapangan selama pertandingan final Piala Dunia antara Perancis vs. Kroasia pada hari Minggu kemarin.

Melalui postingan Instagram grup mereka, mereka juga menuntut beberapa hal kepada pemerintahan Putin, diantaranya:

1. Bebaskan tahanan politik
2. Jangan menjebloskan orang seenaknya.
3. Hentikan penangkapan ilegal atas para demostran
4. Biarkan ada persaingan politik yang sehat di negara ini.
5. Jangan membuat tuduhan kriminal dan jangan memasukan orang ke penjara tanpa alasan.
6. Ganti polisi yang kotor menjadi polisi yang bersih.








Debut Pussy Riot pertama kali adalah mengadakan konser di stasiun Metro Moskow pada 2012 dan menyanyikan sejumlah lagu karangan mereka yang berisi kritikan kepada Pemerintah Rusia.

Pussy Riot cepat terkenal di internet karena sering melakukan aksi protes yang provokatif dan ilegal, salah satunya adalah protes dengan pertunjukan hubungan seks di depan umum di Museum Biologi Moskow pada 20 Juli 2012. Aksi tersebut bahkan dibuat film dan diunggah ke internet.

Lagu-lagu mereka juga tak pernah jauh dari isu feminis, hak-hak masyarakat tertindas, serta berani terang-terangan mengkritik kebijakan Presiden Vladimir Putin yang mereka sebut sebagai seorang diktator.





Karena aksi mereka sering viral di internet, beberapa anggota Pussy Riot sudah ada yang ditangkap dan dipenjara karena berpartisipasi dalam aksi protes terhadap kebijakan politik di Rusia. Penangkapan para anggota Pussy Riot justru malah menarik simpati netizen yang mulai mendukung aksi mereka.
:nyantai


Refereansi:
HuffPost . Instagram

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel