Tik Tok | Keeksisan Generasi Jaman Now, dan Keresahan Generasi X

Apa yang viral di warganet akhir-akhir ini? yap Tik Tok dan kaum pemujanya. Sebenarnya saya tidak ada masalah sama sekali dengan aplikasi satu ini. Saya pun tidak begitu memperhatikannya, saya hanya mengetahui tik tok sebagai satu aplikasi dimana seorang dapat mengekspresikan dirinya dalam bentuk video sehingga kelihatan lucu. Tik tok menjadi media bagi sebagian orang yang haus akan keeksisan. Namun akhir-akhir ini saya resah melihat kehebohan yang ditontonkan di youtube.

Ketika kaum youtube ramai-ramai memviralkan bocah bocah generasi jaman now yang namanya terkenal di kalangan tik tokers. Sekilas yang saya tahu bahwa bocah-bocah kemudian melakukan jumpa fans dengan diatur oleh event organizer khusus. Sehingga untuk bertemu dengan artis tiktokers itu para fans harus membayar sekian ratus ribu untuk bisa melihat mereka secara live.


Saya tidak sampai pikir setelah melihat video itu, saya bertanya tanya kepada diri saya, siapa sih mereka itu? Dan prestasi apa yang dia dapatkan?

Setelah saya mengetahui bahwa mereka hanyalah orang-orang yang aktif di aplikasi Tik Tok, saya pun rasa geli sendiri. Kok banyak juga orang yang menjadi Fans mereka, rela membayar tiket hanya untuk bertemu para bocah gak jelas itu.

Nah sekarang, mari coba kita kilas balik dulu. Apa kamu ingat teletubbies, yap boneka yang menjadi tanda tanya di kepala saya, seberapa besar boneka itu, apakah sama seperti anak-anak atau kah setinggi orang dewasa?

Suatu hari pada waktu saya masih umur smp. Pada waktu itu di kampung saya teletubies melakukan jumpa fans. Yap jumpa fans. Semua warga kampung saya dihebohkan akan kedatangan boneka teletubbies. Saya ingat persis waktu itu, sebab saya turut diajak orang tua untuk melihat teletubies, meskipun itu adalah permintaan adik saya yang masih kecil. Saya pun menemani. Untuk bisa melihat boneka teletubies itu kita harus membayar tiket masuk ke permandian kolam renang satu satunya di kampung saya.

Betapa kagetnya yang saya lihat teletubies itu boneka besar, seukuran orang dewasa. Waktu itu umur saya smp. Saya kira dia itu boneka kecil yang seukuran anak kecil, yang bisa dipeluk-peluk. Hhahah.. Kemudian saya pun berhenti menikmati pertunjukannya, yang hanya berdiri di atas panggung sambil joget tidak jelas. :cd

Selain terkejut melihat artisnya, saya juga terkejut melihat antusias orang yang datang tidak cuma anak-anak, ternyata orang dewasa juga banyak. Waktu itu yang pakai hp di kampung saya masih sebatas hape dengan nada polifonik, bukan smartphone, bahkan hape berkamera pun masih belum ada.

Teletubbies tidak terkenal karena eksis, mereka murni punya fans sendiri. Beda jaman. Bagaimana jika saat itu ada aplikasi tik tok yah?

Akhirnya saya pikir jika waktu itu tik tok sudah ada, apa jadinya ya. Artis boneka saja rame-rame warga kampug datang lihat, tapi tidak sampai memuja sih. Bagaimana kalau orang asli yah.. Kampung kan masih bersih dari hal-hal seperti itu, masih konservatif, masih tau mana yang baik dan mana yang tidak masuk akal.

Kalau saja waktu itu sudah ada tik tok, entah apa jadinya saya sekarang, adik-adik saya, teman-teman saya..

Keputusan pemerintah memblokir aplikasi tik tok saya dukung seratus persen, mending adik-adik punya hobi lain saja deh. Bukan iri sama mereka yang bisa dapat fans, terkenal dengan begitu singkat, tetapi alangkah hebat jika adik-adik itu memiliki prestasi yang baik di bidang akademik. Apalah artinya memiliki fans di dunia maya, lebih baik punya fans di antara guru, teman-teman sekolah dan lingkungan yang lebih positif.

Pembuat aplikasi tiktok mungkin tidak memikirkan dampaknya sampai disini, ataukah para pengguna tik tok di Indonesia yang masih terlalu dini, dan memimpikan keeksisan yang instant. Mungkin si pembuat aplikasi hanya memikirkan bahwa dengan membuat video lucu orang bisa membagikan ke jejaring sosialnya, ke teman-temannya saja, dan ditanggapi secara biasa-biasa saja.

Saya tidak bermasalah sama sekali dengan para kaum tiktokers dan pemujanya, saya juga kadang terhibur jika mendapat kiriman video atau tag video tik tok dari teman saya yang menampilkan ekspresi lucu di video itu. Tik tok memberikan warna di dunia hiburan khususnya di kalangan netizen.

Besok-besok kalau sudah terkenal terus mau jumpa fans mungkin bisa dilakukan yang biasa-biasa saja, tentukan tempat dan waktu, secara free saja, tidak usahlah mematok harga. Aaa.. Ini nih yang bikin saya dan beberapa generasi x lainnya menjadi resah..

Cerita tentang teletubies di atas sebagai pembanding saja betapa menjadi orang terkenal begitu cepat hanya menjadi sesuatu yang sementara saja. :shakehand2

sumber :: sebuah artikel blog

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel