Tik Tok melesat, Tik Tok dicegat
Wednesday, July 4, 2018
Aplikasi Tik-tok ga cumannyerang bocah labil aja gan
Ni apliaksi menjamur banget ampe-ampe Pak Ridwan Kamil juga kena hibasnya gegara ciut seputar Tik-Tok di Tweeter
:wakaka
Untung aja ni aplikasi ga jelas udah di blokir pemerintah. Simak aja dehgan selengkapnya di mari :o
Quote:
Aplikasi Tik Tok tampak di App Store (4/7/2018). Kominfo, Selasa (3/7), memblokir aplikasi tersebut karena melanggar berbagai aturan. | Sandy Pramuji /Beritagar.id
Beberapa hari lalu, unggahan foto di akun Instagram resmi Ridwan Kamil (@ridwankamil), calon gubernur Jawa Barat, dihujani komentar bernada mengecam. Sang Wali Kota Bandung itu menampilkan foto bersama seorang anak bertuliskan, "Foto sama Pak Ridwan Kamil saja gratis, masa sama Bowo bayar 80k (Rp80.000, red.)".
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan, menulis kapsi, "Iya de, tenang dengan saya mahgratis."
Tak berapa lama, komentar bernada menghujat masuk dalam unggahan tersebut. Rupanya para komentator, tanpa memverifikasi lebih dulu, menganggap Bowo yang dimaksud adalah Ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Pada unggahan berikutnya, Ridwan, yang menurut hasil hitung cepat beberapa lembaga survei mendapat suara terbanyak pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018, mengklarifikasi unggahan sebelumnya.
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan, menulis kapsi, "Iya de, tenang dengan saya mahgratis."
Tak berapa lama, komentar bernada menghujat masuk dalam unggahan tersebut. Rupanya para komentator, tanpa memverifikasi lebih dulu, menganggap Bowo yang dimaksud adalah Ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Pada unggahan berikutnya, Ridwan, yang menurut hasil hitung cepat beberapa lembaga survei mendapat suara terbanyak pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018, mengklarifikasi unggahan sebelumnya.
Bowo yang dimaksud Kang Emil adalah Prabowo Mundardo, seorang pemuda berusia 13 tahun yang namanya saat ini tengah melejit berkat unggahan video-video singkatnya dalam aplikasi media sosial bernama Tik Tok.
Saking terkenalnya, mengutip IDNTimes, lelaki bernama populer Bowo Alpenliebe itu memasang harga antara Rp80.000-Rp100.000 untuk tiket masuk dalam acara meet and greet, alias temu penggemar dengannya.
Tik Tok saat ini memang tengah populer di dunia, tidak hanya di Indonesia. Melalui aplikasi ini pemilik akun dapat menayangkan video pendek berdurasi antara 15 detik hingga semenit. Mirip YouTube hanya lebih singkat dan sederhana.
Video tersebut bisa berbentuk apa saja, termasuk lip-sync yang mengangkat Bowo Alpenliebe jadi setenar artis.
Pengembang aplikasi ini adalah salah satu raksasa internet Tiongkok, Bytedance, yang menurut data Fortune (8/1/2018) telah menanamkan modal 3,11 miliar dolar AS (Rp44,65 triliun) dalam bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk media dan berita.
Di Tiongkok, Tik Tok dikenal dengan nama Douyin. Bytedance meluncurkan platform video dan jaringan sosial tersebut pada September 2016. Ia bisa digunakan pada sistem operasi Android dan Apple iOS.
Kehadiran Tik Tok sepertinya tepat waktu, saat swafoto dan berbagi video, juga menontonnya, menjadi aktivitas yang populer di berbagai belahan dunia. Ia pun langsung melejit.
Pada kuartal pertama 2018 saja, mengutip Business Insider, Tik Tok diunduh lebih dari 45,8 juta kali oleh pengguna gawai Apple dan menjadi aplikasi nomor 1 di App Store. Ia juga masuk lima besar aplikasi terpopuler di Google Play.
Dalam enam bulan awal 2018, dikabarkan Technode, pengguna harian aplikasi tersebut naik hampir empat kali lipat, dari 40 juta menjadi 150 juta orang.
Warga Tiongkok rata-rata menghabiskan waktu 20,5 menit sehari untuk scrollingvideo-video yang tayang di Tik Tok. Jika satu video rata-rata berdurasi 15 detik, berarti ada 82 video yang mereka saksikan setiap hari.
Bytedance sampai harus memasang fitur pengingat pada aplikasi tersebut agar pengguna tak menghabiskan waktu terlalu lama bermain Tik Tok.
Kepopuleran Tik Tok (Douyin) membantu mengangkat valuasi Bytedance, perusahaan yang didirikan Zhang Yiming pada 2012, menjadi 30 miliar dolar AS.
Kurang lindungi pengguna, diblokir di Indonesia
Namun ada satu kekurangan pada aplikasi tersebut yang kemudian diprotes banyak pengguna, yaitu kurangnya perlindungan terhadap privasi pengguna, terutama anak-anak.
Dalam hal perlindungan pada pengguna itu, Tik Tok jauh tertinggal dibandingkan pesaingnya, Facebook dan Instagram, menurut konselor Hong Kong Information Technology Federation Eric Fan Kin-man kepada South China Morning Post.
"Ia sepertinya tidak memiliki penyaringan pengguna anak di bawah umur karena delapan dari 10 video yang saya lihat jelas menunjukkan mereka adalah anak-anak," kata Eric.
Padahal dalam perjanjian layanan Tik Tok tertera bahwa aplikasi tersebut hanya boleh digunakan mereka yang berusia 16 tahun ke atas. Juga dinyatakan bahwa perusahaan akan menghapus akun jika melanggar ketentuan tersebut.
Dalam investigasinya, South China Morning Post menemukan bahwa aplikasi itu banyak digunakan pria dewasa untuk mengintai para remaja, terutama remaja putri.
Kekhawatiran tereksposnya pengguna di bawah umur dan konten yang tak disensor tersebut juga dirasakan oleh pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, sejak Selasa (3/7) siang, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memutuskan untuk memblokir aplikasi tersebut.
"Banyak kontennya yang negatif, terutama bagi anak-anak," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (3/6). "Ada yang tidak senonoh, tidak mendidik, pokoknya tidak pantas untuk anak-anak."
Dalam sebulan terakhir, Kominfo telah menerima 2.853 laporan dari masyarakat yang mengeluhkan soal konten dalam aplikasi tersebut.
Beberapa petisi online yang meminta dukungan masyarakat untuk melarang peredaran Tik Tok di Indonesia juga beredar. Termasuk di Change.org yang hingga Rabu (4/7) sudah mendapat lebih dari 142 ribu tanda tangan.
Menurut Semuel Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, kepada BBC, Kominfo telah mengirimkan surat kepada Tik Tok untuk meminta penjelasan, tapi tak berbalas.
"Sebagai aplikasi media sosial yang user generated, [Tik Tok] seharusnya punya mekanisme bagaimana membuat standar konten dan bagaimana mencegah dan menyelesaikan apabila ada konten yang melanggar undang-undang kita," kata Semuel.
Kominfo memang proaktif memblokir situs-situs dan aplikasi yang dianggap mengandung konten negatif, terutama terkait pornografi, terorisme, dan melanggar norma masyarakat.
Menurut data Kominfo, hingga akhir 2017, ada 780,9 ribu situs web yang mereka blokir karena beragam pelanggaran.
Sama seperti pemblokiran beberapa situs dan aplikasi sebelumnya, termasuk Telegram dan Giphy, Rudiantara dan Semuel menyatakan bahwa pemblokiran Tik Tok ini bisa hanya berlaku sementara. Blokir akan dibuka jika pengembang aplikasi tersebut mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia.
"Pemblokiran bersifat sementara sampai ada perbaikan dan pembersihan konten-konten ilegal dari pihak Tik Tok," pungkas Semuel Abrijani.
"Pemblokiran bersifat sementara sampai ada perbaikan dan pembersihan konten-konten ilegal dari pihak Tik Tok," pungkas Semuel Abrijani.
Ternyata gak cuma merugikan banyak orang, alasan diblokirnya nih aplikasi banyak juga yah gan.
:batabig
Ngomong ngomong Agan jangan-jangan pengguna Tik-tok juga kali ya gan wkwkwkwkk
:wkwkwk
Quote:
Quote:
