Varane dan Citra Elegan Bek Modern
Friday, July 20, 2018
Selabrasi Varane (Sqawka.com)
"The defender so good, he didn't even need to tackle If I have to make a tackle then I have already made a mistake."
- Paolo Maldini
Kalimat di atas adalah salah satu pernyataan yang keluar dari salah satu pemain belakang terbaik yang pernah dihasilkan oleh dunia sepak bola. Sepanjang kariernya, jika dikomparasikan dalam aspek statistik, seorang Maldini melayangkan 0.55 tekel per pertandingan.
Sebuah hal yang bersifat anomali dari diri seorang bek yang pada masa eksisnya berhadapan dengan nama-nama beken penyerang dan gelandang serang seperti Maradona, Ronaldo, Del Piero, Zidane, atau Roberto Bagio.
Hal yang tampak pada Maldini dalam beberapa musim hadir saat Sergio Ramos muncul. Namun bila dibandingkan Maldini, Sergio Ramos ada dalam gerbong berbeda sebagai seorang bek tengah. Meskipun mengawali karier sebagai bek sayap dan menjadi mapan menjadi bek tengah, kualitas keduanya sebagai bek tengah sangat berbeda satu dengan yang lain.
Ramos dengan kekuatan, kecepatan, dan body balance selalu dikenal dengan pendekatan yang trengginas dan tercenderung kotor dan kasar dalam melakukan tugasnya. Maldini lebih pada pendekatan membaca permainan dan juga determinasi secara konstan guna menekan lawannya.
Namun, jika ingin melihat bagaimana performa luar biasa seorang bek tengah yang seperti bahkan mendekati seorang Maldini, lihatlah seorang Raphael Varane. Pria yang menimba ilmu sepak bola di akademi Lens ini menjadi gambaran bagaimana seorang bek tengah modern beraksi di lapangan.
Tinggalkan citra trengginas ala Vidic atau brutal ala Ramos, aksi Varane adalah sebuah gabungan citra luar biasa seorang bek dengan kemampuan teknik tinggi dan taktik jempolan.
Sejak masa muda, Varane sudah dianggap akan menjadi bintang besar di ranah sepak bola akan kemampuan kelas veterannya di lini belakang, meskipun masih berusia muda. The Guardian bahkan menempatkan Raphael Varane sebagai pemain paling menjanjikan alias wonderkid untuk istilah FM. Eric Assoudian, pelatih tim muda di Lens, memuji penampilan Varane sejak berada di tim utama Lens meskipun sejak usia muda,
"Dia adalah pemain kelas satu yang memiliki dua kualitas istimewa dalam bidang penguasaan taktik dan atribut teknik sebagai bek tengah." Ujar Eric.
Lain hal dengan Leobouf, bek tengah Prancis pada Piala Dunia 1998,
"Kedatangannnya di Real Madrid selalu mengingatkan beberapa orang akan Fernando Hierro, namun mereka salah karena Varane lebih cepat, kuat, dan memiliki pendekatan taktik yang berbeda dengan Hierro."Ujar mantan punggawa Chelsea tersebut .
Senada dengan Lebouf, mantan bek tengah Real Madrid dan Spanyol yang sempat mementori Varane di Real Madrid, Aitor Karanka, mengatakan bahwa kekuatan fisik dan kekuatan bahu Varane adalah salah satu hal unik dari Varane.
Tidak salah bila seorang Zidane merekomendasikan board Real Madrid untuk mendatangkan pemain yang sudah memiliki 1 anak, Ruben, buah cintanya dengan Camille Tytgat. Semua orang tahu dan tercatat dalam hall of fame Real Madrid akan kucuran gelar kala Zidane bekerja sama dengan anak yang ia rekomendasikan untuk didatangkan ke Real Madrid.
Kisah ini juga memiliki sebuah sisi lain bagi Sir Alex Ferguson yang mengaku kecolongan saat Zidane berhasil membawa pria muda Prancis itu ke Real Madrid.
"Sampai sekarang saya tidak mengerti bagaimana Zidane membawa anak yang sudah saya pikir akan jadi bagian skuad MU pada musim itu."
Kiprah kelas wahid Varane dalam helatan Piala Dunia 2018 merupakan puncak luar biasa dari konsistensinya dalam kancah sepak bola dunia. Setelah mencatatkan prestasi luar biasa bersama Real Madrid dengan berbagai gelar termasuk 4 gelar UCL, pada usia 25 tahun mampu merengkuh gelar Piala Dunia dengan performa apik luar biasa.
Hal ini bukan tanpa usaha dan kerja keras, karena pada dasarnya setelah cedera achiless ringan dan juga cedera kunci paha yang merupakan cedera kambuhan bagi dirinya, performa Varane kadang angin-anginan. Namun, hal itu tidak menghalangi kualitasnya menembus jajaran sebagai bek terbaik dunia dari Prancis bersanding bersama Blanc atau Thuram. Dan tidak butuh waktu lama, ia akan sejajar dengan Cannavaro, Backenbauer, Ramos, Maldini, atau Passarella, sebagai seorang bek kelas dunia.
Sistem Permainan
Performa luar biasa Varane terbantu akan sistem permainan Prancis yang diterapkan oleh Deschamps. Hadirnya Ngolo Kante merupakan salah satu aspek krusial yang membantu Prancis dan Varane menunjukkan performa luar biasa. Meskipun tidak memiliki gelandang kreatif dalam diri Pogba seperti yang publik harapkan, namun komposisi yang tepat mampu membuat Prancis menjadi kampiun Piala Dunia 2018, seolah membalas kegagalan pada Euro 2016 yang dihelat di negara sendiri.
Statistik Varane tidak semenonjol Umtiti atau Lovren dalam atribut dasar seorang bek tengah yang dicatat oleh data statistik. Tercatat dalam gelaran Piala Dunia 2018, seorang Varane hanya mencatatkan lebih banyak statistik areal duel dan clereance. Mungkin banyak orang mengatakan hal-hal yang seharusnya Varane tunjukkan sebagai bek tengah terbantu karena adanya Kante di lini tengah.
Ya memang demikian, namun jika melihat heatmaps seorang Kante, kebanyakan Kante beroperasi di sisi bagian Umtiti dan Matuidi, sedangkan Varane "hanya" di-cover oleh Pogba. Kendati demikian, tidak ada kecanggungan bagi Varane untuk bertindak cerdas dalam melindungi 2 area yang harus ia tanggung jawabi, mengingat Pogba dalam gelaran Piala Dunia 2018 ini tidak seperti yang diharapkan, tetapi saya akui bahwa aspek movement Pogba juga memengaruhi jalannya pertandingan.
Berikut catatan statistik Varane dalam aspek bertahan sampai pada partai puncak Piala Dunia 2018.
[ltr]Melihat statistik di atas, wajar dan diakui bila orang-orang yang pernah bekerja sama dengan Varane tidak salah menilai ia pemain belakang yang cerdas. Taktik dan teknik bermainnya yang mengutamakan pendekatan kecerdasan, meskipun secara fisik dan kecepatan mumpuni layak diacungi jempol sebagai seorang bek tengah yang kokoh dan keras. [/ltr]
[ltr]Dalam duel area, clereance, dan blocking adalah bukti sahih betapa kecerdasan dan kematangan pengambilan keputusan dari seorang Varane sudah dapat disejajarkan dengan para pemain yang dilabeli vateran (jam terbang tinggi). Bukan dia tidak mampu dan mumpuni dalam melakukan tackling. [/ltr]
[ltr]Jika mengikuti karier dan performa Varane dalam bermain, kemampuan Varane dalam melakukan tekel juga berada dalam jajaran level tinggi dan akurasinya sangat bersih.[/ltr]
[ltr]Melihat statistik di atas, wajar dan diakui bila orang-orang yang pernah bekerja sama dengan Varane tidak salah menilai ia pemain belakang yang cerdas. Taktik dan teknik bermainnya yang mengutamakan pendekatan kecerdasan, meskipun secara fisik dan kecepatan mumpuni layak diacungi jempol sebagai seorang bek tengah yang kokoh dan keras.
Dalam duel area, clereance, dan blocking adalah bukti sahih betapa kecerdasan dan kematangan pengambilan keputusan dari seorang Varane sudah dapat disejajarkan dengan para pemain yang dilabeli vateran (jam terbang tinggi). Bukan dia tidak mampu dan mumpuni dalam melakukan tackling.
Jika mengikuti karier dan performa Varane dalam bermain, kemampuan Varane dalam melakukan tekel juga berada dalam jajaran level tinggi dan akurasinya sangat bersih.
Seperti yang Maldini katakan, saat seorang bek melakukan tekel, sesudahnya adalah kesalahan bagi Varane, sebuah kutipan yang menggambarkan dirinya. Kecerdasan dan ketenangan dalam aspek taktik dan teknik membawa Varane layak disandingkan dengan bek-bek legendaris milik Prancis seperti Loebouf, Thuram, atau Desailly, dan pencapaian Varane pun tidak main-main di level klub, juga timnas.
Varane mungkin tidak memiliki catatan apik dan vulgar secara bertahan seperti dalam diri Umtiti atau Ramos lewat statistik, karena kecerdasan dan visi bermain seorang Varane pasti tidak bisa dicatat secara statistik, seperti dalam data-data mainstream, namun saya percaya dia akan mampu sejajar dengan Maldini yang mengejawantahkan kutipan terkenalnya lewat sosok Varane yang kita lihat di lapangan.
Selamat, Raphael Varane.
Gelar Bersama Tim:
Real Madrid
La Liga: 2011–12, 2016–17
Copa del Rey: 2013–14
Supercopa de España: 2012, 2017
UEFA Champions League: 2013–14, 2015–16, 2016–17, 2017–18
UEFA Super Cup: 2014, 2016, 2017
FIFA Club World Cup: 2014, 2016, 2017
Prancis
FIFA World Cup: 2018
Gelar Individual
FIFPro World XI 3rd team: 2015, 2017
FIFPro World XI 4th team: 2016
FIFPro World XI 5th team: 2014
UEFA Champions League Squad of the Season: 2017–18.[/ltr]
[ltr]ps: tulisan ini juga saya muat di kumparan.:shakehand2[/ltr]
"The defender so good, he didn't even need to tackle If I have to make a tackle then I have already made a mistake."
- Paolo Maldini
Kalimat di atas adalah salah satu pernyataan yang keluar dari salah satu pemain belakang terbaik yang pernah dihasilkan oleh dunia sepak bola. Sepanjang kariernya, jika dikomparasikan dalam aspek statistik, seorang Maldini melayangkan 0.55 tekel per pertandingan.
Sebuah hal yang bersifat anomali dari diri seorang bek yang pada masa eksisnya berhadapan dengan nama-nama beken penyerang dan gelandang serang seperti Maradona, Ronaldo, Del Piero, Zidane, atau Roberto Bagio.
Hal yang tampak pada Maldini dalam beberapa musim hadir saat Sergio Ramos muncul. Namun bila dibandingkan Maldini, Sergio Ramos ada dalam gerbong berbeda sebagai seorang bek tengah. Meskipun mengawali karier sebagai bek sayap dan menjadi mapan menjadi bek tengah, kualitas keduanya sebagai bek tengah sangat berbeda satu dengan yang lain.
Ramos dengan kekuatan, kecepatan, dan body balance selalu dikenal dengan pendekatan yang trengginas dan tercenderung kotor dan kasar dalam melakukan tugasnya. Maldini lebih pada pendekatan membaca permainan dan juga determinasi secara konstan guna menekan lawannya.
Namun, jika ingin melihat bagaimana performa luar biasa seorang bek tengah yang seperti bahkan mendekati seorang Maldini, lihatlah seorang Raphael Varane. Pria yang menimba ilmu sepak bola di akademi Lens ini menjadi gambaran bagaimana seorang bek tengah modern beraksi di lapangan.
Tinggalkan citra trengginas ala Vidic atau brutal ala Ramos, aksi Varane adalah sebuah gabungan citra luar biasa seorang bek dengan kemampuan teknik tinggi dan taktik jempolan.
Sejak masa muda, Varane sudah dianggap akan menjadi bintang besar di ranah sepak bola akan kemampuan kelas veterannya di lini belakang, meskipun masih berusia muda. The Guardian bahkan menempatkan Raphael Varane sebagai pemain paling menjanjikan alias wonderkid untuk istilah FM. Eric Assoudian, pelatih tim muda di Lens, memuji penampilan Varane sejak berada di tim utama Lens meskipun sejak usia muda,
"Dia adalah pemain kelas satu yang memiliki dua kualitas istimewa dalam bidang penguasaan taktik dan atribut teknik sebagai bek tengah." Ujar Eric.
Lain hal dengan Leobouf, bek tengah Prancis pada Piala Dunia 1998,
"Kedatangannnya di Real Madrid selalu mengingatkan beberapa orang akan Fernando Hierro, namun mereka salah karena Varane lebih cepat, kuat, dan memiliki pendekatan taktik yang berbeda dengan Hierro."Ujar mantan punggawa Chelsea tersebut .
Senada dengan Lebouf, mantan bek tengah Real Madrid dan Spanyol yang sempat mementori Varane di Real Madrid, Aitor Karanka, mengatakan bahwa kekuatan fisik dan kekuatan bahu Varane adalah salah satu hal unik dari Varane.
Tidak salah bila seorang Zidane merekomendasikan board Real Madrid untuk mendatangkan pemain yang sudah memiliki 1 anak, Ruben, buah cintanya dengan Camille Tytgat. Semua orang tahu dan tercatat dalam hall of fame Real Madrid akan kucuran gelar kala Zidane bekerja sama dengan anak yang ia rekomendasikan untuk didatangkan ke Real Madrid.
Kisah ini juga memiliki sebuah sisi lain bagi Sir Alex Ferguson yang mengaku kecolongan saat Zidane berhasil membawa pria muda Prancis itu ke Real Madrid.
Ferguson (runrepublic.ie)
"Sampai sekarang saya tidak mengerti bagaimana Zidane membawa anak yang sudah saya pikir akan jadi bagian skuad MU pada musim itu."
Kiprah kelas wahid Varane dalam helatan Piala Dunia 2018 merupakan puncak luar biasa dari konsistensinya dalam kancah sepak bola dunia. Setelah mencatatkan prestasi luar biasa bersama Real Madrid dengan berbagai gelar termasuk 4 gelar UCL, pada usia 25 tahun mampu merengkuh gelar Piala Dunia dengan performa apik luar biasa.
Hal ini bukan tanpa usaha dan kerja keras, karena pada dasarnya setelah cedera achiless ringan dan juga cedera kunci paha yang merupakan cedera kambuhan bagi dirinya, performa Varane kadang angin-anginan. Namun, hal itu tidak menghalangi kualitasnya menembus jajaran sebagai bek terbaik dunia dari Prancis bersanding bersama Blanc atau Thuram. Dan tidak butuh waktu lama, ia akan sejajar dengan Cannavaro, Backenbauer, Ramos, Maldini, atau Passarella, sebagai seorang bek kelas dunia.
Sistem Permainan
Performa luar biasa Varane terbantu akan sistem permainan Prancis yang diterapkan oleh Deschamps. Hadirnya Ngolo Kante merupakan salah satu aspek krusial yang membantu Prancis dan Varane menunjukkan performa luar biasa. Meskipun tidak memiliki gelandang kreatif dalam diri Pogba seperti yang publik harapkan, namun komposisi yang tepat mampu membuat Prancis menjadi kampiun Piala Dunia 2018, seolah membalas kegagalan pada Euro 2016 yang dihelat di negara sendiri.
Statistik Varane tidak semenonjol Umtiti atau Lovren dalam atribut dasar seorang bek tengah yang dicatat oleh data statistik. Tercatat dalam gelaran Piala Dunia 2018, seorang Varane hanya mencatatkan lebih banyak statistik areal duel dan clereance. Mungkin banyak orang mengatakan hal-hal yang seharusnya Varane tunjukkan sebagai bek tengah terbantu karena adanya Kante di lini tengah.
Aksi Varane vs Belgia (gettyimages.com)
Ya memang demikian, namun jika melihat heatmaps seorang Kante, kebanyakan Kante beroperasi di sisi bagian Umtiti dan Matuidi, sedangkan Varane "hanya" di-cover oleh Pogba. Kendati demikian, tidak ada kecanggungan bagi Varane untuk bertindak cerdas dalam melindungi 2 area yang harus ia tanggung jawabi, mengingat Pogba dalam gelaran Piala Dunia 2018 ini tidak seperti yang diharapkan, tetapi saya akui bahwa aspek movement Pogba juga memengaruhi jalannya pertandingan.
Berikut catatan statistik Varane dalam aspek bertahan sampai pada partai puncak Piala Dunia 2018.
Statistik Varane selama Piala Dunia 2018 (whoscored.com)
[ltr]Melihat statistik di atas, wajar dan diakui bila orang-orang yang pernah bekerja sama dengan Varane tidak salah menilai ia pemain belakang yang cerdas. Taktik dan teknik bermainnya yang mengutamakan pendekatan kecerdasan, meskipun secara fisik dan kecepatan mumpuni layak diacungi jempol sebagai seorang bek tengah yang kokoh dan keras. [/ltr]
[ltr]Dalam duel area, clereance, dan blocking adalah bukti sahih betapa kecerdasan dan kematangan pengambilan keputusan dari seorang Varane sudah dapat disejajarkan dengan para pemain yang dilabeli vateran (jam terbang tinggi). Bukan dia tidak mampu dan mumpuni dalam melakukan tackling. [/ltr]
[ltr]Jika mengikuti karier dan performa Varane dalam bermain, kemampuan Varane dalam melakukan tekel juga berada dalam jajaran level tinggi dan akurasinya sangat bersih.[/ltr]
[ltr]Melihat statistik di atas, wajar dan diakui bila orang-orang yang pernah bekerja sama dengan Varane tidak salah menilai ia pemain belakang yang cerdas. Taktik dan teknik bermainnya yang mengutamakan pendekatan kecerdasan, meskipun secara fisik dan kecepatan mumpuni layak diacungi jempol sebagai seorang bek tengah yang kokoh dan keras.
Dalam duel area, clereance, dan blocking adalah bukti sahih betapa kecerdasan dan kematangan pengambilan keputusan dari seorang Varane sudah dapat disejajarkan dengan para pemain yang dilabeli vateran (jam terbang tinggi). Bukan dia tidak mampu dan mumpuni dalam melakukan tackling.
Jika mengikuti karier dan performa Varane dalam bermain, kemampuan Varane dalam melakukan tekel juga berada dalam jajaran level tinggi dan akurasinya sangat bersih.
Seperti yang Maldini katakan, saat seorang bek melakukan tekel, sesudahnya adalah kesalahan bagi Varane, sebuah kutipan yang menggambarkan dirinya. Kecerdasan dan ketenangan dalam aspek taktik dan teknik membawa Varane layak disandingkan dengan bek-bek legendaris milik Prancis seperti Loebouf, Thuram, atau Desailly, dan pencapaian Varane pun tidak main-main di level klub, juga timnas.
Varane mungkin tidak memiliki catatan apik dan vulgar secara bertahan seperti dalam diri Umtiti atau Ramos lewat statistik, karena kecerdasan dan visi bermain seorang Varane pasti tidak bisa dicatat secara statistik, seperti dalam data-data mainstream, namun saya percaya dia akan mampu sejajar dengan Maldini yang mengejawantahkan kutipan terkenalnya lewat sosok Varane yang kita lihat di lapangan.
Selamat, Raphael Varane.
Gelar Bersama Tim:
Real Madrid
La Liga: 2011–12, 2016–17
Copa del Rey: 2013–14
Supercopa de España: 2012, 2017
UEFA Champions League: 2013–14, 2015–16, 2016–17, 2017–18
UEFA Super Cup: 2014, 2016, 2017
FIFA Club World Cup: 2014, 2016, 2017
Prancis
FIFA World Cup: 2018
Gelar Individual
FIFPro World XI 3rd team: 2015, 2017
FIFPro World XI 4th team: 2016
FIFPro World XI 5th team: 2014
UEFA Champions League Squad of the Season: 2017–18.[/ltr]
[ltr]ps: tulisan ini juga saya muat di kumparan.:shakehand2[/ltr]