'Aruna & Lidahnya' Tampilkan Cinta dan Konspirasi Dibalut Kuliner Indonesia
Thursday, August 9, 2018

Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra kembali dipertemukan dalam sebuah produksi film layar lebar. Tapi kali ini mereka tidak memerankan Cinta dan Rangga, tidak juga terlibat kisah cinta. Di antara mereka ada Oka Antara dan Hannah Al Rashid yang ikut nimbrung dalam sebuah kisah persahabatan (dan yah tentu saja cinta) serta konspirasi. Uniknya, ketiga elemen itu dibalut oleh satu hal yang bisa dikatakan kebutuhan pokok manusia: kuliner alias makanan. Keempat aktor/aktris papan atas Indonesia ini dipertemukan dalam 'Aruna & Lidahnya'.
'Aruna & Lidahnya' bercerita tentang Aruna (Dian Sastrowardoyo) yang mendadak diberi tugas oleh bosnya, Pak Burhan (Desta Mahendra), untuk melakukan investigasi keliling ke empat kota di Indonesia sambil melakukan sebuah petualangan kuliner. Tidak sendirian, Aruna mengajak dua orang temannya Bono (Nicholas Saputra) dan Nad (Hannah Al Rashid). Dalam perjalanan tersebut, mereka dipertemukan dengan Farish (Oka Antara) yang ternyata dulu pernah jadi rekan kerja Aruna dan juga pernah membuat Aruna naksir. Perjalanan ini pun dipenuhi dengan dialog-dialog tentang kisah kehidupan dan rahasia terpendam di antara mereka.
Kira-kira begitu cuplikan cerita dari film yang diproduksi oleh Palari Films dan akan tayang pada 27 September 2018 tersebut. Edwin, sutradara film 'Posesif' yang tahun lalu dianugerahi penghargaan Sutradara Terbaik FFI 2017 didapuk sebagai sutradara film 'Aruna & Lidahnya'. Menurut Laksmi Pamuntjak, sang penulis novel, Edwin adalah satu-satunya orang yang dia percaya untuk membuat film dari karyanya tersebut. "Terus terang saya nggak bisa membayangkan novel saya diadaptasi ke film oleh orang lain selain Edwin," katanya dalam press conference film yang digelar di Plaza Indonesia pada Kamis (9/8/2018). Sejak novelnya dirilis tahun 2014 lalu, Edwin sendiri sudah langsung membaca habis buku tersebut dan jatuh cinta pada kisahnya.
Laksmi melanjutkan, obrolan mereka tentang rencana produksi film ini kemudian berlanjut. "Saya tersanjung. Karena setelah ngobrol-ngobrol dengan Edwin, dia melihat hal-hal penting dari novel ini. Visi Edwin sebagai sutradara dan estetika dia buat saya luar biasa. Ini adalah kolaborasi yang luar biasa," lanjutnya. Tentunya kolaborasi ini tidak akan lengkap tanpa peran seorang penulis skenario. Untuk 'Aruna & Lidahnya', Titien Wattimena yang turun tangan langsung. Skenario film ini merupakan adaptasi lepas. Artinya, akan ada banyak perbedaan antara film dengan novelnya.
"Saya baca dulu novelnya, saya jatuh cinta dulu, lalu kemudian saya diskusi dengan sutradara dan produser untuk diadaptasi sebagai skenario. Ada bagian-bagian yang dipadatkan dalam cerita tapi ada juga bagian-bagian yang diperluas," katanya dalam kesempatan yang sama.
Proses syuting sendiri dilakukan kurang lebih satu bulan sejak April hingga Mei 2018 di beberapa kota di Indonesia. Di kota-kota inilah keempat karakter utama memulai wisata kuliner mereka untuk mencicipi makanan-makanan mulai dari yang sudah terkenal sampai yang tidak begitu populer namun punya cita rasa yang luar biasa. Beberapa kota tersebut di antaranya Pamekasan (Madura) tempat mereka menikmato Lorjuk, Pontianak tempat mereka merasakan kehangatan Bakmi Kepiting, lalu ke Surabaya makan Nasi Cumi dan juga ke Singkawang. Ada total 21 makanan, minuman, dan cemilan yang terdapat dalam film ini. Bersamaan dengan icip-icip makanan itu, sepenggal kisah perjalanan manusia dalam proses menemukan jawaban dalam hidup mereka adalah inti dari kisah 'Aruna dan Lidahnya'.

Aruna sedang mencar nasi goreng yang sudah lama diidamkannya, Farish sedang berusaha menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, Bono kini sedang bergulat dengan perasaan yang dipendamnya selama ini, sementara Nad adalah satu-satunya karakter yang hanya ingin makan dan mencicipi kuliner dari tempat-tempat yang mereka kunjungi.
"Ini adalah film yang menyenangkan buat saya pribadi," ungkap Edwin, sang sutradara. "Film yang lengkap menurut saya dan dengan aktor yang luar biasa. Menyenangkan bisa bekerja sama dengan mereka, juga mencicipi makanan yang luar biasa. Ini adalah film dengan kombinasi makanan dan aktor terbaik," lanjutnya.
Di tengah gempuran film horor dan komedi, 'Aruna & Lidahnya' berusaha menampilkan sesuatu yang berbeda. Di perfilman Indonesia, tidak banyak karya yang bertema kuliner sebagai inti cerita. Dian Sastrowardoyo sebagai pemeran Aruna melihat ini sebagai sebuah tantangan. Bagaimana caranya film ini bisa menyelinap masuk ke selera masyarakat yang belakangan sedang sangat menikmati film-film horor dan komedi.
"Itu tantangan buat saya masuk ke produk ini. Gimana sih kita bisa membangun selera baru untuk penonton Indonesia dengan menu di luar dari apa yang mereka sudah nikmati sekarang. Kalau kita mau maju, mau nggak mau kita harus punya penonton dengan selera yang lebih luas. Ini buat saya menantang banget," ujar aktris pemeran film 'Pasir Berbisik' yang mendefinisikan karakter Aruna sebagai sosok yang "pemalu dan kurang ekspresif". Pernyataan Dian Sastro juga diamini oleh sang produser, Muhammad Zaidy, yang merasa bahwa Palari Films harus berani memberikan sesuatu yang berbeda dan lebih banyak rasa untuk perfilman Indonesia.

Tantangan lain buat Dian adalah ketika harus berakting sambil makan. "Karena kan kita harus mengira-ngira jumlah makanan yang masuk ke mulut, mengira-ngira waktu mengunyah sebelum akhirnya dialog. Biar enggak muncrat ke mana-mana kan jadi nggak estetik," lanjutnya. Jawaban Dian dilanjutkan Nicholas Saputra dengan menggaris bawahi shot-shot adegan makan dalam film.
"Kalau biasanya di film lain adegan makan dibuat simpel, di sini kita makan yang bener-bener makan. Kita makan banyak banget. Dalam satu menit yang tampil di film itu sama dengan empat mangkuk mie saat syuting," kisah Nico. Nicholas Saputra yang memerankan Bono mendapatkan sedikit tantangan karena karakternya adalah seorang Chef. Memang memasak bukan hal baru buat aktor yang sudah akrab dengan karakter Rangga itu. Bergabung dengan film 'Aruna & Lidahnya' buat Nico adalah sebuah kesempatan untuk memperkenalkan lebih jauh lagi soal budaya dan kuliner Indonesia.
"Yang menarik adalah bahwa masih sedikit film yang menceritakan tentang kuliner Indonesia. Saya pikir ini adalah salah satu kebudayaan dan orang Indonesia kan suka berbagai jenis makanan juga suka ngobrolin soal itu sama teman-temannya. Semoga lewat film ini kita bisa lebih kenal dengan makanan Indonesia dan menghargai juga. Sekaligus memberikan inspirasi buat mereka yang suka kuliner," papar Nico.

Para cast juga mengungkapkan keseruan proses syuting karena bisa mencicipi banyak jenis makanan. "Kami sudah saling kenal dan sama-sama suka makan dan traveling," kata Hannah. Dia juga merasa sudah klop dan punya chemistry dengan semua cast yang berakting di film ini. Terutama para karakter utama yang memang beberapa dari mereka sudah pernah terlibat dalam satu produksi yang sama. "Dinamika kita berempat sudah enak. Semua chemistry-nya nanti bisa dinikmati di layar," harap Hannah.
Selain kelima nama yang disebutkan di atas, film 'Aruna & Lidahnya' juga menampilkan Ayu Azhari yang berperan sebagai Mbak Priya, atasan Farish yang dulunya pernah bekerja bersama Aruna. Yang tidak kalah istimewa adalah soundtrack dari film ini yang akan dibawakan oleh nama-nama yang sudah populer seperti Monita dan Yura Yunita. Juga beberapa nama lain seperti January Christy dengan lagu lawasnya 'Aku Ini Punya Siapa' dan 'Tentang Aku' milik Jingga yang dibawakan ulang oleh Fe Utomo.
'Aruna & Lidahnya' tayang di bioskop 27 September 2018. Tonton trailer-nya di bawah ini:
