Cara unik dunia dalam mengatur pola asuh anak
Thursday, August 2, 2018
Pola asuh didunia tentunya beragam, lain budaya lain pula pola asuhnya
Kali ini ane pengen ngasih tau pola asuh unik yang di ada di dunia. indonesia termasuk salah satunya juga loh gan
:2thumbup
Quote:
Ilustrasi keluarga kecil di Jepang | Shutterstock /milatas
Lisa Lewis seorang pakar medis anak dan penulis buku bertajuk Feed the baby Hummus,20 tahun lalu melakukan riset mengenai perbedaan bentuk teknik pola asuh di dunia.
"Saya mulai menyadari, tepatnya 20 tahun lalu, ternyata ada perbedaan pola asuh anak di dunia, terutama teknik menidurkan anak," ujar Lewis kepada The Independent.
Dia mengatakan bahwa saat dirinya masih menjadi dokter residen dia mendapatkan latihan terapi membiarkan bayi menangis. Kemudian, dia melihat juga ternyata ada perbedaan cara dalam menidurkan bayi di sejumlah negara dunia.
Selanjutnya, Dr Lewis memulai perjalanan mengelilingi dunia untuk mencari tahu dan menginvestigasi pengaruh budaya terhadap pola pengasuhan anak, meski tidak sama, tetapi masing-masing cara memberikan manfaat tersendiri pada sang bayi.
Boneka beruang di Inggris
Kala berada di Inggris, Dr Lewis melihat adanya kebiasaan meletakan boneka Teddy Bear berukuran besar di kamar tidur bayi. Cara yang sama juga diaplikasikan di Prancis.
Bayi yang telah berusia lebih dari lima bulan di Inggris telah dilatih untuk tidur di kamar yang terpisah dari orangtua. Lalu, untuk membuat bayi nyaman, orangtua pun meletakkan boneka beruang besar di dalam kamar.
Langkah ini juga dipakai oleh sejumlah orangtua di belahan negara Barat lainnya.
"Objek yang menimbulkan rasa nyaman sangat penting," ujar Dr Lewis.
Aturan 105 hari pertama di Indonesia
Dr Lewis melihat pola asuh hasil pengaruh budaya yang cukup unik di Tanah Air, yakni menggendong atau memeluk bayi terus menerus sebelum anak berusia satu tahun.
Teknik tersebut diistilahkan olehnya sebagai pelukan yang berkelanjutan.
Indonesia memiliki kepercayaan bahwa kaki bayi sebaiknya tidak menyentuh lantai saat 105 hari pertama semenjak kelahirannya. Hal ini disebut Dr Lewis sebagai pengasuhan yang optimal.
"Bayi di Indonesia pasti selalu digendong. Bayi tidak boleh ditinggal sendiri atau diletakkan di lantai," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa cara ibu Indonesia ini sangat baik dan hangat. Pasalnya, dia percaya bahwa meskipun bayi selalu digendong dan dipeluk tidak akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang manja.
Sebab, intinya, hal utama yang paling dibutuhkan bayi adalah makanan, perawatan kesehatan, tempat tinggal, dan luapan cinta.
Mental mandiri di Jepang
Tingkat kriminalitas yang rendah di Jepang membuat para orangtua percaya diri untuk melepas anak-anak berusia di bawah enam tahun pergi sekolah tanpa pengawasan.
Lebih dari itu, anak-anak kecil di Jepang juga melakukan belanja kebutuhan sendiri tanpa orangtua.
Anda yang pernah mengunjungi Jepang pasti sering melihat anak-anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) berjalan dan menunggu transportasi seorang diri.
Kebiasaan tersebut tak hanya terjadi di bagian pedesaan di Jepang, tetapi juga di ibukota Negara Sakura tersebut, Tokyo.
Minum anggur merah di Italia
Kebiasaan mengonsumsi anggur merah saat makan malam tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa di Italia. Ternyata, anak-anak kecil pun diizinkan untuk minum anggur saat makan malam bersama keluarga.
Berdasarkan hasil studi dari Boston University Medical Center, anak-anak Italia yang terbiasa dengan kebiasaan yang cukup unik tersebut tumbuh dengan risiko mengalami kecanduan alkohol lebih rendah.
Selain itu, anak-anak sekolah di Italia juga telah diajarkan mengendalikan konsumsi alkohol secara bertanggungjawab. Bahkan, ajaran tersebut masuk dalam kurikulum wajib pendidikan dasar di sana.
Kemudian, anak-anak di Italia juga dibebaskan untuk menentukan waktu tidur mereka. Orangtua tidak memiliki kuasa untuk mengatur kapan anak-anak harus tidur.
"Saya mulai menyadari, tepatnya 20 tahun lalu, ternyata ada perbedaan pola asuh anak di dunia, terutama teknik menidurkan anak," ujar Lewis kepada The Independent.
Dia mengatakan bahwa saat dirinya masih menjadi dokter residen dia mendapatkan latihan terapi membiarkan bayi menangis. Kemudian, dia melihat juga ternyata ada perbedaan cara dalam menidurkan bayi di sejumlah negara dunia.
Selanjutnya, Dr Lewis memulai perjalanan mengelilingi dunia untuk mencari tahu dan menginvestigasi pengaruh budaya terhadap pola pengasuhan anak, meski tidak sama, tetapi masing-masing cara memberikan manfaat tersendiri pada sang bayi.
Boneka beruang di Inggris
Kala berada di Inggris, Dr Lewis melihat adanya kebiasaan meletakan boneka Teddy Bear berukuran besar di kamar tidur bayi. Cara yang sama juga diaplikasikan di Prancis.
Bayi yang telah berusia lebih dari lima bulan di Inggris telah dilatih untuk tidur di kamar yang terpisah dari orangtua. Lalu, untuk membuat bayi nyaman, orangtua pun meletakkan boneka beruang besar di dalam kamar.
Langkah ini juga dipakai oleh sejumlah orangtua di belahan negara Barat lainnya.
"Objek yang menimbulkan rasa nyaman sangat penting," ujar Dr Lewis.
Aturan 105 hari pertama di Indonesia
Dr Lewis melihat pola asuh hasil pengaruh budaya yang cukup unik di Tanah Air, yakni menggendong atau memeluk bayi terus menerus sebelum anak berusia satu tahun.
Teknik tersebut diistilahkan olehnya sebagai pelukan yang berkelanjutan.
Indonesia memiliki kepercayaan bahwa kaki bayi sebaiknya tidak menyentuh lantai saat 105 hari pertama semenjak kelahirannya. Hal ini disebut Dr Lewis sebagai pengasuhan yang optimal.
"Bayi di Indonesia pasti selalu digendong. Bayi tidak boleh ditinggal sendiri atau diletakkan di lantai," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa cara ibu Indonesia ini sangat baik dan hangat. Pasalnya, dia percaya bahwa meskipun bayi selalu digendong dan dipeluk tidak akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang manja.
Sebab, intinya, hal utama yang paling dibutuhkan bayi adalah makanan, perawatan kesehatan, tempat tinggal, dan luapan cinta.
Mental mandiri di Jepang
Tingkat kriminalitas yang rendah di Jepang membuat para orangtua percaya diri untuk melepas anak-anak berusia di bawah enam tahun pergi sekolah tanpa pengawasan.
Lebih dari itu, anak-anak kecil di Jepang juga melakukan belanja kebutuhan sendiri tanpa orangtua.
Anda yang pernah mengunjungi Jepang pasti sering melihat anak-anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) berjalan dan menunggu transportasi seorang diri.
Kebiasaan tersebut tak hanya terjadi di bagian pedesaan di Jepang, tetapi juga di ibukota Negara Sakura tersebut, Tokyo.
Minum anggur merah di Italia
Kebiasaan mengonsumsi anggur merah saat makan malam tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa di Italia. Ternyata, anak-anak kecil pun diizinkan untuk minum anggur saat makan malam bersama keluarga.
Berdasarkan hasil studi dari Boston University Medical Center, anak-anak Italia yang terbiasa dengan kebiasaan yang cukup unik tersebut tumbuh dengan risiko mengalami kecanduan alkohol lebih rendah.
Selain itu, anak-anak sekolah di Italia juga telah diajarkan mengendalikan konsumsi alkohol secara bertanggungjawab. Bahkan, ajaran tersebut masuk dalam kurikulum wajib pendidikan dasar di sana.
Kemudian, anak-anak di Italia juga dibebaskan untuk menentukan waktu tidur mereka. Orangtua tidak memiliki kuasa untuk mengatur kapan anak-anak harus tidur.
Nah itu dia beberapa cara pola asuh anak unik yang ada di dunia.
:malu
Ternyata unik juga yah cara mereka mengasuh anak, contohnya di itali, dari kecil aja udah di bolehin minum anggur.
Mungkin kalo di Indonesia hal itu telihat tidak wajar, alias terkesan anak preman malah
:wakaka
Semoga bermanfaat post ane ini yah gan :o
Quote:
Quote:
