#IniIndonesiaku Penggagas Muda yg Mengharumkan Nama Indonesia di Kancah Internasional
Monday, August 6, 2018
Muda, berprestasi, dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya... Ya, mereka-mereka inilah para pemuda yang berani dan peduli sebagai Penggagas dan seorang Pionir untuk membangun serta berkontribusi untuk negara kita tercinta ini, Indonesia. Bermula dari langkah kecil dari permasalahan yang ada di sekitar mereka ataupun terkait dengan passion yang mereka jalankan, sehingga langkah tersebut satu-persatu mulai memberikan hasil yang mumpuni bahkan mampu membantu masyarakat sekitarnya yang juga membutuhkan. Dan jerih payah mereka pun telah menciptakan suatu jejak "emas" yang telah membawa nama Indonesia harum dan melambung tinggi di kancah internasional melalui pengakuan dan penghargaan yang diraih lewat gagasan dan gerakan mereka yang bertujuan mulia ini. Berikut para 'Penggagas Muda' yg berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional :
Melati dan Isabel Wijsen (17 dan 15 Tahun) - Founder gerakan Bye Bye Plastic Bag di Bali
Quote:
Diusianya yang masih belia, kakak beradik ini sudah aktif dan concern dalam permasalahan lingkungan dengan membentuk "Bye-bye Plastic Bags" (BBPB) di tahun 2013. Adapun gerakan sosial ini umumnya diikuti oleh anak-anak muda untuk meminimalisir penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Pada awalnya gerakan mereka mengalami kesulitan dimana mereka berdua sadar tanpa dukungan pemerintah setempat mereka tidak akan mewujudkan mimpinya. Walaupun pada akhirnya dengan berbagai upaya mereka berhasil mendapatkan atensi dari Gubernur Bali untuk menandatangani nota kesepahaman untuk mewujudkan Bali tanpa kantong plastik pada Januari 2018. Melati dan Isabel juga pernah mengkampanyekan gerakan mereka di Sekretariat PBB New York, dalam rangka World Ocean Day tahun 2017 dan juga mendapatkan penghargaan prestisius yaitu Bambi Award dalam kategori Our Earth yang diadakan di Berlin pada November2017.
Wanggi Hoediyatno (30 Tahun) – Pendiri Mixi Imajimime Theatre Indonesia
Quote:
Mas-mas yang satu ini tak hanya seorang pelakon Pantomim saja, tapi ia juga penggagas ruang belajar komunal seni pantomim Mixi Imajimime theatre Indonesia dan ASEAN Mime Society ini juga telah berpentas di berbagai pertunjukan bertaraf internasional di Prancis, Vietnam, Timor Leste, dll dengan membawakan beragam isu sejarah, politik, dan budaya. Wanggi yang juga aktif mengisi berbagai lokakarya dan kini tengah menggeluti untuk menggerakkan seni pantomim untuk para wanita yang dirasakan masih asing di Indonesia.
Maria Tri Sulistyani (37 Tahun) - Pendiri Papermoon Puppet Theatre
Quote:
Maria yang sejak kecil memang sudah punya ketertarikan pada dongeng anak dan boneka siapa sangka ketika dewasanya justru sudah merambah pentas pertunjukan dan pameran seni instalasi di Asia, Eropa, dan Amerika sejak 2006 lewat Papermoon Puppet Theatre. Adapun kelompok teater boneka ini kerap mengangkat kisah-kisah terpendam di balik sejarah tentunya dengan riset yang telah dikaji secara mendalam.
Sejak tahun 2008, Papermoon telah menggelar bienial teater boneka internasional "Pesta Boneka" yang telah menghadirkan pedalang lintas negara ke Indonesia untuk berbagi dan berpentas dalam semangat berkomunitas. Dan berkat karya-karyanya, Papermoon Puppet Theater telah diundang untuk tampil di berbagai negara, antara lain di Amerika Serikat, Belanda, Jepang, India, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan Australia. Berkat kecintaan pada boneka dan terus berkreasi tanpa henti, Maria juga telah membuktikan bahwa dia bisa membawa harum nama negaranya.
Muhammad Iman Usman (26 Tahun) - Pendiri Ruang Guru.com
Quote:
Tokoh muda dan aktivis sosial yang aktif telah berbicara di berbagai forum nasional maupun internasional ini juga dikenal sebagai Duta Muda ASEAN untuk Indonesia. Akan tetapi sosok pria kelahiran Padang yang satu ini mungkin kiprahnya lebih dikenal dalam kemajuan peningkatan kualitas dunia pendidikan lewat Ruangguru.com. Bersama rekannya, Usman kini aktif di Ruangguru.com yaitu sebuah perusahaan startup yang mendukung kemajuan pendidikan melalui peningkatan kualitas guru dan siswa dengan memanfaatkan teknologi. Dan pria lulusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Indonesia ini telah meraih berbagai penghargaan dari luar negeri seperti : Penghargaan United Nations Youth Assembly Recognition on Humanitarian Development, Penghargaan Mandialogo Junior Ambassador for Intercultural Dialogue oleh DAIMLER dan UNESCO, salah satu penerima ASEAN Youth Award di Singapura pada tahun 2011, Global Teen Leader Award di New York pada tahun 2011 dan masih banyak lainnya.
Walaupun pada kehidupan sehari-hari profesinya merupakan seorang dokter, Gamal tetap memberdayakan masyarakat dalam mengolah sampah mereka dengan menyetorkannya ke "Klinik Asuransi Sampah". Adapun yang mendasari pemberdayaannya tersebut diawali perjumpaannya dengan Khaerunnisa, anak seorang pemulung yang pada suatu hari Nissa terkena diare, tapi karena bapaknya tidak punya cukup uang untuk membawanya berobat, akhirnya Nissa meninggal dunia di gerobak sampah bapaknya. Kenangan inilah yang kemudian menjadi mmotivasi bagi dr. Gamal untuk mengembangkan program kesehatan terbuka bagi setiap orang sesuai dengan mottonya "Open doors to health access". Dengan konsep awalnya ia mengajak para kader posyandu, PKK, dan warga untuk bergabung dalam program Klinik Asuransi Sampah yaitu dengan mengumpulkan dan menyetorkan sampah senilai 10 ribu rupiah per bulan untuk mendapatkan berbagai fasilitas kesehatan dan Obat-obatan dengan target utamanya adalah warga kurang mampu agar mereka mendapatkan pelayanan kesehatan.
Sumber Gambar : Beritagar.id / Fully Syafi
Dan pada akhirnya dengan lima klinik yang tersedia, sistem asuransi sampah ini berjalan stabil sejak dibuka kembali pada Maret 2013 (walaupun sempat tutup setelah awalnya berjalan enam bulan), bahkan berhasil mengajak 88 relawan, 15 dokter, dan 12 perawat untuk bergabung. Sehingga dengan niatnya yg mulia ini, pada tahun 2014 dr. Gamal meraih penghargaan Juara Pertama untuk kategori pemuda Sustainable Living Young Entrepreneurs dari Kerajaan Inggris yang diserahkan langsung oleh Pangeran Charles di Istana Buckingham. Dimana ia berhasil menyisihkan 511 peserta wirausaha dari 90 negara.
Dan dr. Gamal Albinsaid juga masuk daftar 50 Most Impactful Social Innovator in The World (Global Listing) serta pernah diundang makan malam dan berdiskusi secara langsung dengan Presiden Russia Vladimir Putin pada event World Festival for Youth and Students 2017, di Moskow dan Sochi.
Sekian & Terima Kasih
:ayoindonesia:iloveindonesia:ayoindonesia
Spoiler for Sumber:
Konsep & Tulisan :Karya TS Sendiri Referensi: 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6