Manfaat mengajarkan agama pada anak sejak usia dini
Thursday, August 16, 2018

Agan pasti sering dong disuruh ngaji waktu kecil ama orang tua agan.
:malu
Tapi mungkin saat itu tujuannya buat bikin kita tahu tentang agama aja.
Ternyata masih banyak manfaat lain loh gan dari belajar agama sejak dini, ini dia manfaatnya
:matabelo
Quote:

Ilustrasi anak sedang membaca kitab suci | Aisylu Ahmadieva /Shutterstock
Sebuah studi terbaru menyimpulkan bahwa pelajaran agama pada anak dari usia dini mampu meredam keinginan bunuh diri kelak mereka dewasa dan menghadapi masalah atau tekanan hidup.
Studi yang dipublikasikan di jurnal JAMA Psychiatry mempelajari kasus berbagai generasi dalam keluarga yang rentan mengalami risiko depresi.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang memiliki orangtua yang memandang pentingnya nilai-nilai agama dalam hidup sehari-hari memiliki perisai diri untuk tidak terseret dalam pikiran buruk yang menyebabkan depresi.
Hal serupa tidak terlihat pada anak-anak yang berasal dari keluarga yang menilai agama tidak penting dalam menjalani kehidupan.
Tiga peneliti, Connie Syob, Priya J Wickramaratne, dan Linda Reich, meneliti 214 anak dari 112 keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
"Kira-kira 12 persen remaja di Amerika Serikat dilaporkan memiliki pikiran dan keinginan untuk bunuh diri," jelas Connie Svob dan Priya Wickramaratne dari Columbia University dan New York State Psychiatric Institute.
Mereka menambahkan bahwa bunuh diri menjadi penyebab utama kematian remaja perempuan berusia 15 sampai dengan 19 tahun.
"Tujuan kami ingin memperoleh pandangan yang lebih luas pada masalah ini dan mencari solusi potensialnya.
Kami ingin mengetahui apakah orangtua yang beragama memengaruhi tingkat depresi anak sampai dengan tindakan yang mendorong bunuh diri," urai mereka.
Tim peneliti menjelaskan, anak-anak perempuan yang terbiasa dengan ajaran agama di sekolah sejak kecil, terlepas orangtua mereka beragama atau tidak, kecil kemungkinan melakukan aksi bunuh diri.
Lalu, anak laki-laki yang memiliki orangtua beragama, terlepas anak mempelajari agama atau tidak di sekolah, juga memperlihatkan kemungkinan yang kecil untuk bunuh diri.
"Jelas terlihat bahwa pandangan orangtua terhadap agama berperan pada kondisi emosional anak yang berkaitan dengan depresi dan bunuh diri. Hal ini, lebih kurang menurunkan potensi bunuh diri sampai dengan 80 persen," imbuh mereka.
Berdasarkan laporan yang dirilis Wall Street Journal, angka kematian akibat bunuh diri di Amerika Serikat mengalami peningkatan semenjak tahun 1999 sampai dengan 2017, yakni mencapai 30 persen.
Lebih kurang 45.000 warga Amerika Serikat dilaporkan tewas karena bunuh diri pada tahun 2016.
Laporan terkait juga menyebutkan bahwa peningkatan aksi bunuh diri ini terjadi merata pada semua kelompok umur, jenis kelamin, etnis, dan ras.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Menurut laporan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, pada tahun 2015 kebanyakan kematian bunuh diri pada anak-anak atau remaja disebabkan olehbullying atau perisakan.
Pada tahun 2015, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan melakukan survei kepada 10.300 siswa SMP dan SMA di seluruh provinsi Indonesia sebagai sampel.
Tujuannya, untuk menganalisis perilaku dan mencari tahu persoalan yang dihadapi para siswa Indonesia.
Ternyata, survei tersebut mengidentifikasikan adanya sinyal risiko bunuh diri pada remaja-remaja Nusantara.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa enam persen partisipan mengaku punya dorongan bunuh diri.
Partisipan perempuan ditemukan sebagai kelompok yang paling banyak mengutarakan hal tersebut.
"Melihat evaluasi yang kami lakukan, kemungkinan besar anak-anak ini kurang kasih sayang atau perhatian orangtua. Sebab, beberapa siswa mengaku, selalu merasa sendiri dan kesepian. Ada yang mengaku, punya tekanan mental. Bahkan, tergerak bunuh diri," jelas Eni Gustina, Direktur Kesehatan Keluarga Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Eni Gustina.
Kementerian Kesehatan semenjak tahun 2016 telah membuka nomor darurat konseling pencegahan bunuh diri, 119.
"Nomor 119 bisa dimanfaatkan untuk pencegahan. Nomor itu untuk emergency dan bisa untuk kesehatan mental," ujar Nila F Moeloek, Menteri Kesehatan, seperti dinukil CNN Indonesia.
Menteri kesehatan mengatakan bahwa nomor itu bisa digunakan oleh siapapun untuk berkonsultasi, mencurahkan masalah, dan berkeluh kesah dari tekanan atau beban yang terlalu berat untuk ditanggung seorang diri sehingga menimbulkan ide bunuh diri.
Studi yang dipublikasikan di jurnal JAMA Psychiatry mempelajari kasus berbagai generasi dalam keluarga yang rentan mengalami risiko depresi.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang memiliki orangtua yang memandang pentingnya nilai-nilai agama dalam hidup sehari-hari memiliki perisai diri untuk tidak terseret dalam pikiran buruk yang menyebabkan depresi.
Hal serupa tidak terlihat pada anak-anak yang berasal dari keluarga yang menilai agama tidak penting dalam menjalani kehidupan.
Tiga peneliti, Connie Syob, Priya J Wickramaratne, dan Linda Reich, meneliti 214 anak dari 112 keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
"Kira-kira 12 persen remaja di Amerika Serikat dilaporkan memiliki pikiran dan keinginan untuk bunuh diri," jelas Connie Svob dan Priya Wickramaratne dari Columbia University dan New York State Psychiatric Institute.
Mereka menambahkan bahwa bunuh diri menjadi penyebab utama kematian remaja perempuan berusia 15 sampai dengan 19 tahun.
"Tujuan kami ingin memperoleh pandangan yang lebih luas pada masalah ini dan mencari solusi potensialnya.
Kami ingin mengetahui apakah orangtua yang beragama memengaruhi tingkat depresi anak sampai dengan tindakan yang mendorong bunuh diri," urai mereka.
Tim peneliti menjelaskan, anak-anak perempuan yang terbiasa dengan ajaran agama di sekolah sejak kecil, terlepas orangtua mereka beragama atau tidak, kecil kemungkinan melakukan aksi bunuh diri.
Lalu, anak laki-laki yang memiliki orangtua beragama, terlepas anak mempelajari agama atau tidak di sekolah, juga memperlihatkan kemungkinan yang kecil untuk bunuh diri.
"Jelas terlihat bahwa pandangan orangtua terhadap agama berperan pada kondisi emosional anak yang berkaitan dengan depresi dan bunuh diri. Hal ini, lebih kurang menurunkan potensi bunuh diri sampai dengan 80 persen," imbuh mereka.
Berdasarkan laporan yang dirilis Wall Street Journal, angka kematian akibat bunuh diri di Amerika Serikat mengalami peningkatan semenjak tahun 1999 sampai dengan 2017, yakni mencapai 30 persen.
Lebih kurang 45.000 warga Amerika Serikat dilaporkan tewas karena bunuh diri pada tahun 2016.
Laporan terkait juga menyebutkan bahwa peningkatan aksi bunuh diri ini terjadi merata pada semua kelompok umur, jenis kelamin, etnis, dan ras.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Menurut laporan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, pada tahun 2015 kebanyakan kematian bunuh diri pada anak-anak atau remaja disebabkan olehbullying atau perisakan.
Pada tahun 2015, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan melakukan survei kepada 10.300 siswa SMP dan SMA di seluruh provinsi Indonesia sebagai sampel.
Tujuannya, untuk menganalisis perilaku dan mencari tahu persoalan yang dihadapi para siswa Indonesia.
Ternyata, survei tersebut mengidentifikasikan adanya sinyal risiko bunuh diri pada remaja-remaja Nusantara.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa enam persen partisipan mengaku punya dorongan bunuh diri.
Partisipan perempuan ditemukan sebagai kelompok yang paling banyak mengutarakan hal tersebut.
"Melihat evaluasi yang kami lakukan, kemungkinan besar anak-anak ini kurang kasih sayang atau perhatian orangtua. Sebab, beberapa siswa mengaku, selalu merasa sendiri dan kesepian. Ada yang mengaku, punya tekanan mental. Bahkan, tergerak bunuh diri," jelas Eni Gustina, Direktur Kesehatan Keluarga Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Eni Gustina.
Kementerian Kesehatan semenjak tahun 2016 telah membuka nomor darurat konseling pencegahan bunuh diri, 119.
"Nomor 119 bisa dimanfaatkan untuk pencegahan. Nomor itu untuk emergency dan bisa untuk kesehatan mental," ujar Nila F Moeloek, Menteri Kesehatan, seperti dinukil CNN Indonesia.
Menteri kesehatan mengatakan bahwa nomor itu bisa digunakan oleh siapapun untuk berkonsultasi, mencurahkan masalah, dan berkeluh kesah dari tekanan atau beban yang terlalu berat untuk ditanggung seorang diri sehingga menimbulkan ide bunuh diri.
Banyak juga kan manfaat dari belajar agama dari usia dini, selain menambah ilmu tentang agama ternyata juga bisa mencegah bunuh diri juga loh gan
:wow
Jadi gak usah ragu lagi yah, buat ngajarin anak agan atau adek agan buat belajar agama sejak dari kecil
:1thumbup
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini :cystg
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan :thumbup:thumbup
Nih buat Agan sama Sista sekalian Yuk Kenalin Gastric Virus
Ini penyebab orang mudah percaya hoax
Daftar ponsel yang masuk sertifikasi YouTube
5 Kebiasaan yang membuat Agan terlihat lebih tua
Ikan ini tumbuh dewasa dalam 14 hari, kok cepet banget yak ?
Mantab soul ! Si Doel tembus 1,16 juta penonton !
Porsi olahraga yang pas untuk menjaga kewarasan
Manusia purba punah karena malas
Keajaiban dunia ke-8 hilang untuk selamanya
Saat marah orang cenderung sok pintar
Nih buat Agan sama Sista sekalian Yuk Kenalin Gastric Virus
Ini penyebab orang mudah percaya hoax
Daftar ponsel yang masuk sertifikasi YouTube
5 Kebiasaan yang membuat Agan terlihat lebih tua
Ikan ini tumbuh dewasa dalam 14 hari, kok cepet banget yak ?
Mantab soul ! Si Doel tembus 1,16 juta penonton !
Porsi olahraga yang pas untuk menjaga kewarasan
Manusia purba punah karena malas
Keajaiban dunia ke-8 hilang untuk selamanya
Saat marah orang cenderung sok pintar
