Melihat Sunset dan Sunrise Terindah dari Puncak Gunung Sumbing

Hai gan, kali ini saya akan mendaki gunung sumbing via Garung. Gunung Sumbing memiliki ketinggian 3315 mdpl dan memiliki puncak yang tidak rata. Salah satu keunikan gunung ini adalah memiliki track yang penuh dengan bebatuan sisa letusan yang sudah beratus tahun lalu. Sekedar informasi saja kalau gunung ini merupakan kategori gunung berapi namun sedang tidur. Jadi masih ada kawah dan juga belerang di puncak gunung Sumbing.

Basecamp pendakian Sumbing via garung sendiri merupakan basecamp yang paling tua diantara basecamp lainnya. Basecamp garung berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Temanggung dan berada di ketinggian kurang lebih 1000 mdpl. Untuk menuju kesini cukup mudah karena hanya berjarak 300 meter dari jalur utama jalan raya Temanggung-Wonosobo. Untuk lebih detailnya agan-agan bisa search melalui google maps.

Setelah saya sampai di basecamp pendakian, langsung saja saya registrasi tiket masuk seharga Rp. 10.000 dan biaya parkir motor Rp. 5000, cukup terjangkau untuk semua kalangan. Setelah registrasi dan packing perlengkapan pribadi saya langsung melanjutkan perjalanan menuju pos 1. Sebetulnya dari basecamp sampai pos 1 ada ojek yang siap mengantar dengan ongkos Rp. 20.000, tetapi saya memilih untuk berjalan kaki saja. Meskipun waktu tempuh berjalan kaki lebih lama 1 jam daripada memakai ojek, namun kita dapat melihat aktifitas warga pegunungan yang lalu lalang di ladang serta melihat keindahan pohon pinus yang berjajar di kiri-kanan jalan. Sekitar pukul 11 wib kami sudah sampai di pos 1, karena waktu hampir duhur kami memutuskan untuk istirahat makan dan menunggu waktu sholat.

Perjalanan kami lanjutkan menuju pos 2 setelah istirahat cukup lama. Waktu tempuh dari pos 1 sampai pos 2 sekitar 1,5 jam perjalanan. Berhubung ini musim kemarau, jalan yang terjal-pun penuh dengan debu yang membuat pengar hidung dan mata, maka saya harus memakai buff dan kacamata hitam. Dari pos 2 menuju pos 3 jalan yang dilalui lebih sulit lagi. Selain jalanan yang berdebu juga sudah mulai banyak bebatuan di sepanjang jalur, jadi saya harus lebih berhati-hati. Tanpa menunggu lama di pos 3, saya langsung lanjutkan menuju pos 4 untuk mengejar waktu. Sulitnya jalur membuat saya sampai harus merangkak agar dapat melaluinya. Dengan susah payah akhirnya pukul 04.30 kami sampai di pos 4, karena waktu sudah sore saya putuskan untuk membuat camp disini. Saya takut untuk melakukan perjalanan di malam hari, ini sangat beresiko mengingat jalannya sulit dan penuh bebatuan.

Di pos 4 ini saya dapat menikmati indahnya sunset diatas samudra awan yang begitu indah. Terlihat mentari berada dibalik gunung Slamet di kejauhan. Perlahan-lahan turun dengan pelan tentunya membuat kepuasan sendiri melihatnya. Setelah petang datang saya sedikit bercanda-canda dengan pendaki lain dari berbagai kota di Indonesia sambil menunggu kantuk datang. Rasa kantuk yang menyelimuti berbaur dengan dinginnya pegunungan membuat kami segera bergegas masuk tenda untuk istirahat. Saya berniat untuk summit attack menjelang subuh agar dapat melihat sunrise dari atas Gunung.

Pukul 04.00 kami lanjutkan summit ke puncak Sumbing dengan hanya membawa makanan ringan dan air minum secukupnya. Tenda tetap kami biarkan berdiri, karena kami yakin sesama pendaki pasti saling menjaga dan tidak mungkin mencuri barang milik orang lain. Akhirnya yang kami nantikan datang juga, Sunrise yang sangat memukau muncul seolah-olah menyapa dari balik gunung Merapi dan Merbabu. Begitu indah keadaan menjadi hangat dan penuh sorak sorai para pendaki. Mereka bergembira sembari mengambil gambar ataupun video. Sungguh momen yang paling dinantikan dan sulit untuk dilupakan bagi saya. Inilah kegembiraan dan kebahagiaan yang sejati, jiwa seakan lepas dari semua beban yang menggerogoti sepanjang hari.

Kalau agan-agan mau lihat videonya ini saya kasih gan.


Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel