Pengen Bikin Calo Mamp*s, Jangan Beli Tiket di Calo
Thursday, August 30, 2018
Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
:nyepi
Sebagai tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2018, Indonesia bisa di katakan cukup sukses meski masih ada kekurangan di sana - sini. Satu hal yang cukup mengganjal dan menjadi salah satu noktah yaitu terkait penjualan tiket, baik untuk tiket pembukaan maupun tiket pertandingan.
Banyaknya antusias masyarakat untuk menyaksikan secara langsung pembukaan Asian Games yang di selenggarakan di Gelora Bung Karno maupun pada saat para atlet bertanding membuat tiket begitu sulit di dapat. Hal yang sama juga berlaku untuk penjualan tiket closing ceremony. Penjualan tiket melalui sistem daring beberapa waktu yang lalu juga mengalami masalah. Sedangkan untuk penjualan on the spot, antrian sudah bisa di pastikan mengular.
Hal ini di manfaatkan betul oleh para oknum yang tak bertanggung jawab untuk meraih keuntungan pribadi. Para calo banyak berkeliaran di sekitar venue pertandingan menawarkan tiket dengan harga yang fantastis, dua hingga tiga kali lipat lebih mahal dari harga aslinya. Entah mereka mendapatkan stok tiket dari mana, yang jelas mereka bahkan hampir punya semua tiket di venue pertandingan yang berpotensi rame penonton. Ada yang menawarkan secara sembunyi - sembunyi, namun tak jarang yang menawarkan jualannya dengan terang - terangan.
Namun ada beberapa calo yang mengaku mendapatkan tiket dengan cara membeli tiket tersebut lebih dulu di pagi hari, untuk kemudian kembali di jual saat loket sudah penuh antrian atau bahkan tiket di loket sudah habis. Dengan cara seperti itu, hanya dengan membeli 4 tiket saja, mereka sudah bisa mengantongi keuntungan 400 ribu jika tiket yang ia jual dengan harga yang sudah di up 100 ribu per lembar tersebut habis.
Namun resikonya, jika ternyata tiket yang sudah ia beli tersebut kurang di minati masyarakat, maka uang yang sudah ia investasikan tersebut hanya akan jadi kertas yang tak berguna. Setelah pertandingan usai, bahkan kertas - kertas itu tak ubahnya seperti kertas bungkus gorengan yang akan di buang setelah gorengannya habis.
Di mana ada gula, di situ ada semut. Mungkin pepatah itu yang cocok untuk menggambarkan situasi ini. Di mana ada even yang menjual tiket dan bisa menarik masa, di situ pasti ada calo. Fenomena ini tak hanya kita temui di even Asian Games saja, di even Piala AFF U19 dan U16 yang di gelar di Sidoarjo beberapa waktu yang lalu pun sama. Bahkan mungkin di even - even besar seluruh dunia akan kita temui fenomena calo ini.
Lalu, bagaimana cara kita "memberantas" calo? Dalam kasus Asian Games, INASGOC selaku penanggung jawab even sudah mengantisipasinya dengan cara membatasi penjualan maksimal 4 tiket untuk 1 orang. Meski dengan cara ini pun masih ada celah untuk di curangi oleh para calo, seperti yang di utarakan salah satu calo di atas.
Salah satu cara paling efektif "memberantas" calo yaitu jangan menggunakan jasa calo a.k. a jangan beli tiket di calo. Biarkan tiket - tiket yang sudah mereka beli jadi sekedar kertas yang tak berguna. Karena selama masih ada peminat, calo pasti akan tetap ada. Cara - cara normatif seperti razia yang di lakukan oleh pihak berwajib pun di rass kurang mempan mengatasi masalah percaloan ini.
Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini dan Ini
Sumur Gambar : Om Google