Pentingkah IPK Untuk Pencari Kerja?

Menjelang musim penerimaan Mahasiwa Baru, pada kesempatan ini saya ingin membahas mengenai "Pentingkah IPK untuk Pencari Kerja?"




Berdasarkan pengalaman pribadi TS, Sampai saat ini untuk lowongan kerja khusunya BUMN, hampir semua, perusahaan BUMN menerapkan standar IPK minimal untuk bisa lolos test Administrasi, jadi misalnya sejenius apapun kita, tapi IPK kita lebih kecil dari yang di persyaratkan, maka secara otomatis, lamaran kita tidak akan di proses lebih lanjut, bayangkan saja, hanya dengan satu faktor itu saja, lamaran kita tidak di proses oleh perusahaan. Luar biasa sekali The Power of IPK di dunia kerja ini.

Tahukan anda, bila sebenarnya IPK ini bukan untuk mengukur seberapa ahli kita dalam bidang yang kita pelajari? Soalnya berdasarkan pengalaman TS, HRD tidak akan membaca secara detail transkrip nilai kita, mana mata kuliah yang paling kita kuasai, mana mata kuliah yang kurang kita kuasai. HRD biasanya hanya melihat berapa total IPK kita, apakah memenuhi standar yang mereka buat, atau tidak. Mengapa demikian? Soalnya yang dilihat oleh HRD ini bukan keahlian kita, tapi tanggung jawab kita terhadap kewajiban kita sebagai pelajar, yaitu belajar.

Jadi dari awal, IPK memang bukan untuk mengukur skill kita, tapi untuk mengukur seberapa besar rasa tanggung jawab kita terhadap kewajiban kita.

Menjawab judul Thread. "Pentingkah IPK untuk Pencari Kerja?" Jawabannya adalah "Penting", karena IPK digunakan untuk mengukur seberapa besar rasa tanggung jawab kita terhadap kewajiban kita.




Penilaian HRD untuk mengukur seberapa besar rasa tanggung jawab seorang Pelamar Kejar bila nanti diterima diperusahaan berdasarkan IPK sebenarnya simpel. Hanya dengan melihat IPK kita saja, HRD bisa menilai apakah kita orang yang bertanggung jawab atau tidak. Orang yang IPK nya kecil cenderung tidak bertanggung jawab, dan tidak patuh. Dan orang yang IPK nya besar, cenderung bisa bertanggung jawab terhadap kewajibannya dan patuh. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya, tugas utama dari Mahasiswa itu adalah belajar. Mahasiswa yang IPK nya besar secara otomatis dia merupakan orang yang bertanggung jawab dan fokus terhadap kewajibannya yaitu belajar. Mahasiswa yang IPK nya kecil dia cenderung malas, dan tidak bertanggung jawab terhadap kewajbannya sebagai Mahasiswa, yaitu belajar. Begitulah cara simpel untuk mengetahui bagaimana seseorang di dunia kerja nanti bisa bertanggung jawab terhadap pekerjaannya atau tidak. :iloveindonesias




Lalu, apakah keahlian yang kita miliki tidak dinilai ketika melamar kerja? Tentu saja dinilai, tapi nanti setelah kita lulus tahap awal yang biasanya mensyaratkan IPK. Yang menilai keahlian kita nanti setelah lolos test Administrasi biasanya adalah User (Pegawai atau Manager). Karena seperti kita ketahui, apabila kita melamar kerja tentunya ada tahapan-tahapan yang harus kita lalui. Yang di awal biasanya tes Administrasi / Interview HRD yang mensyaratkan IPK, lalu setelah itu, baru Interview User. Nah pada saat Interview User ini, baru skill kita dilihat, apakah kompeten atau tidak. :thumbup

Jadi jika anda setelah lulus nanti ingin jadi seorang pekerja, misalnya menjadi PNS, pegawai BUMN, Dokter, atau Pekerja IT di suatu Perusahaan. Maka kejarlah IPK, karena itu bisa menjadi penilaian bahwa anda adalah orang yang bertanggung jawab dan patuh. Tapi jika setelah lulus anda ingin berbisnis saja atau meneruskan usaha orang tua, maka IPK bukan segalanya untuk anda :ilovendonesias

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga setelah membaca thread ini, agan-agan jadi lebih semangat belajarnya. :iloveindonesias

Sumber: Gambar by Google Image, Konten by Analisa Pribadi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel