[Renungan]Lidah bisa lebih tajam daripada pedang
"Alaahhh, gak usah punya keinginan tinggi2 lah... ingat kamu itu dari keluarga tidak mampu.."
"Loe gak mungkin bisa, loe kan orangnya gak bisa apa2.."
"Jadi janda ga usah aneh-aneh.. Kegatalan ya?"
"Loe kan jelek, ga mungkin dia mau sama kamu.."
"Kamu itu suami yang ga bertanggung jawab ya!"
"Udahlah.. ga usah pilih2 pasangan.. Dah perawan tua juga..."
"Kamu tuh istri yang tidak berguna! Gak bisa apa2!"
"Dasar anak durhaka! Ga pernah bisa menyenangkan orang tua!"
Sekali waktu (atau mungkin setiap hari), dalam hidup kita, kita pasti pernah mendengar komentar negatif, sinis, menyindir bin merendahkan seperti ini (bercanda atau tidak) terhadap diri kita, yang melemahkan semangat kita. Komentar2 negatif itu bisa muncul dari segala arah: teman2, rekan kerja, saudara, bahkan ortu kita. Komentar2 itu juga bisa merendahkan banyak hal: status, harta, kepintaran, bahkan jenis kelamin kita... "Ciri2nya sama: melemahkan semangat kita, meruntuhkan percaya diri kita, membuat kita merasa sangat tidak nyaman, dan merasa banyak yang salah dengan diri kita...
Komentar2 negatif seperti itu, jika diucapkan berulang2, apalagi jika dari orang2 terdekat kita, sungguh menghancurkan pribadi kita: percaya diri kita.. Efeknya gak langsung terasa, tapi dalam jangka panjang, secara tidak sadar, kita menerima komentar2 negatif itu di dalam hati kita, dan mempercayainya: bahwa kita orang yang tidak mampu, tidak pantas, tidak berhak, untuk mencapai keinginan kita, untuk berbahagia..
Selalu ada orang2 seperti itu di sekeliling kita.. Kata mentor saya: para lintah energi..Ciri2nya mudah: setiap kali kita bertemu orang itu, perasaan kita rasanya tidak nyaman, semangat kita melemah, dan rasanya seperti energi kita untuk menikmati hidup tersedot habis.. Yang lebih parah lagi, kadang2 orang itu tinggal bersama dengan kita, tidur seranjang dengan kita... Bisa kita bayangkan bagaimana jadinya hidup kita bertahun2 dengan orang2 seperti ini...
Dulu saya diam saja menerima komentar2 seperti ini (saya memang cenderung menghindari perselisihan).. Saya berusaha menolaknya di dalam hati saya.. Tapi sungguh sulit mengelola hati saya untuk menghadapi orang2 seperti ini..Kadang2 ucapan2 mereka merasuk ke hati saya: apa saya memang seperti yang mereka katakan? Kadang2 saya merasa sangat marah kepada mereka. Sungguh mereka tidak berhak merusak percaya diri saya, merusak karakter saya..Cuma kadang2 saya sulit untuk menghindari mereka..
Untunglah, pribadi saya terus berkembang.. Seiring dengan meluasnya pergaulan, saya banyak ketemu dengan orang2 yang positif, yang membangun rasa percaya diri saya..Pelan2 saya menjauh dari orang2 yang negatif ini.. Tetapi saya kadang2 masih terganggu juga dengan komentar2 negatif ini.. Sampai saya mendiskusikan hal ini dengan mentor saya. Pertanyaan saya sederhana: bagaimana saya harus menghadapi orang2 seperti ini?
Jawaban beliau sederhana: "Mas, tidak perlu kita menjauhi atau membenci orang2 seperti ini.. Kuncinya ada di hati kita.. Mari kita pandang mereka apa adanya.."
"Orang2 yang negatif seperti itu, biasanya adalah orang2 yang tidak bahagia dengan hidupnya.. Mereka merasa hidup mereka pahit, sehingga mereka mencari kebahagiaan dengan cara merusak kebahagiaan orang2 di sekitar mereka.. Karena sungguh sulit memberi komentar yang menyenangkan untuk kebahagiaan orang lain, kalau kita sendiri tidak bahagia.. Banyak dari kita, secara tidak sadar, akan berusaha merusak kebahagiaan orang lain dengan komentar2 itu, karena sungguh tidak tertahankan untuk tidak bahagia seorang diri.."
"Maka mas, mari kita melihat mereka apa adanya: mereka sungguh orang2 yang patut dikasihani... Tidak perlu kita membenci, mengutuk, atau bertengkar dengan mereka.. Itu hanya akan merusak hati kita. Satu2nya hal yang paling benar yang bisa kita lakukan: kasihanilah mereka..."
Saya terdiam lama...Kita sungguh keliru memandang mereka...Ternyata di balik semua topeng kesinisan, komentar2 negatif, merendahkan, dan menghina dari mereka, ada jiwa yang sungguh tidak bahagia, yang sungguh patut dikasihani...
"Kata2 kita, mencerminkan siapa kita yang sesungguhnya.."
*Sumber dari milis email, mohon maaf kalau repost