Sang Pianis Cilik yang Besar Kepala
Friday, August 17, 2018


Quote:

:iloveindonesia DIRGAHAYU 73:iloveindonesia
Pagi ini, ane mau share sebuah cerita dalam thread ini. Barangkali sebagian dari kalian sudah pernah dengar cerita yang mau ane tuliskan disini. Cuma seperti yang ane bilang di thread gw yang terdahulu bahwa sebuah nasihat atau cerita berfaedah itu perlu untuk di simak lebih dari sekali atau mungkin malah berulang kali. Supaya nambah ilmu atau inspirasi.
Seperti sebuah cerita pada umumnya yang sering mengawali dengan kalimat suatu hari, maka ane juga ingin mengawali cerita ini dengan kalimat tersebut.
Yang bahwa suatu hari pernah ada seorang ayah di Rusia memiliki anak lelaki berusia 5 tahun, kemudian putranya tersebut di masukannya ke sebuah sekolah musik yang ada di kotanya untuk belajar memainkan alat musik piano. Karena sang ayah ini ingin melihat buah hatinya bisa memainkan sebuah piano dan berharap kelak suatu hari dia akan menjadi pianis yang hebat.
Kurang lebih satu bulan setelah putranya bergabung di sekolah musik, kota tersebut kedatangan seorang legenda pianis dunia yang ingin menampilkan pertunjukannya. Karena pianis tersebut merupakan musisi yang sudah terkenal, maka dalam waktu singkat sudah habis terjual tiket untuk pertunjukan itu dan sang ayah beruntung bisa mendapatkan 2 tiket yang sudah di belinya. Yang mana satu tiket untuk dirinya dan satunya lagi buat sang putra.
Sampailah pada hari pertunjukan, kurang dari satu jam sebelum pertunjukan dimulai, setiap kursi-kursi dari sudut ke sudut area penonton terlihat sudah penuh. Namun tiba-tiba sang ayah terkejut melihat anaknya tak lagi berada di sampingnya. Setelah hanya tersisa lampu panggung yang menyala, sang ayah lebih terkejut lagi karena melihat putranya muncul di samping panggung.
Karena si anak tersebut merasa penasaran dengan alat piano yang ada di sekitarnya, dengan mudahnya dia hampiri dan tanpa ragu dia mulai untuk memainkannya.
Operator lampu sorot yang terkejut pun dengan suara piano, dia mengira bahwa pertunjukan sudah dimulai. Sehingga tak banyak cincong langsung dia sorotkan lampunya ke tengah panggung. Tak ketinggalan sang Pianis terkenal tadi juga ikut terheran dengan suara piano itu. Akhirnya dia putuskan untuk naik ke atas pentas untuk melihat apa yang terjadi dengan suara itu.


Setelah dia dekati dan tahu bahwa suara piano itu dimainkan oleh seorang anak kecil, maka dia tak menjadi marah dan terlebih dia persilakan si anak untuk melanjutkan permainan pianonya. Lalu sang Pianis terkenal itu duduk di samping pianis cilik tadi di dalam remang-remang cahaya yang lebih fokus terhadap pianis cilik disampingnya itu. Kemudian pianis terkenal tadi memainkan piano yang lainnya untuk mengimbangi permainan si anak tersebut. Dia berusaha untuk menutupi kelemahan dan kekuarangan permainan piano dari anak itu, sehingga terciptalah sebuah komposisi musik yang harmonis dari pentujukan si pianis cilik dan si Pianis terkenal tadi.


Setelah pertunjukan mereka berdua selesai, sambutan penonton begitu meriah dan lemparan karangan bunga pun bertebaran ke atas panggung. Kemudian si pianis cilik merasa besar kepala karena dia merasa " ajippp, baru sebentar saya berlatih piano, sudah mendapatkan sambutan yang luar biasa". Si anak lupa kalau ternyata ada pianis terkenal di sampingnya yang membuat permainan pianonya menjadi sempurna.

EPILOG

Terkadang kita sering merasa bangga dan tak jarang membanggakan sesuatu yang telah kita raih dan dimiliki pada setiap moment dalam hidup ini. Kita lupa bahwa sekecil dan sebesar apapun rencana yang kita buat, segalanya terlaksana karena ada campur tangan tuhan di sisi kita. Kita layaknya seorang anak kecil di dalam cerita di atas dan sang pianis terkenal bagaikan Tuhan yang selalu mengisi, menemani dan menyempurnakan kelemahan dan kekuarangan pada diri kita.
Semoga bermanfaat, Bye bye...!

Quote:
Demikian, sampai jumpa di Thread yang lain, terimakasih sudah mampir ngopi disini Gan - Sis sekalian.






Spoiler for sumur: