Sejarah Masakan Mentah di Jepang
Thursday, August 23, 2018
SELAMAT DATANG
:shakehand2
Quote:
Berbicara mengenai makanan mentah (raw food) memang tak bisa terlepas dariJepang. Negeri matahari terbit ini terkenal gemar mengonsumsi daging ikan secara mentah yang biasa disebut sashimi.
Kebiasaan mengonsumsi ikan secara mentah ini telah dimulai masyarakat Jepang sejak zaman nenek moyang. Selain itu, kondisi geografis Jepang juga mendukung masyarakatnya mengonsumsi ikan secara mentah.
Seperti dikutip dari Cambridge.org, secara geografis, Jepang berada di pertemuan arus hangat dan dingin yang memberikan sumber daya alam (ikan) yang melimpah. Kondisi ini membuat masyarakat Jepang gemar bereksplorasi cara mengolah ikan.
Masyarakat Jepang menilai hidangan ikan memiliki status sosial lebih tinggi ketimbang hidangan sayuran, terutama sebagai makanan suguhan di acara pesta-pesta besar.
Meski begitu, kesulitan pengiriman ikan laut segar secara modern mengurangi tingkat konsumsi ikan laut segar di pedalaman, dan bahkan digantikan dengan ikan air tawar sebagai hidangan utama.
Masyarakat Jepang mengenal pameo terkenal mengenai konsep dasar mengolah hidangan ikan, yakni "Makanlah ikan terutama secara mentah, lalu pangganglah, dan rebuslah sebagai pilihan terakhir".
Pameo tersebut menekankan bahwa cara terbaik merasakan cita rasa dan tekstur ikan adalah ketika ikan masih segar dan mentah. Jika kondisi ikan kurang segar, maka cara terbaik mengonsumsinya adalah dengan menambahkan garam dan memanggangnya.
Jika kondisi ikan tidak segar,maka lebih baik merebusnya dengan bumbu-bumbu seperti kecap Jepang ( shoyu ) atau pasta kedelai (miso).
Tradisi mengonsumsi ikan mentah telah dilakukan masyarakat Jepang sejak zaman nenek moyang. Namasu, atau cara memakan ikan mentah yang dipotog tipis dan dicelupkan ke dalam saus cuka adalah salah satu contohnya.
Bagaimanapun,sashimi menjadi lebih populer sejak abad ke-17, ketika popularitas kecap shoyumeningkat. Irisan ikan mentah yang segar akan dimakan setelah dicelupkan ke dalam kecap shoyu dengan tambahan sedikit wasabi (Wasabia Japonica), sambal yang berasal dari tumbuhan yang mirip dengan lobak.
Filosofi memasak pada umumnya mengarah pada penciptaan rasa baru yang tidak ada secara alami. Cita rasa baru tersebut dihasilkan dari proses memasak dan menambahkan bumbu-bumbu pada bahan masakan.
Namun cara memasak tradisional Jepang justru kebalikannya. Gagasan dari cara memasak Jepang adalah untuk mempertahankan cita rasa alami dari bahan masakan dengan seminimal mungkin proses memasak.
Karenanya, sashimi, bisa dianggap sebagai masakan yang melambangkan filofosi cara memasak tradisional Jepang.
Kebiasaan mengonsumsi ikan secara mentah ini telah dimulai masyarakat Jepang sejak zaman nenek moyang. Selain itu, kondisi geografis Jepang juga mendukung masyarakatnya mengonsumsi ikan secara mentah.
Seperti dikutip dari Cambridge.org, secara geografis, Jepang berada di pertemuan arus hangat dan dingin yang memberikan sumber daya alam (ikan) yang melimpah. Kondisi ini membuat masyarakat Jepang gemar bereksplorasi cara mengolah ikan.
Masyarakat Jepang menilai hidangan ikan memiliki status sosial lebih tinggi ketimbang hidangan sayuran, terutama sebagai makanan suguhan di acara pesta-pesta besar.
Meski begitu, kesulitan pengiriman ikan laut segar secara modern mengurangi tingkat konsumsi ikan laut segar di pedalaman, dan bahkan digantikan dengan ikan air tawar sebagai hidangan utama.
Masyarakat Jepang mengenal pameo terkenal mengenai konsep dasar mengolah hidangan ikan, yakni "Makanlah ikan terutama secara mentah, lalu pangganglah, dan rebuslah sebagai pilihan terakhir".
Pameo tersebut menekankan bahwa cara terbaik merasakan cita rasa dan tekstur ikan adalah ketika ikan masih segar dan mentah. Jika kondisi ikan kurang segar, maka cara terbaik mengonsumsinya adalah dengan menambahkan garam dan memanggangnya.
Jika kondisi ikan tidak segar,maka lebih baik merebusnya dengan bumbu-bumbu seperti kecap Jepang ( shoyu ) atau pasta kedelai (miso).
Tradisi mengonsumsi ikan mentah telah dilakukan masyarakat Jepang sejak zaman nenek moyang. Namasu, atau cara memakan ikan mentah yang dipotog tipis dan dicelupkan ke dalam saus cuka adalah salah satu contohnya.
Bagaimanapun,sashimi menjadi lebih populer sejak abad ke-17, ketika popularitas kecap shoyumeningkat. Irisan ikan mentah yang segar akan dimakan setelah dicelupkan ke dalam kecap shoyu dengan tambahan sedikit wasabi (Wasabia Japonica), sambal yang berasal dari tumbuhan yang mirip dengan lobak.
Filosofi memasak pada umumnya mengarah pada penciptaan rasa baru yang tidak ada secara alami. Cita rasa baru tersebut dihasilkan dari proses memasak dan menambahkan bumbu-bumbu pada bahan masakan.
Namun cara memasak tradisional Jepang justru kebalikannya. Gagasan dari cara memasak Jepang adalah untuk mempertahankan cita rasa alami dari bahan masakan dengan seminimal mungkin proses memasak.
Karenanya, sashimi, bisa dianggap sebagai masakan yang melambangkan filofosi cara memasak tradisional Jepang.
Sumber
Semoga Bermanfaat
:maafagan
Jangan lupa
:rate5:toast