Telah ditemukan ramuan untuk mengawetkan mumi Mesir Kuno
Tuesday, August 21, 2018

Agan pasti bertanya-tanya, gimana sih cara orang-orang mesir terdahulu ngawetin mumi yang ampe sekarang masih bisa kita lihat disana.
:bingung
Jawaban agan terjawab akhirnya nih gan, tim peneliti ungkap ramuan pengawet mumi nih
:wow
Quote:

Mumi Turin S. 293 | Egyptian Museum of Turin /Journal of Archaeological Science
Tim peneliti internasional melakukan analisis kimia dari sebuah mumi (bernama "S. 293") yang usianya diperkirakan 5,5-5,7 ribu tahun. Sejak 1901 mumi itu disimpan di Egyptian Museum of Turin, Italia, tetapi tidak pernah diperiksa secara eksperimental.
Mumifikasi biasanya dikaitkan dengan era Firaun. Praktik ini sebagian besar diyakini kali pertama muncul sekitar tahun 2.200 SM dan mencapai puncaknya sekitar tahun 1.000 SM. Namun, proses sekompleks ini pastinya tidak tercipta dalam semalam.
Dilansir dari BBC (16/8), kini tim peneliti internasional tersebut telah menemukan bukti lebih lanjut bahwa praktik mumifikasi yang disengaja telah berlangsung satu milenium dan setengah periode lebih awal. Cakupannya pun jauh lebih luas dari area Mesir.
Para arkeolog mampu melakukan analisis yang komprehensif. Ahli Mesir, Jana Jones, dari Macquarie University di Australia menceritakan tentang prosedur yang mereka lakukan.
"Dengan menggabungkan hasil analisis kimia dengan pemeriksaan visual tubuh, serta hasil studi genetik, perhitungan radiokarbon, dan mempelajari kain di bawah mikroskop. Kami menegaskan bahwa ini adalah praktik mumifikasi yang disengaja terjadi sekitar 3,6 ribu tahun sebelum masehi. Mayat lelaki itu berusia 20 hingga 30 tahun ketika dia meninggal," ujar Jones.
Tak hanya temuan masalah praktik yang lebih awal saja yang menjadikan studi gabungan antara peneliti University of York, Oxford, Warwick, di Inggris, Macquarie, di Australia, dan Trento serta Turin, di Italia, ini menjadi menarik.
Sebelumnya, diasumsikan bahwa mumifikasi terjadi secara alami, tetapi data baru menyanggah hipotesis tersebut.
Penelitian ini didasarkan pada studi 2014 yang menunjukkan campuran kompleks zat yang digunakan untuk pembalseman Mesir Kuno.
Para ilmuwan telah berhasil menemukan rahasia formula utama mumifikasi. Untuk pelestarian mumi digunakan kain yang diresapi dengan campuran minyak sayur, resin yang dipanaskan dari tumbuhan runjung, ekstrak tanaman aromatik, dan perekat yang berbasis resin atau gula.
Arkeolog, Stephen Buckley, dari University of York dan rekan-rekannya, menganalisis residu organik dari kain pembungkus mumi dengan teknik yang disebut spektrometri-kromatografi gas (GC-MS). Proses senyawa kimia yang diuapkan disortir oleh massanya sehingga para ilmuwan dapat menganalisis komposisi kimia dari sampel.
Ternyata, tumbuhan runjung bukanlah tanaman asli Mesir. Bahan ini harus diimpor, kemungkinan besar dari sumber terdekat di wilayah Israel modern. Jadi, temuan ini sekaligus menjadi petunjuk jaringan perdagangan Mesir Kuno sebelum muncul kerajaan.
Namun, yang penting adalah bahwa bahan-bahan tersebut pada dasarnya sama dengan yang digunakan untuk merawat mumi kerajaan Mesir 2.500 tahun kemudian. Senyawa ini membantu memastikan bahwa bakteri penyebab pembusukan tidak dapat berkoloni lagi di tubuh mumi setelah kering.
Bedanya, dalam praktik yang lebih baru, organ-organ sang mumi diangkat dari dalam tubuh dan ditempatkan di guci khusus. Kemudian, melapisi tubuh luar dan dalam dengan natron, sejenis garam, untuk menarik semua kelembapan dari kulit. Selanjutnya, tubuh mayat dibungkus dengan banyak lapisan kain yang dilapisi resin pembalseman kuno, dan diawetkan dalam peti tertutup selama ribuan tahun.
Sementara itu, mumi Turin masih menyimpan organnya secara lengkap di dalam tubuh. Terkubur di pasir gurun yang panas dan kering. Kondisi yang demikian diduga menjadi alasan atas tubuhnya yang kering dan tidak hancur oleh pembusukan.
Hasil penelitian telah dipublikasikan di The Journal of Archaeological Science.
Tidak hanya di Mesir
Praktik mumifikasi bukan "monopoli" budaya Mesir saja. Indonesia juga memiliki setidaknya ada dua suku populer yang mempraktikan tradisi tersebut.
Pertama adalah Suku Toraja di Sulawesi Selatan. Tepatnya, di Kabupaten Toraja Utara, terdapat perbukitan batu yang berisikan liang-liang tempat menaruh jasad.
Dilansir dari Historia.id (5/5/2010), Suku Toraja awalnya melakukan proses mumifikasi menggunakan bahan daun vinus, minyak tanah batang tille—seperti batang tebu tapi lebih kecil, daun teh, dan garam.
Namun, memasuki tahun 90an pengawetan jasad menggunakan bahan kimia modern yaitu formalin, meski daya tahannya tidak sebaik para leluhur.
Suku kedua yang mempraktikan mumifikasi berada di Papua, yaitu Suku Dani.
Suku Dani melakukan praktik mumifikasi tanpa dilakukan pembalutan, mayat hanya dijemur dan disimpan di dalam gua.
Lalu, setelah mulai mengering, mumi akan ditaruh di atas perapian. Kemudian, ditusuk dengan tulang babi untuk menghilangkan lemak yang terkandung di dalamnya. Hasilnya, jasad akan menghitam dan kering.
Mumifikasi biasanya dikaitkan dengan era Firaun. Praktik ini sebagian besar diyakini kali pertama muncul sekitar tahun 2.200 SM dan mencapai puncaknya sekitar tahun 1.000 SM. Namun, proses sekompleks ini pastinya tidak tercipta dalam semalam.
Dilansir dari BBC (16/8), kini tim peneliti internasional tersebut telah menemukan bukti lebih lanjut bahwa praktik mumifikasi yang disengaja telah berlangsung satu milenium dan setengah periode lebih awal. Cakupannya pun jauh lebih luas dari area Mesir.
Para arkeolog mampu melakukan analisis yang komprehensif. Ahli Mesir, Jana Jones, dari Macquarie University di Australia menceritakan tentang prosedur yang mereka lakukan.
"Dengan menggabungkan hasil analisis kimia dengan pemeriksaan visual tubuh, serta hasil studi genetik, perhitungan radiokarbon, dan mempelajari kain di bawah mikroskop. Kami menegaskan bahwa ini adalah praktik mumifikasi yang disengaja terjadi sekitar 3,6 ribu tahun sebelum masehi. Mayat lelaki itu berusia 20 hingga 30 tahun ketika dia meninggal," ujar Jones.
Tak hanya temuan masalah praktik yang lebih awal saja yang menjadikan studi gabungan antara peneliti University of York, Oxford, Warwick, di Inggris, Macquarie, di Australia, dan Trento serta Turin, di Italia, ini menjadi menarik.
Sebelumnya, diasumsikan bahwa mumifikasi terjadi secara alami, tetapi data baru menyanggah hipotesis tersebut.
Penelitian ini didasarkan pada studi 2014 yang menunjukkan campuran kompleks zat yang digunakan untuk pembalseman Mesir Kuno.
Para ilmuwan telah berhasil menemukan rahasia formula utama mumifikasi. Untuk pelestarian mumi digunakan kain yang diresapi dengan campuran minyak sayur, resin yang dipanaskan dari tumbuhan runjung, ekstrak tanaman aromatik, dan perekat yang berbasis resin atau gula.
Arkeolog, Stephen Buckley, dari University of York dan rekan-rekannya, menganalisis residu organik dari kain pembungkus mumi dengan teknik yang disebut spektrometri-kromatografi gas (GC-MS). Proses senyawa kimia yang diuapkan disortir oleh massanya sehingga para ilmuwan dapat menganalisis komposisi kimia dari sampel.
Ternyata, tumbuhan runjung bukanlah tanaman asli Mesir. Bahan ini harus diimpor, kemungkinan besar dari sumber terdekat di wilayah Israel modern. Jadi, temuan ini sekaligus menjadi petunjuk jaringan perdagangan Mesir Kuno sebelum muncul kerajaan.
Namun, yang penting adalah bahwa bahan-bahan tersebut pada dasarnya sama dengan yang digunakan untuk merawat mumi kerajaan Mesir 2.500 tahun kemudian. Senyawa ini membantu memastikan bahwa bakteri penyebab pembusukan tidak dapat berkoloni lagi di tubuh mumi setelah kering.
Bedanya, dalam praktik yang lebih baru, organ-organ sang mumi diangkat dari dalam tubuh dan ditempatkan di guci khusus. Kemudian, melapisi tubuh luar dan dalam dengan natron, sejenis garam, untuk menarik semua kelembapan dari kulit. Selanjutnya, tubuh mayat dibungkus dengan banyak lapisan kain yang dilapisi resin pembalseman kuno, dan diawetkan dalam peti tertutup selama ribuan tahun.
Sementara itu, mumi Turin masih menyimpan organnya secara lengkap di dalam tubuh. Terkubur di pasir gurun yang panas dan kering. Kondisi yang demikian diduga menjadi alasan atas tubuhnya yang kering dan tidak hancur oleh pembusukan.
Hasil penelitian telah dipublikasikan di The Journal of Archaeological Science.
Tidak hanya di Mesir
Praktik mumifikasi bukan "monopoli" budaya Mesir saja. Indonesia juga memiliki setidaknya ada dua suku populer yang mempraktikan tradisi tersebut.
Pertama adalah Suku Toraja di Sulawesi Selatan. Tepatnya, di Kabupaten Toraja Utara, terdapat perbukitan batu yang berisikan liang-liang tempat menaruh jasad.
Dilansir dari Historia.id (5/5/2010), Suku Toraja awalnya melakukan proses mumifikasi menggunakan bahan daun vinus, minyak tanah batang tille—seperti batang tebu tapi lebih kecil, daun teh, dan garam.
Namun, memasuki tahun 90an pengawetan jasad menggunakan bahan kimia modern yaitu formalin, meski daya tahannya tidak sebaik para leluhur.
Suku kedua yang mempraktikan mumifikasi berada di Papua, yaitu Suku Dani.
Suku Dani melakukan praktik mumifikasi tanpa dilakukan pembalutan, mayat hanya dijemur dan disimpan di dalam gua.
Lalu, setelah mulai mengering, mumi akan ditaruh di atas perapian. Kemudian, ditusuk dengan tulang babi untuk menghilangkan lemak yang terkandung di dalamnya. Hasilnya, jasad akan menghitam dan kering.
Nah itu dia rahasianya, jangan di praktekin dirumah yah gan... apalagi buat ngawetin perasaan agan ke dia yang entah pergi kemana
:ngakak
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini :cystg
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan :thumbup:thumbup
Jangan taro daging kurban ente di plastik warna gan !
Orang kaya paling sering berperilaku buruk, bener gak?
Kumbang 99 juta tahun tersimpan dalam ambar di Myanmar
5 Makanan untuk mengurangi rasa cemas
Upaya NASA menyentuh lapisan terpanas Matahari
Ini loh gan, menu para atlet Asian Games 2018
Wow! Burung bisa nguping buat nyelamatin dirinya?!
Manfaat mengajarkan agama pada anak sejak usia dini
Nih buat Agan sama Sista sekalian Yuk Kenalin Gastric Virus
Ini penyebab orang mudah percaya hoax
Jangan taro daging kurban ente di plastik warna gan !
Orang kaya paling sering berperilaku buruk, bener gak?
Kumbang 99 juta tahun tersimpan dalam ambar di Myanmar
5 Makanan untuk mengurangi rasa cemas
Upaya NASA menyentuh lapisan terpanas Matahari
Ini loh gan, menu para atlet Asian Games 2018
Wow! Burung bisa nguping buat nyelamatin dirinya?!
Manfaat mengajarkan agama pada anak sejak usia dini
Nih buat Agan sama Sista sekalian Yuk Kenalin Gastric Virus
Ini penyebab orang mudah percaya hoax
