TERNYATA KITA KURANG OLAHRAGA
Thursday, August 30, 2018
foto: tempo.co
Anak muda ini bisa saja cukup selebrasi dan salaman semi formal standar dengan para tokoh VVIP di atas. Tapi ada hal yang spontan dia dilakukan. Satu hal yang pemuda berbalut bendera merah-putih ini ingin bagikan kepada kami yang sontak jadi kita. Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah saksinya.
Berpelukaaan
Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah sorak sorai bergembira. Setelah menaklukkan pesilat Vietnam Nguyen Thai Linh, Pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumahu naik ke podium kehormatan untuk bersalaman.
Hanifan mendatangi Ketua Kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 Komjen Pol Syafruddin yang juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Kemudian bersalaman dengan Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarno Putri, serta memeluk Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Ia bersalaman dengan Presiden RI Joko Widodo yang menyambut sumringah. Peraih emas nomor kelas c putra 60 kg ini lalu memeluk Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto yang tepat di sebelah Jokowi. Semua tampak biasa saja.
Sejurus kemudian riuh mencapai ekskalasi maksimum ketika sontak Hanifan meraih tangan Jokowi dan tangan Prabowo lalu memeluk dan mendekatkan keduanya. Jokowi dan Prabowo tertawa tak mengira. Kedua sosok yang nanti akan berlaga dalam Pemilhan Presiden RI pada 2019 mendatang ini pun kompak menyambut pelukan Hanifan. Mereka bertiga berpelukaaan. Dengan Hanifan berbendera merah putih di tengah jadi momen paling istimewa dan sangat simbolik untuk diabadikan. Cantik.
Semua yang berada di podium tersenyum lebar, tertawa, bertepuk tangan. Pak Jusuf Kalla, Ibu Megawati, Ibu Puan Maharani. Semua riuh. Para hadirin apalagi. Bergemuruh, tak menyangka disuguhi tambahan momentum apik. Menyaksikan anak bangsa berhasil meraih emas saja sudah luar biasa. Ini masih ditambah bonus pemandangan yang mengelorakan.
Semua riuh. kecuali seorang Paspampres berpakaian hitam di belakang. Eksperesinya datar. Tenang. Menyaksikan dan tetap mengamati situasi sekeliling. Yap. Pasmpampres harus tetap profesional, bukan jaim. Mungkin dalam hatinya juga membuncah gembira dan bangga. Siapa tahu.
Semua Happy
Yang jelas semua hapy, semua senang. Jadi hampir lupa kita. Menyongsong Pilpres 2019, kondisi lini masa media sosial makin tidak tenang. Selalu saja terjadi adu debat, saling merisak, saling bertahan membela jagoan pilihan. Marak persekusi. Gesekan kerap terjadi. Kubu sana begini, kubu sini begitu. Padahal kedua bapak kita itu biasa saja. Tetap duduk bersama menyaksikan anak negeri berlaga mengharumkan nama bangsa.
Siapa nyana, belakangan perhelatan Asian Games 2018 sempat mendinginkan suasana. Kita bisa duduk bersama mendukung kegigihan tim sepak bola kita. Kita bisa bersama larut harap-harap cemas menyaksikan perjuangan tim bulu tangkis kita. Kita bisa bersama dukung Indonesia. Iya, kita. bukan kami apalagi mereka. Jadi, siapakah kita?
Ternyata kita adalah insan yang butuh olahraga. Agar otot tidak kejang dan syaraf tidak tegang. Kita perlu santai. Pemanasan untuk melemaskan lalu bergerak. Lampiaskan Energi of Asia. Keluarkan aura negatif lewat keringat. Setelah itu istirahat. Hingga tak ada waktu lagi kita untuk berdebat. Badan sehat dan rohani kuat. Melihat masa depan bangsa ini jadi makin cermat. Apalagi yang harus kita lakukan bersama supaya Indonesia maju pesat? Ayo bergerak! Salam olahraga!
:iloveindonesia:iloveindonesia:iloveindonesia