Tips Agar Kalian Dianggap Pandit La Liga Panutan Bangsa
Friday, August 31, 2018
Setelah berpuasa tiga bulan lamanya, khidmat untuk Piala Dunia menuruti perintah FIFA, sekarang La Liga telah kembali. Karena kian hari penikmatnya kian banyak, maka para pemula tentu butuh panduan. Jika engkau hendak tampak fasih dengan liga, berikut ini tips yang patut diperhatikan dengan saksama dalam tempo sesuka-sukanya.
1. Sesumbar bahwa La Masia kalah hebat dari Lezama.
Apa kesamaan Asier del Horno, Carlos Gurpegui, Fernando Llorente, Iker Muniain, Inaki Williams, dan Mikel San Jose? Belajar main sepak bola di akademi Athletic Bilbao.
Dunia sudah tahu kalau Athletic Bilbao adalah satu klub yang begitu langka. Klub Basque ini memegang teguh prinsip hanya membeli pemain yang asli Basque, keturunan maupun hasil didikan Basque. Konsekuensinya, pilihan pemain di bursa transfer jadi sangat sempit. Alternatifnya ya mencetak sendiri pemain-pemain yang dibutuhkan. Jangan keliru, meski terkesan kaku dan kuno, Athletic adalah tiga klub Spanyol yang tak pernah terperosok ke Segunda (dua lainnya adalah Barcelona dan Real Madrid tentu saja).
Mereka pun pernah bermain di Liga Champions, juga tampil di final Liga Europa (edisi 2012) setelah menyingkirkan Manchester United yang sugihnya minta ampun. Nah, sumber pemain-pemain hebat mereka adalah akademi mereka yang akrab dikenal dengan nama Lezama. Aslinya ini adalah nama komplek latihan tim akademi, tapi lebih popular sebagai nama akademi itu sendiri. Lezama adalah La Masia-nya Athletic.
Nama-nama di atas kurang akrab? Baik. Dua lagi pemain produksi Lezama; Aymeric Laporte dan Kepa Arrizabalaga. Yang terakhir adalah kiper termahal dunia saat ini. Siapa penggantinya nanti? Athletic sudah punya Alex Remiro. Juga dari Lezama.
2. Bilang ke handai tolan, musim depan Real Betis bisa kembali ke Liga Champions dan Quique Setien lah biangnya.
Musim lalu akhirnya dunia mulai memandang dua mata ke Quique Setien. Mantan pemain timnas Spanyol yang punya talenta melatih hebat, namun tak banyak orang tahu karena ia sendiri tak mengejar karir kepelatihan. Yah mungkin sekarang tidak lagi.
Usai membawa Las Pasmas disegani (Luka Modric mendatangi Setien di akhir pertandingan dan bilang ia suka permainan Las Palmas), ia pindah ke Real Betis dan membawa dampak yang tak kalah instan dari menyeduh mie. Ia penganut filosofi Johan Cruyff dan percaya penuh permainan tim tak harus menyesuaikan pemain yang ada, justru pemain bisa diajari bermain sesuai sistem yang dimau pelatih.
"Kalau kau mengajari mereka cara memegang bola, mengumpan kaki ke kaki, mereka pada akhirnya akan tahu bahwa itu cara yang lebih baik dan lebih benar,"
Di Las Palmas dan Betis, para pemain bermain sesuai yang ia mau. Las Palmas sempat ada di pucuk klasemen dan aman dari ancaman degradasi. Betis lolos ke Liga Europa dan bahkan nyaris saja bisa mendapat tiket ke Liga Champions.
Musim ini, dibantu Lorenzo Serra Ferrer, Wakil Ketua Real Betis, Setien memboyong Takashi Inui, Pau Lopez, Sergio Canales, dan William Carvalho. Betul, Carvalho yang bermain di timnas Portugal dan diincar klub besar Eropa itu memilih Real Betis.
Jangan heran jika Betis bisa sampai ke perempat final LE dan bersaing mendapat tiket LC musim depan.
3. Bukan Cristiano Ronaldo pemain terbaik Real Madrid, melainkan Modric.
Memangnya karena apa Modric bisa mendapat gelar Pemain Terbaik Piala Dunia 2018? Jelas karena dia lah jantung permainan El Real. Modric, yang ngawur sekali sempat dibilang pembelian gagal, bertugas mengatur ke mana arah bola, mengatur tempo, dan melepas umpan-umpan yang keterlaluan sekali bagusnya.
Ronaldo mungkin membuat bek dan kiper ketar-ketir, tapi tanpa adanya Modric yang mengatur itu semua, bola-bola itu tak akan sampai ke tempat yang enak untuk disepak ke gawang.
Kualitas lain yang menyebalkan lawan, Si Penyihir Kecil ini kok rasanya tidak paham apa itu tekanan lawan. Setiap ditekan lawan, ia berkelit seolah mereka tak ada. Persis seperti Sergio Busquets (yang sama menyebalkannya, dan sama kurang diapresiasi juga).
Sergio Asenjo adalah pemain paling sial, tapi juga paling beruntung.
Empat kali dihajar cedera ACL (anterior cruciate ligament, otot lutut), 870 hari absen olehnya, dan entah berapa liter air mata yang menetes. Dan Asenjo selalu kembali seperti sedia kala.
Empat cedera parah itu ia dapat pada 2011, 2014, 2016, dan 2017. Pemain lain barangkali akan menyerah dan menerima nasib buruknya. Cedera ACL sudah membuat banyak pemain kehilangan permainan terbaiknya. Ganso, Ronaldo gundul, Michael Owen, Theo Walcott, Aaron Niguez (pernah digadang sebagai pemain muda Spanyol paling menjanjikan, kakak Saul), dan Holger Badstuber adalah beberapa nama korban ACL yang kehilangan potensi terbaik mereka. Falcao, Van Nistelrooy, dan Kurt Zouma juga mengalami namun bisa tetap bermain bagus. Tapi tak satu pun dari mereka yang mengalaminya sebanyak empat kali seperti Asenjo.
Sial. Karena empat kali cedera parah itu mencegah Asenjo mencapai level setara De Gea dan tampil di Piala Dunia.
Beruntung. Karena setiap kembali bermain, ia tampil sangat bagus dan langsung menjadi pilihan utama pelatih.
Tepuk tangan.
Untuk menghemat doku, tinggalah di apartemen dekat Ipurua.
Apa yang lebih menyenangkan dari menonton sepak bola secara langsung, mendengar langsung teriakan penonton, dan sempritan panjang wasit penanda akhir pertandingan? Merasakan itu semua cuma-cuma.
Di sekitar Ipurua, stadion Eibar, menjulang sejumlah apartemen yang berjarak sangat dekat dengan markas klub kecil Basque itu. Cukup pergi ke balkon (atau memandang lewat jendela pun sah saja) untuk menyaksikan pasukan Jose Mendilibar bermain. Eibar memang klub kecil, bisa dibilang liliput malah. Tapi pesonanya terlalu saying untuk dilewatkan.
Inilah klub yang terang-terangan menolak berutang saat butuh uang guna lolos verifikasi main di La Liga.
Alih-alih, mereka menggalang dana lewat dan menjual saham yang dengan sukses merangkul ribuan orang dar seluruh dunia (tak kurang dari 59 negara) merasa ikut memiliki klub kebanggan kota Eibar yang penduduknya tak sampai 30.000 jiwa.
Tinggal di Andalusia jika benar-benar suka sepak bola
Dunia mengenal wilayah Andalusia sebagai bagian penting perkembangan Islam di Eropa. Di wilayah ini lah Alhambra yang molek itu berdiri tegak. Untuk para pecinta sepak bola, tinggal di sini akan memuaskan. Ingat, pecinta sepak bola, bukan yang hanya memuja Barca-Madrid.
Almeria, Cadiz, Cordoba, Granada, Malaga, Recreativo Huelva, dan Sevilla silih berganti meramaikan persaingan kompetisi tertinggi sepak bola Spanyol. Dua yang paling kuat tentu saja Betis dan Sevilla. Nama kedua mencatat triplete gelar LE. Saking seringnya bahkan muncul lelucon ini,
"Sevilla juara LE à dapat tiket LC à peringkat ketiga di grup à masuk ke babak 32 besar LE à juara LE… begitu terus sampai cebong dan kampret bersatu"
Nama pertama sejak lama dipuji karena fanatisme suporternya. Tingkat keterisian Benito Villamarin hanya kalah dari Barca, Real dan Atleti. Padahal klub ini prestasinya kalah jauh dari si tetangga. Malahan tiga tahun lalu mereka tikusruk ke Segunda. Apakah stadion jadi sepi? Justru suporternya semakin bersemangat mendukung agar bisa kembali ke La Liga.
Jika kota Madrid dan Barcelona bisa memberi sajian sepak bola yang menarik, kenapa harus Andalusia? Begini, di Andalusia kita akan merasakan stadion yang nyaris murni hanya diisi warga lokal. Oleh mereka yang tahu perjuangan klub, merasakan penderitaan yang sama, melewati tantangan bersama, dan paham betul nilai-nilai klub serta sejarahnya. Hampir nihil jumlah turis yang sibuk memotret dan berswafoto ria di stadion-stadion Andalusia.
ITULAH SEKILAS TENTANG MENARIKNYA LA LIGA SPANYOL. SEMOGA KALIAN MENGAPRESIASI NYA DENGAN BAIK.
NB : TS MENGHARAPKAN :cendolgan DAN BIASAKAN MEMBACA SEBELUM BERKOMENTAR.