Haringga Sirla dan Kasus-kasus the Death of Supporter Lainnya
Tuesday, September 25, 2018
Haringga Sirla tewas dikeroyok suporter fanatik ketika dia menonton pertandingan Persib versus Persija di stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Delapan orang ditetapkan sebagai tersangka pengeroyok.
Kasus Haringga Sirla memang memilukan dan membuat bergidik. Namun kasus kematian suporter di dalam pertandingan bukan fenomena baru di jagat sepakbola modern.
Ada banyak sebab yang memicu munculnya kematian dan kekerasan di pertandingan sepakbola. Faktor penyerangan sekelompok fans kepada fans lain menempati urutan kelima dari 10 penyebab utama munculnya kematian atau insiden di pertandingan sepakbola.
Nah, apa saja 4 faktor teratas lainnya?
1. Kapasitas stadion tidak diperhatikan
Dalam sejarah ada pengelola pertandingan yang menjual tiket melampaui kapasitas stadion. Tujuannya cuma satu: mencari keuntungan lebih. Ini terjadi pada 16 Oktober 1996 di Mateo Flores National Stadium di Guatemala City, ketika Guatemala bertanding melawan Costa Rica.
Di stadion yang seharusnya hanya bisa diisi maksimum 45,000 orang itu, 84 suporter tewas dan 147 lainnya cedera.
2. Aparat keamanan yang panik
Aparat keamanan yang bertugas menjaga pertandingan terkadang mengalami ketakutan luar biasa yang justru menguasai mereka. Kalau ini yang terjadi, aparat keamanan jadi ancaman serius bagi suporter.
Contohnya bisa kita lihat di Peru. 24 Mei 1964 berlangsung pertandingan kualifikasi Olimpiade antara Peru melawan Argentina, di Estadio Nacional, Lima. Lima polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan untuk menenangkan mereka, setelah sebuah gol Peru dianulir oleh wasit.
Hasilnya kepanikan. 318 orang tewas, dan sekitar 500-4000 orang mengalami cedera.
3. Konflik sosial
Di mesir 1 Februari 2012, suporter klub Al Masry membawa senjata dan menyerang suporter Al Ahly. 74 orang tewas, dan 1000 orang lain cedera. Insiden yang terjadi di Stadion Port Said itu terjadi ketika kondisi Mesir sedang panas-panasnya karena pergantian tampuk kekuasaan.
4. Pintu stadion yang terkunci
Hujan es terjadi 12 Maret 1988 di Dashrath Stadium di Kathmandu, Nepal, persisnya satu jam setengah setelah tim tuan rumah Janakpir Cigarette Factory Limited Club mulai bertanding melawan Muktijoddha Sangsad KC.
Tiadanya atap stadion memunculkan kepanikan di antara penonton. Mereka berlarian ke arah pintu stadion yang terkunci. Kerumunan suporter panik berjumlah 200 orang saling dorong di area pintu, menyebabkan kematian 93 orang dan 100 orang lainnya cedera.
Pintu gerbang stadion yang tadinya dikunci karena alasan keamanan malah jadi sumber bencana yang menewaskan banyak suporter.
***
Bukan berarti ingin mengeksploitasi kematian suporter sepakbola dan menyebutnya sebagai hal biasa. Dalam banyak hal, kematian Sirla dan kasus-kasus kematian suporter lain di seluruh negara lebih banyak diakibatkan manajemen pertandingan yang buruk.
Daftar ini didedikasikan untuk orang-orang yang memiliki kuasa di dunia sepakbola Indonesia, yang rasanya punya banyak sumber daya untuk membantu penggemar sepakbola membangun masa depan sepakbola Indonesia yang lebih baik.
=================================== Sumber Inspirasi Menulis Thread ================================