Sunday, September 23, 2018

Membangun Kembali Kotagede

Membangun Kembali Kotagede



JAUH sebelum gempa menghantam Kotagede, kerusakan kebudayaan, ekonomi, sosial, dan lingkungan sudah berlangsung di sana.

Dari segi kebudayaan, Kotagede mengalami pemiskinan, baik dalam hal pandangan hi-dup maupun ungkapan. Tumbangnya PKI, diharuskannya semua orang menganut agama yang diakui negara, stigmatisasi terhadap keyakinan yang tidak berdasar agama, telah menyebabkan lenyapnya kaum abangan dan para penganut aliran kepercayaan di sana.

Berbagai ungkapan kebudayaan rakyat yang disangganya, seperti karawitan, kethoprak, wa-yang, jathilan, srandul, dan macapatan, pelan-pelan ter-gerus. Sejak 1965, Kotagede hanya mengenal kebudayaan kaum santri, itu pun terbatas pada Muhammadiyah yang berambisi memurnikan Islam.

Pada dasawarsa terakhir, generasi muda Muhammadiyah mencoba menghidupkan kembali cabang-cabang kesenian rakyat (yang hingga 1965 dikembangkan oleh PKI) melalui Festival Kotagede, yang diadakan secara tahunan. Tetapi ke-giatan ini terasa jauh dari cukup, sebab akar-akar permasalahannya belum dicabut, yakni kebebasan meng-anut keyakinan yang berbeda.

https://majalah.tempo.co/read/121022...mbali-kotagede

#alirankepercayaan #penghayatkepercayaan #penganutkepercayaan #pki #muhammadiyah