TEMPO.CO, Montreal - Para ilmuwan telah mensimulasikan material yang dikenal paling kuat di alam semesta, yang disebut pasta nuklir, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 18 September 2018.Pasta nuklir adalah material di jantung kerak bintang neutron. Material ini struktur sangat padat yang mengambil bentuk menyerupai berbagai jenis pasta, seperti lasagna dan spaghetti.
Menggunakan superkomputer untuk menjalankan simulasi yang membutuhkan waktu prosesor 2 juta jam, para peneliti telah mengungkap untuk pertama kalinya, cara di mana bintang neutron pecah.
"Kekuatan kerak bintang neutron, terutama bagian bawah kerak, relevan dengan sejumlah besar masalah astrofisika, tetapi tidak dipahami dengan baik," kata Matthew Caplan, seorang peneliti pasca-doktoral di McGill University.
Bintang neutron adalah produk supernova, dan sangat padat. Menurut para peneliti, mereka seratus triliun kali lebih padat daripada apa pun di Bumi.
Di bawah kerak bintang neutron, proton dan neutron dikemas bersama ke dalam semua jenis struktur, termasuk silinder panjang dan bidang datar. Sifat-sifat ini membuat pasta nuklir sangat kaku, dan sangat sulit dihancurkan.
Live Science melaporkan, dalam studi yang akan segera diterbitkan dalam jurnal Physical Review Letters (dan telah diterbitkan dalam jurnal online arXiv.org), tim peneliti dari Amerika Serikat dan Kanada itu menjalankan serangkaian simulasi komputer untuk menguji kekuatan pasta nuklir, berdasarkan semua yang diketahui tentang kondisi bintang neutron di mana ia terbentuk.
Tim menetapkan bahwa, untuk menghancurkan sepiring pasta nuklir, dibutuhkan sekitar 10 miliar kali kekuatan yang diperlukan untuk menghancurkan baja.
"[Itu] mungkin membuat pasta nuklir menjadi bahan terkuat di alam semesta yang diketahui. "Hasil penelitian kami sangat berharga bagi para astronom yang mempelajari bintang neutron," kata Caplan.
Simulasi ini memungkinkan para peneliti untuk meregangkan dan merusak bahan di kerak bintang neutron untuk mengungkapkan bagaimana ia berperilaku dalam kondisi yang berbeda.
Temuan itu bisa membantu menjawab banyak pertanyaan, kata tim tersebut. "Banyak fenomena fisika yang menarik terjadi di sini di bawah kondisi ekstrem dan memahami sifat fisik bintang neutron adalah cara bagi para ilmuwan untuk menguji teori dan model mereka," kata Caplan.