
Gak bisa dipungkiri, para pengendara motor baik rider maupun bonceng-ers wajib memakai helm. Selain demi menjaga keselamatan bersama, hal ini juga untuk menghindari tilangan polisi. Mungkin ente bisa beralasan karena jaraknya dekat jadi gak perlu pakai helm, tapi bagi kami seorang rider, membawa manusia tanpa helm di jalanan tentu meningkatkan rasa deg-degan kami jika ditilang polisi, jika kena tilang, apa bonceng-ers juga rela ikut disidang? Jika suruh bayar denda, apa bonceng-ers juga rela untuk sekedar patungan buat bayar dendanya?

Musim hujan emang menjadi dilema tersendiri bagi para pengendara sepeda motor. Para rider mengatasinya dengan cara selalu membawa satu set jas hujan di dalam jok motor. Bagi pemilik jas hujan model batman atau 2 in 1 mungkin bisa berbagi dengan bonceng-ers di belakang. Tapi bagi pemilik jas hujan model egois, ente masih mau minta kita berbagi juga?. Ada kasus kaya gini, bonceng-ers minta jas hujannya di bagi, jadi rider pake atasan, bonceng-ers pake bawahan, demi mengedepankan rasa simpatik katanya, biar bisa sama-sama ngerasain keujanan (what the *). Kami beli itu jas hujan emang buat kebutuhan kami sebagai rider, bukan untuk dibagi lantas dua-duanya basah, terus flu. Kalau emang gak mau keujanan bawa jas hujan sendiri atau payung lipat. Kalau emang gak bisa ya itu risiko ente sendiri, ya kan?

Ini bukan sebuah bentuk modus-modus alibi kami, dan kami juga tidak menyalahkan kalian para bonceng-ers yang mungkin jarang mengendarai motor, sehingga tidak tahu hukum fisika ini. Jadi motor merupakan kendaraan roda dua, untuk menyeimbangkannya butuh kecepatan tertentu. Ketika ente para bonceng-ers duduk terlalu mundur, pada saat manuver (read: Belok) akan mengacaukan keseimbangan dari motor tersebut karena tumpuan berat tidak dalam satu titik, yaitu depan dan belakang, sehingga rawan terjadi kecelakaan. Nah untuk mengantisipasi hal tersebut, kami mohon untuk para bonceng-ers duduknya jangan terlalu mundur.

Ane yakin poin yang ini menjadi sebuah jeritan tersendiri di hati para rider ketika akan berangkat touring jarak jauh bersama teman-teman. Bukannya kami terlalu perhitungan, kami tahu kita teman, maka dari itu mohon kesadarannya untuk saling berbagi di perjalanan ini, sehingga para rider tidak merasa terbebani. Ketika touring jarak jauh, tolong lah patungan untuk beli bensin, toh tujuan kita juga sama kan, agar bisa sampai dengan selamat. Juga ketika mengunjungi beberapa tempat, tolonglah saling gantian bayar parkir motornya, kalo kita saling bantu, kan sama-sama enak.

Poin yang gak kalah penting adalah berdoa, ya, aktivitas yang sering disepelekan oleh para bonceng-ers. Ini bukan perjalanan ane, ini bukan perjalanan ente, ini perjalanan kita, iya kita! Maka dari itu kita harus sama-sama berdoa bagi keselamatan perjalanan kita. Ketika kita berdoa, berarti kita telah benar-benar siap untuk melalui perjalanan ini bersama-sama. Ketika kita belum berdoa, maka Tuhan bisa aja menghalangi perjalanan kita, ada bocor ban lah, abis bensin di tengah jalan lah, motor mogok lah, apalagi sampe terjadi kecelakaan, simpel loh, cuma gara-gara lupa doa.