Saat Orang Tua Merasa Bersalah Terhadap Anak







Apa kabar gan dan sis kaskuser. Kali ini kita mau ngobrolin tentang sisi lain hubungan antara orangtua dan anak. Bagi yang telah berumah tangga, pasti kita pernah mengalami hal dimana kita merasa sangat bersalah terhadap anak kita, sampai kita memaki diri sendiri karena sangat menyesal. Dan penyesalan itu sampai membuat kita harus meminta maaf terhadap anak kita. Apakah hal ini berlebihan? Jawabannya tentu tidak. Seorang ayah atau ibu tetap wajib meminta maaf jika melakukan kesalahan terhadap seorang anak. Hal itu juga secara langsung mengajarkan kepada anak kita bahwa siapapun juga wajib minta maaf jika bersalah. Bahkan kadang kita suka berbisik meminta maaf kepada anak kita yang masih bayi. Perihal anak bayi pasti belum mengerti, ane rasa hubungan bathinlah yang berbicara. Sama seperti halnya jika seorang bayi yang menangis bisa terdiam jika kita berbisik dan mendekapnya. Dan suatu ketika, seiring berjalannya waktu, kelak kita bisa bercerita kepada anak kita saat-saat kita meminta maaf kala itu.

Berdasarkan pengalaman ane sebagai orangtua, ada beberapa momen yang membuat ane merasa menyesal, merasa bersalah, sehingga hal itu menjadi cambuk bagi ane untuk bisa memperbaiki diri dan tidak lagi mengulang kesalahan yang sama, terhadap anak-anak ane, yang kebetulan cewek semua. Ane yakin jika banyak kaskuser yang telah menjadi orangtua juga pernah merasakan hal yang sama atau mungkin berbeda tapi tetap sampai harus meminta maaf pada anak kita.

Inilah saat-saat dimana seseorang sebagai orangtua merasa bersalah terhadap anak, yang mungkin juga pernah gan dan sis kaskuser alami :

1. Saat anak sakit.


,
Saat anak kita sakit, kadang kita menginginkan penyakitnya biar pindah ke diri kita sebagai orang tua agar anak kita cepat sembuh. Ane ingat ketika anak tertua ane saat masih SMP terkena infeksi fistula preaurikular sehingga wajahnya sampai bengkak. Ane sampai nangis karena seperti ikut merasakan sakit ketika melihat dia saat bersujud dalam shalat. Gak kebayang gimana bagaimana dia menahan nyeri. Ane ingat saat-saat dia bayi hingga melewati masa kanak-kanaknya. Tiba-tiba ane merasa takut kehilangan. Itulah sebabnya ane sampai emosi di salah satu rumah sakit hingga berdebat dengan beberapa dokter disana. Duh, jangan sampai deh kejadian lagi. Waktu itu ane sampai berulangkali meminta maaf ke anak ane yang menangis saat melihat ane marah dirumah sakit.

2. Saat orangtua salah memilih sekolah.



Kejadian ini pernah ane alami saat ane salah memilih sekolah untuk anak kedua ane. Gara-gara salah memilih sekolah, akhirnya anak ane masuk sekolah yang dianggap sekolah buangan, padahal nilai anak ane lebih tinggi dari teman-temannya yang dapat sekolah favorit. Alhasil selama 3 tahun ane menyesali gak udah-udah dan selalu meminta maaf ke anak ane. Satu hal yang cuma ane bisa lakukan, ane selalu memotivasi dirinya agar bisa membuktikan bahwa dia lebih mampu dibanding teman-temannya. Dan perjuangannya berhasil. Anak ane masuk SMK favorit, sementara teman-temannya yang terkesan sombong setiap kali bertemu dengan anak ane tak satupun yang mendapat sekolah negeri. Bahkan yang waktu SMP sering banget ngajak kumpul mendadak menjauh ketika masuk sekolah lanjutan atas.

3. Saat orangtua dianggap salah waktu mengerjakan PR.



Kadang orangtua menganggap dirinya lebih pintar dari anak, sehingga saat anak bertanya soal PR, maka kita pasti memberi jawaban sesuai yang kita tahu dan ingat. Tapi nyatanya jawaban yang kita berikan dianggap salah sehingga anak dapat nilai buruk. Ini juga ane alami, sampai ane berkirim surat ke gurunya. Nyatanya jawaban soalnya memang tidak ada di pilihan jawaban. Anehnya, jawaban soalnya gak ada dilembar jawaban, tapi tetap memaksa memilih salah satu jawaban.

4. Saat anak ulang tahun tak memberi kado, bahkan lupa.



Ulang tahun pasti menjadi hari yang sangat spesial, terutama bagi anak kita. Mereka pastinya mengharapkan kita sebagai orangtua memberi perhatian khusus dihari berbahagia itu. Nah, untuk yang satu ini, ane pernah mengalami. Jangankan memberi kado. Ingat pun tidak. Karena kesibukan pekerjaan saat itu, ane sampai lupa akan hari ulang tahunnya. Meskipun dia gak marah, tapi raut wajahnya tak bisa menyembunyikan kekecewaan. Dan ane hanya bisa meminta maaf.

4. Tak bisa mengajak anak liburan.



Biasanya saat liburan sekolah, sebuah keluarga pasti meluangkan waktu untuk bertamasya mengisi libur panjang. Karena sesuatu hal, ane gak bisa mengajak mereka liburan. Alhasil selama liburan mereka hanya dirumah saja. Ini juga memaksa ane untuk meminta maaf kepada mereka.

Ane rasa banyak kaskuser yang mengalami hal ini. Entah karena kesibukan pekerjaan, tidak ada dana untuk liburan, sampai salah satu keluarga ada yang sakit.

5. Kesalahan karena selingkuh!



Untuk yang satu ini, rasanya penyesalannya gak ada habis-habisnya. Bukan cuma istri, tapi anakpun terkena akibatnya. Perhatian jadi berkurang. Keributan yang terjadi dalam rumah tangga memaksa anak untuk lebih cepat matang berfikir dewasa dan menjadi saling bela. Yang terakhir ini, ane sampai harus meminta maaf secara khusus terhadap semua anak ane, berbicara layaknya orang dewasa hingga ane bersumpah gak akan mengulanginya lagi (saat terakhir kalinya terulang).

Nah, itu beberapa kejadian yang memaksa orangtua harus meminta maaf kepada seorang anak, dan kebetulan ane pernah mengalaminya sehingga wajarlah ane memberi contoh melalui pengalaman ane sendiri.

Bagaimana dengan gan dan sis kaskuser disini?

Sumber Referensi :
disini
Gambar-gambar diambil dari Google.
Tulisan hasil pemikiran TS sendiri.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel