Bambang Widjojanto dan IndonesiaLeaks, Apakah Ada Keterkaitan?
Friday, October 12, 2018
Spoiler for Bambang Widjojanto:

Quote:
Ditengah hebohnya isu mengenai dugaan perusakan barang bukti KPK berupa buku merah yang katanya berisi data - data aliran dana korupsi Basuki Hariman ke beberapa tokoh penting, salah satunya Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian, tiba - tiba muncul sosok mantan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, yang langsung merespon cepat laporan investigasi tersebut dengan nada cukup tendensius kepada KPK dan Polri.
Anehnya, hanya bermodalkan hasil investigasi IndonesiaLeaks, Bambang dengan berani menuduh Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian sebagai orang yang paling banyak menerima uang dari Basuki Hariman.
"Indonesialeaks menyatakan 'Tertulis dalam dokumen itu bahwa nama Tito Karnavian tercatat paling banyak mendapat duit dari Basuki (Hariman, Red), langsung maupun melalui orang lain', baik ketika menjabat sebagai kapolda Metro, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada Maret-Juli 2016 maupun ketika sudah dilantik sebagai Kapolri," kata Bambang Widjojanto dalam keterangan tertulis via Gatra.com, Senin (8/10).
Kelihatan sekali, Bambang seakan "mengompori KPK" agar segera memeriksa Kapolri Tito Karnavian.
"Pimpinan KPK tengah diuji publik apakah masih punya nyali untuk membongkar kasus ini hingga tuntas, setidaknya memanggil dan memeriksa Tito Karnavian," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Senin, 8 Oktober 2018.
Selain menyerang sosok Kapolri, Bambang juga dengan tendensiusnya ikut menyerang KPK dan meminta agar KPK mengusut kasus tersebut dengan bermodalkan hasil investigasi IndonesiaLeaks yang jelas - jelas sampai hari ini tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
"Yang harus dipersoalkan dalam seluruh kekisruhan ini, dimana posisi hukum dan nurani keadilan dari komisioner KPK yang sekaligus pimpinan KPK," kata Bambang.
"Karena itu, mari kita cari kebenaran dengan menggunakan hasil investigasi dari Indonesialeaks ini," katanya.
Jadi wajar saja, banyak pihak yang mencurigai bahwa Bambang Wijayanto lah sosok dibalik laporan investigasi IndonesiaLeaks tersebut. Apalagi, Bambang dikenal sebagai salah satu senior di YLBHI dan tentu saja memiliki beberapa "junior" di IndonesiaLeaks yang juga diisi oleh orang - orang dari YLBHI.
"Apakah Mas BW juga penanggung jawab atau menjadi bagian dari itu (situs IndonesiaLeaks)," ujar Sekjen PPP Arsul Sani di Ruang Fraksi PPP, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/10).
Asrul menilai, respon berlebihan dan terkesan tendensius yang dilakukan oleh Bambang Wijayanto seakan memberikan sinyal bahwa sosok anonim dibalik laporan IndonesiaLeaks tersebut adalah Bambang itu sendiri. Apalagi, IndonesiaLeaks mengatakan clue bahwa sosok informan mereka adalah orang dalam KPK, dan Bambang sendiri pernah menjadi salah satu komisioner KPK.
Selain didukung clue tersebut, Bambang Widjojanto juga pernah tersangkut kasus dengan pihak kepolisian dengan tuduhan memberikan kesaksian palsu dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi atas kasus sidang sengketa pilkada di Kotawaringin Barat pada 2010.
Bambang kemudian ditangkap di kawasan Depok pada pukul 07.30 WIB, setelah itu langsung dibawa ke Bareskrim Polri dan diperiksa sebagai tersangka.
"Setelah melakukan galar perkara beberapa kali, lalu bisa ditingkatkan ke penyidikan. Penyidik sudah dapat alat bukti surat atau dokumen, keterangan para saksi, dan keterangan ahli," Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny Sompie
Kesaksian palsu Bambang itu mengindikasikan bahwa Bambang memiliki track record buruk dalam menyebarkan berita palsu. Bagi Mahkamah Konstitusi, kesaksian palsu Bambang dalam kasus tersebut sangat berbahaya sekali bagi penegakan hukum di Indonesia.
"Saya menilai itu berbahaya bagi MK. Bisa-bisa semua perkara akan begitu," ujar Ketua Mahkamah Konstitusi kala itu, Mahfud MD usai bertandang ke Gedung KPK, Jakarta, Jumat (6/2/2015).
Setelah tersangkut kasus kesaksian palsu di sidang MK tersebut, Bambang kemudian mengajukan pengunduran dirinya sebagai komisioner KPK. Oleh KPK sendiri, permohonan pengunduran diri tersebut ditolak oleh seluruh pimpinan KPK.
Perlu diteliti kembali apa yang melatarbelakangi Bambang Widjajanto, mundur dari penanganan kasus dana talangan Bank Century.
Apakah karena Bambang menghindari conflict of interest. Karena, sebelumnya komisioner bidang penindakan KPK pernah menjadi pengacara dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)? apa keterkaitannya?
"Ya karena alasan itu, Pak Bambang memutuskan tidak memberi suara," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di kantornya, Jakarta, Senin (27/8/2012) malam.
Sehingga pertanyaannya, apakah ada indikasi Bambang ingin membenturkan Polri dengan KPK? Ataukah ada sakit hati tersendiri dengan dua institusi tersebut?
"Indonesialeaks menyatakan 'Tertulis dalam dokumen itu bahwa nama Tito Karnavian tercatat paling banyak mendapat duit dari Basuki (Hariman, Red), langsung maupun melalui orang lain', baik ketika menjabat sebagai kapolda Metro, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada Maret-Juli 2016 maupun ketika sudah dilantik sebagai Kapolri," kata Bambang Widjojanto dalam keterangan tertulis via Gatra.com, Senin (8/10).
Kelihatan sekali, Bambang seakan "mengompori KPK" agar segera memeriksa Kapolri Tito Karnavian.
Selain menyerang sosok Kapolri, Bambang juga dengan tendensiusnya ikut menyerang KPK dan meminta agar KPK mengusut kasus tersebut dengan bermodalkan hasil investigasi IndonesiaLeaks yang jelas - jelas sampai hari ini tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
"Yang harus dipersoalkan dalam seluruh kekisruhan ini, dimana posisi hukum dan nurani keadilan dari komisioner KPK yang sekaligus pimpinan KPK," kata Bambang.
"Karena itu, mari kita cari kebenaran dengan menggunakan hasil investigasi dari Indonesialeaks ini," katanya.
Jadi wajar saja, banyak pihak yang mencurigai bahwa Bambang Wijayanto lah sosok dibalik laporan investigasi IndonesiaLeaks tersebut. Apalagi, Bambang dikenal sebagai salah satu senior di YLBHI dan tentu saja memiliki beberapa "junior" di IndonesiaLeaks yang juga diisi oleh orang - orang dari YLBHI.
"Apakah Mas BW juga penanggung jawab atau menjadi bagian dari itu (situs IndonesiaLeaks)," ujar Sekjen PPP Arsul Sani di Ruang Fraksi PPP, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/10).
Asrul menilai, respon berlebihan dan terkesan tendensius yang dilakukan oleh Bambang Wijayanto seakan memberikan sinyal bahwa sosok anonim dibalik laporan IndonesiaLeaks tersebut adalah Bambang itu sendiri. Apalagi, IndonesiaLeaks mengatakan clue bahwa sosok informan mereka adalah orang dalam KPK, dan Bambang sendiri pernah menjadi salah satu komisioner KPK.
Selain didukung clue tersebut, Bambang Widjojanto juga pernah tersangkut kasus dengan pihak kepolisian dengan tuduhan memberikan kesaksian palsu dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi atas kasus sidang sengketa pilkada di Kotawaringin Barat pada 2010.
Bambang kemudian ditangkap di kawasan Depok pada pukul 07.30 WIB, setelah itu langsung dibawa ke Bareskrim Polri dan diperiksa sebagai tersangka.
"Setelah melakukan galar perkara beberapa kali, lalu bisa ditingkatkan ke penyidikan. Penyidik sudah dapat alat bukti surat atau dokumen, keterangan para saksi, dan keterangan ahli," Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny Sompie
Kesaksian palsu Bambang itu mengindikasikan bahwa Bambang memiliki track record buruk dalam menyebarkan berita palsu. Bagi Mahkamah Konstitusi, kesaksian palsu Bambang dalam kasus tersebut sangat berbahaya sekali bagi penegakan hukum di Indonesia.
"Saya menilai itu berbahaya bagi MK. Bisa-bisa semua perkara akan begitu," ujar Ketua Mahkamah Konstitusi kala itu, Mahfud MD usai bertandang ke Gedung KPK, Jakarta, Jumat (6/2/2015).
Setelah tersangkut kasus kesaksian palsu di sidang MK tersebut, Bambang kemudian mengajukan pengunduran dirinya sebagai komisioner KPK. Oleh KPK sendiri, permohonan pengunduran diri tersebut ditolak oleh seluruh pimpinan KPK.
Perlu diteliti kembali apa yang melatarbelakangi Bambang Widjajanto, mundur dari penanganan kasus dana talangan Bank Century.
Apakah karena Bambang menghindari conflict of interest. Karena, sebelumnya komisioner bidang penindakan KPK pernah menjadi pengacara dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)? apa keterkaitannya?
"Ya karena alasan itu, Pak Bambang memutuskan tidak memberi suara," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di kantornya, Jakarta, Senin (27/8/2012) malam.
Sehingga pertanyaannya, apakah ada indikasi Bambang ingin membenturkan Polri dengan KPK? Ataukah ada sakit hati tersendiri dengan dua institusi tersebut?
BANTU PETISINYA DISINI : SAVE KPK DAN POLRI DARI HOAX
Spoiler for Jangan Lupa:
