Benarkah senyum tanda kita bahagia??
Monday, October 1, 2018
Senyum punya banyak arti gan...
:bingung :bingung
Gak semua senyum identik dengan bahagia...
:sorry :sorry
Senyuman orang-orang terdekat ente belum tentu mengartikan kebahagiaan loh..
:hammer :hammer
Quote:
Ilustrasi dua wanita sedang tertawa dan bahagia | Twinsterphoto /Shutterstock
Orang tersenyum, diartikan identik dengan rasa senang dan bahagia. Padahal, penelitimenemukan dari 19 jenis senyum hanya 6 yang berhubungan dengan rasa bahagia.
Satu jenis senyuman yang orang anggap sebagai tanda kebahagiaan sejati adalah senyuman Duchenne, yakni berbagai bagian dari otot wajah diaktifkan pada saat yang bersamaan.
Dalam tipe senyum Duchenne, orang itu tersenyum dengan mulut dan mata mereka membentuk garis yang sama. Dalam budaya populer, tindakan ini terkadang disebut sebagai "smizing."
Apa sebenarnya arti dari senyum-senyum manusia? Para peneliti dari Brighton and Sussex Medical School di Inggris baru-baru ini berusaha memberikan penjelasan.
Dr. Harry Witchel dan rekan telah melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah para relawan cenderung tersenyum dalam suatu kondisi atau keadaan, dan mengapa hal itu mungkin terjadi.
"Menurut beberapa peneliti, senyum yang tulus itu mencerminkan keadaan batin dari keceriaan atau hiburan. Ini yang akan kita cari tahu," kata Dr. Witchel tentang alasan penelitianya di depan forum European Conference on Cognitive Ergonomics.
Para peneliti mengamati data dari 44 peserta yang sehat, 26 orang adalah perempuan, berusia 18-35 tahun.
Setiap peserta duduk dalam suatu ruangan dan ditinggalkan sendiri dengan sebuah komputer. Ekspresi wajah mereka direkam menggunakan perangkat lunak pengenal wajah khusus.
Sebagai bagian dari percobaan, para relawan harus menjawab kuis yang cukup sulit, ditampilkan di komputer, dengan batas waktu 175 detik. Dengan tingkat kesulitan, serta durasi waktu yang pendek, peneliti melihat bahwa para relawan sering memberikan jawaban yang salah.
Kemudian, para peneliti menilai hubungan antara berbagai suasana hati para relawan dan waktu di mana mereka tersenyum menggunakan pendekatan dua arah.
Di satu sisi, setiap relawan menilai pengalaman mereka sendiri tentang pertanyaan kuis hingga skala 12 yang terkait suasana hati, seperti rasa bosan, tertarik, atau frustrasi. Di sisi lain, para peneliti menggunakan perangkat lunak pengenal wajah untuk melihat seberapa sering para peserta tersenyum.
Para peneliti menemukan bahwa secara keseluruhan, para peserta tidak tersenyum ketika mereka mencoba menjawab pertanyaan pada kuis. Sebaliknya, mereka cenderung tersenyum setelah mereka menjawab pertanyaan karena komputer akan mengonfirmasi apakah jawaban mereka benar atau salah.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa dalam eksperimen Interaksi Manusia dan Komputer ini, tersenyum tidak didorong oleh kebahagiaan. Tapi, terkait dengan keterlibatan subjektif yang bertindak seperti kondisi sosial untuk tersenyum, bahkan ketika Anda bersosialisasi dengan komputer Anda sendiri," terang dokter Witchel.
Namun, yang paling menonjol adalah para peserta tampak tersenyum paling sering ketika mereka mengetahui bahwa mereka telah menyampaikan jawaban yang salah.
Setelah menganalisis data, para peneliti menyimpulkan bahwa suasana hati yang tampaknya dihubungkan dengan senyum paling sering terjadi adalah saat orang menemukan keterikatan dengan sebuah kondisi atau keadaan sosial. Mereka sepakat bahwa senyum terkadang muncul sebagai reaksi sosial yang tidak disadari.
"Perilaku ini dapat dijelaskan oleh penilaian diri dari keterlibatan, bukan oleh peringkat kebahagiaan atau rasa frustrasi," tambah Witchel.
Senada dengan itu, menurut kata Alan Fridlund, seorang psikolog di Universitas California, Santa Barbara berpendapat, "Sebagian besar dari kita memiliki banyak latihan karena senyuman cenderung menyertai salam, orang terbiasa berbohong dengan sopan tentang perasaan hati yang sebenarnya. Untuk mengatakan bahwa kami baik-baik saja."
Seorang ahli bahasa tubuh asal Atlanta, Amerika Serikat, Patti Wood, MA, menyatakan ada senyuman yang dinamakan Dupper's Delight atau Duping Smile, yaitu senyuman kecil yang biasa muncul ketika seseorang berbuat curang, berbohong, menipu, atau mengelabui.
Senyuman ini juga mungkin terjadi karena Anda merasa kurang suka atau kurang cocok dengan seseorang.
Dalam budaya Timur, emosi negatif sering disembunyikan dengan senyuman untuk menjaga harmoni sosial.
"Darimana saya berasal, Indonesia, kemarahan biasanya tidak dianggap dapat diterima secara sosial. Sebaliknya,
orang cenderung banyak tersenyum ketika mereka marah," kata Zara Ambadar, psikolog kognitif dari University of Pittsburgh.
Hal ini seperti menjelaskan mengapa di Jepang, di mana etiket menyatakan bahwa emosi sebaiknya tidak ditampilkan di depan umum, menjadikan adanya penekanan yang lebih besar pada tersenyum dengan ekspresi dan bentuk mata.
Perbedaan ini bahkan sampai ke cara senyuman diketik dengan karakter, secara vertikal, dengan mulut datar dan mata yang menyipit, sebagai lawan dari mata bertitik dengan mulut melengkung. Digambarkan dengan ilustrasi ekspresi seperti ini, ^_^, daripada, : ),.
NAh gimana gan??
:2thumbup :2thumbup
Udah pada tau ya sekarang kalau senyum itu banyak artinya..
:2thumbup :2thumbup :2thumbup
Mari tebarkan senyuman kebahagiaan...
:1thumbup :1thumbup :1thumbup
Quote:
Quote:
