Orang Indonesia suka rujak, makanan khas dari berbagai daerah di Nusantara yang bercita ratas manis, asin, dan pedas. Ada banyak jenis rujak, yang kebanyakan berbahan dasar buah-buahan. Berikut jenis-jenis rujak yang populer di Indonesia.
Rujak Juhi
Spoiler for :
Makanan khas Betawi ini sudah jarang ditemui, karena populasi pedagangnya terus turun sejak era 1960-an. Rujak juhi berbeda dengan rujak lainnya, karena menggunakan mi kuning, campur mentimun, sayuran, irisan kentang, dan disiram dengan bumbu kacang. Hampir mirip dengan gado–gado. Yang membedakan adalah sini penggunaan sebagai bagian inti rujak. Bumbu lainnya adalah kacang tanah, cabe, cuka, gula, dan bawang yang dihaluskan. Juhi adalah sejenis cumi atau sotong yang difermentasi lalu dikeringkan. Juhi adalah kata dalam Bahasa Hokkien. Rujak Juhi sering disebut Mi Juhi, karena menggunakan juhi sebagai bumbu. Ada dua jenis rujak juhi; basah dan kering. Tinggal pilih, yang mana Anda suka.
Rujak Kuah Pindang Bali
Spoiler for :
punya rujak yang menjadi ciri khas, yaitu Rujak Kuah Pindang. Seperti rujak juhi, makanan ini menggunakan hewan laut yaitu ikan yang dipindang. Biasanya ikan pindang untuk masakan yang disajikan dengan makanan berat seperti nasi. Di Bali ikan pindang dicampur dengan irisan buah segar; mangga muda, nanas, jambu, bengkuang, dan nanas. Sedangkan bumbu untuk kuah pindang terbuat dari gerusan cabai dan terasi. Rasanya sensasional, karena berpadu dengan amis ikan pindang.
Rujak Es Krim
Spoiler for :
Berbeda dengan Bali dan Jakarta, Yogyakarta punya rujak buah yang dicampur es krim. Sensasi dingin dan pedas membuat Anda semakin ingin terus menikmati penganan populer ini. Bahan–bahan untuk membuat rujak es krim terbilang mudah. Cukup siapkan buah–buahan segar; mannga muda, pepaya, nanas, bengkoang, mentimun, lupa es krim sebagai topingnya. Bumbu rujaknya biasa, salah satunya cabe.
Rujak Cingur
Spoiler for :
Berkunjung ke Surabaya tak akan afdhal jika tidak mencicipi rujak cingur. Dalam bahasa Jawa, cingur adalah mulut. Bahan dasar rujak adalah moncong atau mulut sapi. Moncong direbus dan dihidangkan bersama bengkoang, nanas, mangga, dan kedondong.
Rujak Shanghai
Spoiler for :
Serupa dengan rujak juhi, rujak ini juga menggunakan seafood sebagai bumbu andalan. Bedanya, rujak Shanghai tidak hanya menggunakan cumi, tapi juga ubur-ubur. Tidak ada buah-buahan pada rujak Shanghai. Yang ada adalah sayuran; kankung, lobak, dan mentimun. Juhi dan ubur-ubur direbus sebentar sebelum disajikan di dalam mangkuk berisi irisan lobak, kangkung dan mentimun. Sebagai penambah rasa digunakan kecap asin. Yang juga khas dari rujak Shanghai adalah sausnya kental dan sedikit asam, karena menggunakan saus tomat yang dicampur bawang putih halus. Saus disiram di atas rujak, serta diberi kacang tanah halus. Tidak ada yang tahu apakah rujak ini berasal dari Shanghai, Cina. Yang pasti, rujak kali pertama dijual di bioskop Shanghai di Glodok sekitar tahun 1950-an. Seiring waktu Bioskop Shanghai berganti nama menjadi Bioskop Asia, tapi rujak yang dijajakan di depan bioskop masih tetap disebut rujak Shanghai.
Rujak Soto
Spoiler for :
Nasi Tempong bukan satu-satunya kuliner Banyuwangi yang populer. Rujak Soto juga makanan khas kampung halmana Menpar Arief Yahya yang ngetop. Sebenarnya, panganan ini kolaborasi antara Rujak Cingur dan Soto Babat. Makanan diracik dari rujak yang dituang di atas panas soto. Soto bersifat mengenyangkan karena dihidangkan dengan nasi atau lontong. Anda pasti bisa membayangkan rasa soto, yang merupakan perpaduan rujak dan lezatnya soto daging.
Rujak U Groeh
Spoiler for :
Di Aceh ada rujak yang menjadi ciri khas Serambi Mekkah, yaitu Rujak U Groeh. Rujak ini terdiri dari daging kelapa sangat muda, papaya, wortel, dan buah rumbia -- tanaman yang daunnya digunakan untuk atap rumah -- cabe, gula aren, es, garam, kacang tanah, dan perasan jeruk. Rujak ini sangat cocok di nikmati saat udara panas.
Rujak Bebek
Spoiler for :
Bebek berasal dari bahasa Sunda yang berarti ditumbuk. Ada kata lain rujah bebek, yaitu gobet. Bahan rujak antara lain; mangga muda, nanas, ubi, buah delima, kedondong, pepaya, belimbing, gula merah, cabe rawit, terasi, garam, yang ditumbuk hingga halus menggunakan alat khusus. Biasanya penjual di kampung-kampung menuangkan rujak ini di atas daun pisang. Sendok yang digunakan untuk makan juga terbuat dari daun pisang. Tujuannya agar aroma rujak bertahan.
Rujak Petis
Spoiler for :
Rujak petis mudah ditemui dan tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah. Membuat rujak petis sangat mudah. Anda cukup menyiapkan buah–buahan; mangga muda, jambu air, kedondong, papaya muda, bengkoang yang di iris–iris. Bumbu terdiri dari cabe rawit, asam jawa, garam, gula merah/aren. Bumbu diuleg dan dicampur buah yang sudah diiris. Rujak lebih enak disantap siang hari.