[Marpikkir] #UninstallGojek
Tuesday, October 16, 2018

Quote:

Apa yang akan kalian baca adalah opini yang semaksimal mungkin akan didasari dengan fakta. Jadi kalau kalian datang dengan pemikiran mutlak yang didasari suatu ajaran, lebih baik jangan baca. Karena kalian tak akan mau atau mampu menyerap ini:salamkenal :salamkenal
Spoiler for Inti Permasalahan:

Postingan Facebook dari salah satu orang internal Gojek tersebut jadi awal aksi #UninstallGojek/#UninstalGojek ini bermula. Dalam status tersebut Brata menjelaskan kalau ada lebih dari 30 karyawan Gojek yang 'memilih' menjadi LGBT. Karena postingan ini, Netizen menganggap bahwa Gojek menjadi salah satu platform yang mendukung gerakan LGBT. Pihak Gojek langsung memberikan klarifikasi terhadap postingan tersebut.
"Kami tegaskan bahwa post tersebut merupakan pendapat dan interpretasi pribadi dari salah satu karyawan Gojek, terhadap salah satu event internal dengan tema keberagaman," kata perwakilan manajemen Gojek dalam siaran pers kepada Tribunnews.com, Sabtu (13/10/2018).
Nah, Netizen bereaksi kalau dengan dipersilahkannya orang-orang yang 'memilih' menjadi LGBT untuk bekerja di instansi Gojek juga termasuk wujud dukungan Gojek terhadap gerakan tersebut. Di poin ini gue pribadi kurang setuju. Gue akan menjabarkan poin-poin pemikiran gue terhadap hal ini.

Spoiler for Marpikkir Part 1 - Pemahaman Masalah Gojek:

Sebelumnya gue mau nanya, kalian bisa bedain nggak mana yang 'Mendukung' dan mana yang 'Tidak Mempermasalahkan'? Kalo nggak bisa, percuma kalian baca thread ini. Pasti bisa lah ya? Readers Thread gue Smart People semua kok (Kalo kata Deddy OCD) hehehe.
Oke, kita lanjut. Yang gue tangkep dari statement resmi pihak Gojek disini adalah Gojek menempatkan posisi mereka di posisi yang Tidak Mempermasalahkan orang-orang yang 'memilih' menjadi LGBT untuk bekerja di instansi mereka. Menurut gue, Gojek bijak. Kenapa? Karena setau gue (koreksi kalau salah), belum ada kebijakan ataupun undang-undang negara yang melarang orang-orang yang 'memilih' menjadi LGBT untuk bekerja di Indonesia. Secara Hukum, Gojek tidak salah. Gue pribadi juga menganggap Gojek tepat dalam memperhatikan Diversity pada hubungan sesama manusia, tanpa menempatkan posisi mereka pada suatu kubu.
Lagipula menurut gue, yang gojek butuhkan adalah karyawan-karyawan yang memiliki inovasi dan kreativitas untuk terus membantu memajukan perusahaan mereka. Selagi apa yang mereka lakukan tidak melanggar undang-undang, menurut gue itu sah-sah aja. Diperbolehkan atau tidaknya orang-orang yang 'memilih' menjadi LGBT untuk bekerja di suatu instansi adalah kebijakan instansi itu sendiri. Gojek punya hak penuh untuk menerima atau menolak, begitupula instansi lainnya. Lain hal kalau undang-undang yang melarang sudah terbit.
"Ya tapi dengan diperbolehkannya mereka bekerja di Indonesia, pasti menjadi angin segar buat mereka menjamur di negara ini. Lo mau LGBT jadi eksis di Indonesia? TS Goblok nih!!!"
Weitss..weitss, santai dulu dongg. Kalo kalian punya asumsi seperti itu, harusnya kalian utarakan pada pemerintah atau orang-orang yang membuat kebijakan. Di Amerika diperbolehkan memiliki anak tanpa pernikahan, di Indonesia tidak. Bedanya? Yapp, kebijakan dan undang-undang. Gojek atau instansi lainnya memang berhak melarang orang-orang yang 'memilih' menjadi LGBT untuk bekerja di instansi mereka. Tapi kalau mereka tidak melarang, apa mereka salah? Kalau mereka tidak mau menjadi perusahaan yang diskriminatif, apa mereka salah? Ya enggak! Selagi tidak ada kebijakan atau undang-undang negara yang mengatur.
"Yaudah, berarti gue berhak dong buat Uninstall Gojek? Kan suka-suka gue mau tetap menjadi pelanggan Gojek atau nggak!"
Ya gapapa, memang itu hak kalian kok. Tanpa ada permasalahan ini pun, kalian sebagai konsumen memang memegang kendali total dalam memilih produk apa yang kalian mau dan tidak mau gunakan. Kalo kalian memilih untuk tidak menggunakan Gojek karena kalian tidak ingin atau karena kalian merasa tidak sepaham dengan visi Gojek dalam menanggapi hal diatas, silahkan. Kalian berhak atas itu. Tapi kalau kalian memilih untuk tidak menggunakan Gojek karena menilai Gojek merupakan salah satu pendukung gerakan LGBT, maka kalian keliru. Paham perbedaan poinnya kan?
Spoiler for Marpikkir Part 2 - Dukung LGBT?:
Lagian, gue bingung sama semua orang yang teriak "BOYKOTTTT!, UNINSTALL!!!, BAKARRRR!, dll. Apa cuma itu solusi yang bisa kalian temuin buat menanggapi fenomena ini? Apa menurut kalian itu efektif? Hmmm...




Ini beberapa dari banyaknya perusahaan multinasional yang secara gamblang, total, dan terbuka mendukung LGBT. Kalian pasti tau 80% dari perusahaan diatas kan? Kurang lebih 50% dari perusahaan diatas menjalankan bisnisnya juga di Indonesia. Pasti kurang lebih 30% produk dari perusahaan diatas pernah, akan, atau sedang kalian konsumsi. Ketimbang Gojek yang cuma Tidak Mempermasalahkan, mereka justru Mendukung. Apa yang terjadi sama perusahaan mereka? Bangkrut? Miskin? Nope!
Jadi lain kali kalo mau melakukan suatu gerakan, pastikan gerakan tersebut setidaknya akan berdampak. Udah buang-buang waktu, tenaga, usaha, kan sayang kalo nggak berpengaruh apa-apa? Atau bahkan ini strategi bisnis? Wawwww...
Kalo tujuan kalian adalah untuk memproteksi Indonesia dari budaya luar yang tidak sepaham dengan budaya ketimuran, cara diatas keliru. Lebih baik habiskan waktu, tenaga, dan usaha kalian untuk mengedukasi. Kasih ilmu, informasi, dan pandangan soal fenomena tersebut kepada orang-orang. Didik mereka untuk bijak menanggapi setiap hal. Kasih pemahaman yang mau kalian utarakan ke mereka dengan cara yang lebih efektif.
Ya jangan kayak Kemkomincrot yang memblokir situs terlarang dengan tujuan memproteksi tanpa mengedukasi. Akhirnya? Developer VPN kan jadi laku hahaha.




Ini beberapa dari banyaknya perusahaan multinasional yang secara gamblang, total, dan terbuka mendukung LGBT. Kalian pasti tau 80% dari perusahaan diatas kan? Kurang lebih 50% dari perusahaan diatas menjalankan bisnisnya juga di Indonesia. Pasti kurang lebih 30% produk dari perusahaan diatas pernah, akan, atau sedang kalian konsumsi. Ketimbang Gojek yang cuma Tidak Mempermasalahkan, mereka justru Mendukung. Apa yang terjadi sama perusahaan mereka? Bangkrut? Miskin? Nope!
Jadi lain kali kalo mau melakukan suatu gerakan, pastikan gerakan tersebut setidaknya akan berdampak. Udah buang-buang waktu, tenaga, usaha, kan sayang kalo nggak berpengaruh apa-apa? Atau bahkan ini strategi bisnis? Wawwww...
Kalo tujuan kalian adalah untuk memproteksi Indonesia dari budaya luar yang tidak sepaham dengan budaya ketimuran, cara diatas keliru. Lebih baik habiskan waktu, tenaga, dan usaha kalian untuk mengedukasi. Kasih ilmu, informasi, dan pandangan soal fenomena tersebut kepada orang-orang. Didik mereka untuk bijak menanggapi setiap hal. Kasih pemahaman yang mau kalian utarakan ke mereka dengan cara yang lebih efektif.
Ya jangan kayak Kemkomincrot yang memblokir situs terlarang dengan tujuan memproteksi tanpa mengedukasi. Akhirnya? Developer VPN kan jadi laku hahaha.
Spoiler for Catatan & Kesimpulan:
Kesimpulan dari gue adalah Gojek disini adalah perusahaan yang Tidak Mempermasalahkan orang-orang yang 'memilih' menjadi LGBT untuk bekerja di perusahaan mereka. Tindakan gojek tepat, dan Gojek tidak melanggar apapun disini. #UninstallGojek adalah hak subjektif konsumen. Jika alasannya tepat, kalian berhak dan benar atas itu. Tapi jika alasannya salah, maka tindakan kalian keliru. Kalian masih berhak, tapi tidak benar. Semoga kedepannya kalian bisa lebih bijak lagi menanggapi suatu fenomena atau kejadian. Supaya solusi dan tindakan yang kalian ambil setidaknya menghasilkan dampak yang kalian mau. Pelajari juga fenomena tersebut supaya nggak salah kaprah.
Disini gue bukan Orang Dalem Gojek atau orang yang dibayar untuk membersihkan citra Gojek. Boro-boro dibayar, diisiin pulsa ceban aja udah syukur gue. Gue cuma beropini dengan memposisikan diri gue sebagai kalian yang mempermasalahkan dukungan terhadap LGBT. Jadi sudut pandangnya akan lebih mudah dipahami.
"Lah, emang sudut pandang lo sendiri gimana? Wah LGBT lo yak?? Pro LGBT lo yak? Firaun! Laknat!! Pemuja Aice dasar!!"
Wihhh, swantayy. Thread ini cuma ngebahas fenomena #UninstallGojek dan sedikit nyerempet ke fenomena perusahaan yang mendukung kok. Bagaimana sudut pandang gue, itu lain kali aja kita obrolin. Lagipula ini baru sesi [Marpikkir] yang pertama kok. Kalo semua dibahas, sesi selanjutnya bahas apaan? Hahaha.
Disini gue bukan Orang Dalem Gojek atau orang yang dibayar untuk membersihkan citra Gojek. Boro-boro dibayar, diisiin pulsa ceban aja udah syukur gue. Gue cuma beropini dengan memposisikan diri gue sebagai kalian yang mempermasalahkan dukungan terhadap LGBT. Jadi sudut pandangnya akan lebih mudah dipahami.
"Lah, emang sudut pandang lo sendiri gimana? Wah LGBT lo yak?? Pro LGBT lo yak? Firaun! Laknat!! Pemuja Aice dasar!!"
Wihhh, swantayy. Thread ini cuma ngebahas fenomena #UninstallGojek dan sedikit nyerempet ke fenomena perusahaan yang mendukung kok. Bagaimana sudut pandang gue, itu lain kali aja kita obrolin. Lagipula ini baru sesi [Marpikkir] yang pertama kok. Kalo semua dibahas, sesi selanjutnya bahas apaan? Hahaha.
Spoiler for Terimakasih:
Terimakasih buat kalian yang udah mau baca thread ini. Semoga bisa setidaknya menjadi pemahaman baru buat kalian. Disini gue bukan bermaksud menggurui atau sok pintar kok. GUe cuma menjelaskan sudut pandang gue terhadap fenomena-fenomena yang ada. Diskusiin pendapat kalian setelah baca thread ini di komentar dibawah.
Akhir kata, Salam.

Akhir kata, Salam.
Spoiler for Sumber:
1. Tribun
2. Mojok
3. Google
4. BBC
5. Kang Nasgor depan gang
2. Mojok
3. Google
4. BBC
5. Kang Nasgor depan gang