"Saya saat ini tinggal di Jakarta sendirian. Saya memproduksi semuanya sendiri untuk mengisi waktu luang. Kalau sedang berada di Medan, jumlah produksinya bisa lebih dari itu karena saya dibantu dua karyawan," urai Rendy yang sedang mengenyam pendidikan S2 Desain Interior di Universitas Trisakti, Jakarta. Sejak sukses merintis usaha kerajinan tangan, jadwal Rendy memadat.
[size={defaultattr}]
[size={defaultattr}]Meski demikian, ia tetap membuka peluang bagi siapa saja yang ingin belajar membuat kerajinan dari ampas teh dan kopi. Rendy juga sering ikut pameran atau bazar yang diadakan instansi pemerintah Kota Medan. Karena turun langsung di pameran, Rendy menerima banyak pertanyaan seputar pembuatan kerajinan dari ampas teh dan kopi. [/size]
[size={defaultattr}]
"Biasanya saya mengundang mereka ke galeri untuk melihat proses pembuatan. Kalau ada anak sekolah atau mahasiswa yang tertarik belajar, saya juga menerima mereka. Saya berprinsip bahwa saya mendapat ilmu ini cuma-cuma, hanya bermodal eksperimen. Jadi mengapa saya harus pelit ilmu untuk orang lain?" Rendy mengakhiri perbincangan.[/size]