Monday, October 22, 2018

Menjegal Monopoli Google, Akankah Menguntungkan Siapa?



Menjadi besar dan kuat bukanlah perkara mudah dan bisa terwujud dalam hitungan jam atau hari, demikian juga dengan kedigdayaan Google yang bisa dikatakan sudah mengakar kuat di hampir sisi teknologi berbasiskan aplikasi Android.

Setiap orang kini tak lepas dari peran Google dengan Androidnya, entah apakah ini sudah di rencanakan jauh-jauh hari ataukah wacana Google yang memungut 'pajak upeti' setiap pabrikan atau developer yang membuat aplikasi agar bisa berjalan di Android ini berjalan mulus?


Pajak upeti ini pun terbilang cukup mahal, bayangkan saja, Google akan menerima $ 40 atau sekitar Rp 600.000an di setiap ponsel atau tablet yang beredar, bisa kita bayangkan berapa triliun Google akan menerima dari ribuan ponsel dan tablet yang beredar diseluruh dunia, jika ini benar terjadi maka beban terakhir tentu saja akan berimbas dengan harga jual ponsel atau tablet yang ujung-ujung melambung tinggi. Ujung-ujungnya kita sebagai pengguna akan berfikir duakali untuk membeli ponsel atau setidaknya para pabrikkan atau pihak developer mencari alternatif lain agar aplikasinya tetap bisa dijual dan mulus berjalan di ponsel pengguna tanpa kendala.


Namun sebelum ini benar-benar terjadi beruntung Komisi Uni Eropa mengumumkan kalau cara yang akan dilakukan oleh Google ini dianggap ilegal. Langkah Google menetapkan pajak upeti ini setelah Google mendapat denda USD 5 miliar pada Juli lalu karena secara sepihak mewajibkan 11 aplikasi tertanam di setiap ponsel jika ingin memakai lisensi Play Store. Monopolipun terjadi, namun Komisi Uni Eropa meliat ketidak sehatan bisnis ini dan menjatuhkan denda.



Google memutar otak dan tidak ingin usahanya terus menguntungkan sepihak, Google mulai berfikir untuk tidak lagi menggratiskan fungsi Serach dan Chrome, juga lisensi lain seperti GMaps, GMail dan Docs.

Keputusan Google menurut saya memang terbilang sedikit aneh, seperti orang yang sudah kaya tetap masih saja 'serakah' tidak pernah ada puasnya, namun itulah bisnis. Namun kalau kita kembali ke awal Google berdiri kita sangat tahu kalau Google khususnya Android merupakan sistem operasi open source alias gratis, jadi bagaimana mungkin Google khususnya Android mulai berkhianat dan memonopoli bisnis ini?

Namun disisi lain kalaupun ini benar-benar terjadi seperti saya tulis sebelumnya maka pihak pabrikkan dan developer tentu akan mencari alternativ lain. Hal ini sebetulnya menguntungkan pihak ketiga, disaat kepepet biasanya suka ada jalan keluarnya, jadi kita tunggu saja episode akhir dari kisah diatas. Akankah muncul open source-open source baru yang lebih segar dan lebih memanjakan penggunanya, kita tunggu saja.










█║▌│█│║▌║││█║▌│║▌║█║║▌║││█║▌││█

Copyright © 2016 - 2018 iskrim
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS

Sumur: opini iskrim | Sotoshop : iskrim