Misteri Gunung Es Raksasa "Monolit" Dalam Pandangan NASA
Tuesday, October 23, 2018
NASA atau National Aeronautics And Space Administration adalah sebuah badan pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas sains dan teknologi yang terkait dengan udara dan ruang. Badan pemerintahan ini diciptakan pada tahun 1958, dibuat untuk mengawasi penelitian eksplorasi dan aerasi laut Amerika Serikat.
Quote:
Pada Juli 2017 lalu ilmuan sempat dibuat heboh dengan retaknya sebuah lapisan es pada Larsen C di Antartika yang menyebabkan terjadinya gunung es raksasa. Para ilmuan menjuluki bongkahan es ini dengan nama A68. Karena ukurannya yang sangat besar mencapai 5.800 kilometer persegi. Gunung es raksasa ini ditemukan oleh ilmuan NASA yang terebang diatas Antartika. Retakan yang memiliki bentuk persegi panjang ini berada di lepas pantai Timur Semenanjung Antartika.
dailymail.co.uk
Quote:
Gambar itu diambil ketika penerbangan Ice Berg, saat melakukan survei udara dari es kutub utara. Dalam wawancara dengan Livescience, ilmuan NASA mengatakan gunung es tersebut mirip kuku yang retak yang memliki tepian yang tajam. Yang membuatnya unik adalah karena bentuknya yang telihar hampir seperti persegi.
Para ahli menyebutkan bahwa area raksasa itu diperkirakan berukuran sebesar Delaware (sekitar empat kalinya London Raya), terkunci ditempatnya dan terjebak di dasar laut. Tetapi kini A68 telah mulai berayun di utara. Hal itu diketahui para ahli melalui data suhu yang dikumpulkan oleh satelit NPP Suomi.
dailymail.co.uk
Quote:
Para ahli memprediksi dengan ukuran A68 yang sangat besar, hal ini memungkinkan untuk A68 terpecah menjadi ukuran yang sangat kecil. Hal ini akan menyulitkan NASA untuk melacak setiap pecahannya bahkan bisa membahayakan jalur pelayaran. Prediksi para ahli bahwa retakan terus tumbuh di Larsen C. Jika retakan terus tumbuh maka rak es akan kembali runtuh. Nah jika semua Larsen C runtuh, akibatnya permukaan air global bisa bertambah hingga 10 cm.
dailymail.co.uk
Sungguh sangat terlihat perbedaan negara maju dengan Indonesia. Ketika negara meju berlomba-lomba untuk melakukan sebuah penelitian tentang hal-hal yang belum terjawab dan yang dapat membahayakan negaranya, hingga es yang retak aja diteliti sama mereka. Eh Indonesia masih aja nyinggung-nyinggung SARA. Indonesia lebih bangga bila negaranya terpecah belah karena isu politik. Jadi ketika permukaan laut naik 10cm, negara maju udah punya cara buat mengantisipasinya, sedangkan kita masih aja nyari isu politik:D.
