Penjarahan! Murni atau Progapanda?
Thursday, October 4, 2018
[ltr]Beralih dari kasus receh, yang hoax nya disebarkan juga oleh elite politik oposisi.[/ltr]
Kembali issue yang berkembang yang sebenarnya sudah sedikit mati tapi dimunculkan kembali di bencana tsunami Palu.
[ltr]Penjarahan![/ltr]
[ltr]Indonesia itu sering sekali dilanda bencana alam, dan dari sekian banyak bencana alam itu baru kali ini ada (atau baru diblow up media) kasus penjarahan di Palu. Dulu, di Aceh, Yogyakarta, dan terakhir Lombok sepertinya aman dari hal hal semacam ini. [/ltr]
[ltr]Dari berita yang sempat saya baca, sebelum terjadi aksi penjarahan tersebut ada semacam pesan berantai yang berisi himbauan dari Mendagri untuk mengambil apapun di minimarket dan akan di bayar pemerintah.[/ltr]
[ltr]Isi pesan ini lebih ke Propaganda menurut saya, karena himbauan dari Mendagri tidak dikirim secara utuh. Penekananya hanya pada - dapat mengambil dan dibayarin pemerintah- sehingga menjadi salah satu pemicu penjarahan tersebut terjadi. [/ltr]
[ltr]Kenapa saya bilang pemicu? Karena masyarakat yang panik karena bencana tidak mungkin berpikiran untuk menjarah hal-hal yang tidak berkaitan dengan kebutuhan premier. Yang lebih dominan adalah bagaimana memastikan bahwa anggota keluarga mereka baik-baik saja selain dari keselamatan mereka sendiri. Dan saya yakin, sebejat apapun yang masih berbentuk manusia akan segan jika sekonyong-konyong melakukan pencurian/perbuatan salah lainnya ditengah hari bolong dalam keadaan bencana alam itu.[/ltr]
Ketika bandara, terminal kacau karena orang berebut untuk meninggalkan daerah tersebut masih bisa dimaklumi karena alasan yang saya sebutkan diatas.
Pemicu kedua selain pesan berantai tersebut adalah oknum. Ya, oknum yang memulai ini semua terjadi. Oknum yang menjadi provokator yang melakukan penjarahan. Mereka yang memulai menjarah dan menghasut masyarakat yang lain untuk ikut melakukan penjarahan hal-hal yang bukan kebutuhan pokok sebenarnya.
Role play semacam itu mengingatkan saya pada penjarahan di Jakarta tahun 98. Sebagian kalian mungkin masih ingat ketika demo Mahasiswa menjadi sangat anarkis dan issue berkembang menjadi kekacauan di Jakarta dan beberapa kota besar lainya. Informasi yang saya dapat dari para pelaku penjarahan waktu itu adalah ada beberapa oknum yang memulai penjarahan dengan memecahkan beberapa kaca swalayan dan mulai mengambili beberapa barang lalu memprovokasi yang saat itu sedang panik karena demo untuk ikut melakukan penjarahan.
Ya, panik - lalu melakukan penjarahan. Masyarakan sekitar yang saat itu sebenarnya tidak ikut panik (dan sebenarnya dalam keadaan "aman") ikut-ikutan melakukan penjarahan. Masyarakat yang "dalam keadaan aman" ini yang kemudian melakukan penjarahan barang-barang yang tidak penting demi memenuhi sekedar hasrat mereka.
Mirisnya yang terjadi sekarang, propaganda tersebut dilayangkan kepada korban bencana yang notabene ada beberapa yang memang serius membutuhkan kebutuhan pokok, seperti sandang pangan, dan papan.
Menarik kesimpulan dari role play yang dibuat antara kejadian tersebut adalah menghancurkan citra pemerintah yang berkuasa. Issue berkembang menjadi pemerintah tidak bisa menjaga stabilitas kemanan masyarakat. Pemerintah yang lemah dan harus diganti. Jadi ingat tagar kan?? Hehehe.
Indikasinya adalah siapa yang sangat gencar menyebarkan issue penjarahan? Para cebong kah? Atau Para kampret?
Jika memang soal kemanusiaan dan beritanya tidak dibuat berat sebelah (dan bukan merupakan suatu propaganda) saya yakin semua masyarakat baik itu cebong atau kampret akan setuju bahwa tindakan penjarahan ditengah bencana adalah Tindakan Anti Kemanusiaan! Dan mungkin ramai-ramai buat tagar #gantiotakpenjarah.
Sebagai orang jawa, saya masih mendapatkan keuntungan. Untung tidak ada "ahli strategi perang" yang "ikut bermain" dalam kejadian tersebut. Hehehehe.
Sehingga kejadianya tidak meluas ke daerah-daerah lainya. Yang menjadi bahaya adalah kejadian ini akan diingat sebagian orang, dan menyebabkan kasus-kasus seperti ini terjadi lagi pada saat ada bencana-bencana alam berikutnya.
Sepertinya perang strategi dan ambisi sedang berlangsung sengit. Preventif dan Persuasif.
Tapi semua ini kembali lagi hanya opini pribadi dari menarik informasi yang saya terima.
Hal yang terpenting saat ini adalah membantu sebisa mungkin korban bencana alam. Jika tidak ada dana, doa juga bisa membantu.
Lanjut srupuuut kopi sambil baca berita dolar tembus Rp.15.000 dan terus bergerak naik.
:beer: