Summer artinya musim panas, spring artinya musim semi, tapi mengapa untuk musim gugur ada dua sebuatan? Yaitu fall dan autumn.
Sebelum akhir Abad ke-14, musim gugur (fall) dikenal sebagai "panen" (harvest) dalam bahasa Inggris. Kemudian, bahasa Latin "musim gugur", autumn, muncul.
Baru pada Abad ke-17, orang-orang mulai menggunakan kata fall. Perubahan ini terjadi tidak lama sebelum Amerika Utara dikolonisasi oleh orang-orang asli Inggris.
Autumn adalah kata untuk musim gugur yang kerap diucapkan oleh masyarakat Inggris, sedangkan orang Amerika cenderung mengadopsi kata fall.
Musim gugur selalu disertai dengan laporan oleh orang-orang yang menyatakan bahwa hidung mereka cenderung berair, seperti flu dan pilek. Tapi itu bukan satu-satunya alasan mengapa selama musim gugur, kita menjadi sering bersin-bersin.
Menurut National Institutes of Health, musim gugur dapat disebut sebagai musimnya alergi.
Serbuk sari dari sebuah tanaman kemungkinan ikut jatuh bersama dedaunan yang gugur, tetapi jamur yang berukuran amat kecil terbang dan naik ke udara, yang dikarenakan oleh daun-daun yang membusuk dan vegetasi yang "sekarat".
"Sementara itu, udara dalam ruangan yang biasanya bersifat kering saat musim gugur, dapat memperparah gejala-gejala yang mengiritasi selaput hidung," menurut Dr. Jay M. Portnoy, ahli alergi, asma dan imunologi di Children's Mercy di Kansas City, Missouri.
Selama beberapa minggu yang singkat selama musim gugur, daun-daun di pohon berubah warna dengan drastis. Ada yang menjadi merah, oranye, kuning, coklat, dan sebagainya.
Perilaku ilmiah daun ini merupakan tanggapan dari pendeknya siang hari, sebab pohon berhenti menghasilkan klorofil. Tanpa zat hijau daun tersebut, pigmen lain yang terdapat di dalam daun menjadi menjadi terlihat.
Karotenoid membuat daun berubah warna jadi kuning dan oranye, sedangkan merah disebabkan oleh pigmen yang disebut anthocyanin. Zat-zat ini dapat membantu melindungi sel-sel pohon dari sinar UV yang berbahaya atau membantu melindungi pohon dari tekanan suhu yang lebih dingin.
Daylight saving time pertama kali diadopsi oleh Parlemen Inggris pada tahun 1916, setelah proposal terkait disepakati pada tahun 1907 oleh seorang pembangun bernama William Willet, yang mendapat inspirasinya dari pamflet satir yang diterbitkan oleh Ben Franklin pada 1784.
Willet ingin mengubah jam dengan selisih 20 menit selama sebulan pada musim semi dan musim gugur. Ketika Parlemen akhirnya memutuskan untuk mengadopsi perubahan waktu tersebut, pejabat menyebut bahwa itu adalah upaya yang bisa dilakukan pemerintah pada masa perang untuk menjaga aktivitas masyarakat agar tetap selaras dengan siang hari, demi menghemat batu bara.
Amerika Serikat mengadopsi perubahana itu dari 1918 hingga 1919, meski harus 'menendang' keputusan perubahan waktu dari negara-negara bagian lainnya.
Hal ini lantas menimbulkan 'tambal sulam' zona waktu yang membingungkan. Hingga pada akhirnya, Uniform Time Act of 1966 menciptakan aturan waktu yang lebih konsisten.
Salah satu alasan mengapa hujan pada musim gugur beraroma khas adalah karena adanya "petrichor", yakni aroma yang muncul dari air yang mengenai bakteri yang tinggal di tanah dan minyak tanaman setelah tanah mengering.
Cuaca pada musim gugur bisa membawa awan gelap dan hujan deras. Tapi mengapa suasana begitu 'galau'?
Alasannya adalah bahwa awan hujan cenderung jauh lebih tebal daripada awan-awan kelabu yang tidak berbahaya, yang tidak menghasilkan hujan.
Semakin besar tetesan air di awan, maka semakin baik pula awan-awan itu menyerap sinar matahari.