Bantu Anak Ngerjain PR, Bukan Ngerjain PR anak

Sekolah adalah hal yang wajib di Indonesia.

Banyak siswa di Indonesia yang semangat sekali saat awal-awal masuk sekolah namun bosan di tengah jalan karena banyaknya tugas di sekolah dan tugas di rumah. Tugas-tugas ini bisa sangat melelahkan baik untuk sang anak maupun orang tua.


Sebagian besar siswa pasti ingin cepat-cepat akhir pekan supaya bisa libur, ingin cepat-cepat tahun baru supaya bisa libur panjang. Hal ini di sebabkan banyaknya pelajaran dan tugas yang di berikan mengakibatkan si siswa jadi lelah, bosan dan ingin melarikan diri dari kondisi ini.

Di sekolah di berikan tugas yang banyak, bahkan masih di kasih PR untuk di rumah. Lalu gimana cara orangtua untuk membimbing anak mengerjakan PR?


Tunjukkan Caranya, Bukan Jawabannya.


Jika orang tua mengerjakan PR anak, tentu saja bisa selesai dengan cepat, mudah dan tepat. Memang betul, PR bakalan cepat selesai dan hasilnya lebih tepat jika di kerjakan oleh orang tua, namun ada efek buruknya untuk si anak.

Jika PR terus menerus di kerjakan oleh ortu maka akan muncul beberapa masalah yaitu : rasa tanggungjawab sang anak tidak akan tumbuh, sang anak akan kebingungan menjawab soal yang serupa karena tak paham cara penyelesaiannya.

Seperti pepatah lama : Jika kita memberi ikan kepada seseorang maka dia bisa makan ikan dalam sehari. Tapi jika kita menunjukkan cara menangkap ikan kepada seseorang, maka dia bisa makan ikan seumur hidupnya.

Tunjukin caranya, bukan jawabannya.

:ngakak


Siapkan ruang belajar.


Proses belajar sangat di pengaruhi oleh kondisi ruang belajar. Contohnya, ente gak bakalan bisa konsentrasi belajar kalo banyak orang berisik dan ada yang muter lagu " Cinta satu malam" .

Nah, kondisikan tempat belajar yang nyaman dan bikin betah. Biasanya kita lebih mudah konsentrasi ketika ruangan sunyi senyap.



Ajarkan konsep pentingnya waktu.


Waktu adalah hal termahal yang ada di dunia. Setiap detik yang berlalu gak bakalan bisa di putar balik. Maka dari itu ajarkan anak untuk menghargai waktu sedini mungkin, ajarkan mereka cara mengelola waktu dan menggunakannya untuk belajar.

Belajar gak bisa sistem kebut semalam, ane udah pernah praktekin dan gak ingat apapun keesokan harinya.

Belajar harus seimbang, gak boleh berlebihan. Karena segala sesuatu yang berlebihan itu gak baik kan ya ?

Waktu untuk belajar dirumah sebaiknya tidak lebih dari 2 jam, ajarkan anak untuk membagi waktu untuk bermain, nonton tv, olahraga dan belajar. Jangan menunda-nunda proses, entar malah jomblo seumur hidup.


Ajarkan anak untuk mengenal prioritas.


Prioritas muncul ketika kita di haruskan menjawab 2 pertanyaan di waktu yang sama.

Nah, sama seperti ente ketika ujian di SMA dulu, soal yang ente jawab pasti yang mudah dulu kan? Setelah itu baru masuk ke soal yang sulit. Disinilah kita belajar tingkatan prioritas, jika kita mengerjakan soal yang sulit lebih dulu maka ada kemungkinan kita akan kehabisan waktu dan tidak bisa menyelesaikan semua soal.

Prioritas itu perlu.


Motivasi anak ente.


Motivasi itu perlu, ibarat nya motor kalo udah sering jalan jauh pasti butuh di service kan bre?

Nah, demikian juga kita manusia ini, hampir semua manusia butuh motivasi terutama ketika kejenuhan dayang menghampiri.

Reward and Punishment adalah salah satu metode yang perlu di terapkan kepada sang anak untuk memberikan mereka motivasi belajar, jika ente rajin belajar maka akan di ajak jalan-jalan ke gunung everest contohnya bre, sekedar contoh lho !!


Ajarin anak untuk Bertanya dengan baik.


Malu bertanya sesat di jalan. Salah bertanya malah makin sesat di jalan.

Banyak anak berani bicara dan bertanya, namun gak semua anak mampu mengutarakan apa yang dalam hatinya.

mengajarkan anak cara untuk bertanya juga hal yang penting bre. Jika kita bertanya dengan benar maka kita akan mendapatkan jawaban yang benar.


Ingat, Nilai akademik tak menentukan masa depan


banyak orang yang berpikir bahwa nilai akademik adalah segalanya, ente bakalan sukses kalau nilai akademik ente bagus. Belum tentu juga bre, di banyak kasus kita temukan bahwa nilai akademik tak menentukan keberhasilan seseorang. Banyak orang yang pintar dan juara kelas, tapi di masa depan hidupnya pas-pasan. Namun ada orang yang nilai akademiknya biasa aja, tapi sukses di masa depan.

maka dari itu, nilai akademik bukan segalanya. Hubungan antara anak dengan orang tua harus tetap menjadi prioritas.








Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel