Filosopi Asbak
Monday, November 19, 2018
Hola bre… balik lagi dengan agan Koplak…
Kagak usah basa basi teme lagi ye bre.. Seperti biasa ane bakal bagiin opini ane bre.. Unek-unek yang pasti bakalan bikin lo enek.
Filosopi Asbak.
Abu puntung rokok mungkin remeh, kotoran kecil berupa partikel hasil pembakaran. Tetapi, apabila satu kampung dengan populasi 100 orang merokok dan menghasilkan limbah hasil pembakaran rokok. Maka asbakpun akan penuh.
Asbak menampung segala partikel kecil hasil pembakaran rokok. Asbak sebenarnya juga benda perabotan remeh, tetapi sangat diperlukan umat manusia.
Tempat pembuangan abu rokok sebenarnya bisa apa saja, tetapi asbak merupakan yang utama. Remeh memang tetapi sangat berguna.
Inilah filosopi asbak.
Tanpa adanya asbak abu hasil pembakaran rokok akan tersecer dimanapun. Ibaratkan benda kamu adalah asbak.
Mungkin benda paling remeh tetapi tidak bisa diremehkan. Kamu sebagai asbak pasti dierlukan. Begitu juga di kehidupan. Kamu mungkin adalah remah-remah partikel kecil di kehidupan. Tapi percayalah bahwa kamu masih sangat dibutuhkan di dunia ini.
Saat ini mungkin kamu merasa menjadi orang paling tidak berguna di muka bumi, percayalah suatu saat kamu akan menjadi besar. Bahkan dibutuhkan di dunia ini sama seperti asbak. Meski remeh tetapi sangat dibutuhkan.
Disetiap warung kopi ataupun rumah makan, atau di berbagai tempat umum lainnya. Biasanya asbaklah yang pertama kali kamu bakal jumpai saat kamu akan duduk.
Disinilah asbak sangat berguna. Menyalakan rokok, menghisap kemudian membuang abunya di asbak. Sangat berguna bukan.
Proses pembuatan asbak juga tidak bisa dianggap remeh, bagi benda yang seremeh asbak. Memerlukan proses panjang dimana asbak dibuat. Memilih bahan terlebih dahulu, diproses di pabrik, produksi, dipasarkan dan sampailah di tempat kamu duduk sekarang.
Bahkan asbak juga menjalani sebuah riset sebelum diciptakan. Utamanya supaya tidak terbakar. Bagaimana benda remeh bukan, tetapi mempunyai proses tidak remeh saat diciptakan.
Oleh karenanya kita yang diibaratkan asbak, harus mensyukuri ketika kita diciptakan. Dan terus menjalani kehidupan ini meski kitandipandang remeh. Suatu saat kita pasti dibutuhkan oleh dunia ini.
Percayalah bahwa saat ini meskipun kamu tidak berguna. Suatu saat kamu akan berguna bagi nusa bangsa.
Asbak memang remeh, tetapi kita tidak boleh meremehkannya. Itulah filosopi Asbak.
Sumber : dari hati tees terdalam
Pict : google image