Kenapa komodo hanya ada di Indonesia
Monday, November 19, 2018
Pernahkah agan bertanya-tanya kenapa komodo hanya ada di indonesia? Membanggakan memang soalnya dengan adanya komodo di Indonesia membuat negeri kita ini terkenal.
:malu
Agan pasti juga pernah mikir, kenapa komodo gak mau pindah atau berkembang biak di tempat lain buat nambah populasi mereka. Ternyata semua itu ada jawabanya loh, para peneliti mengungkap kenapa demikian
:matabelo
Quote:
Komodo di atas Pulau Rinca, Nusa Tenggara Barat | Sergey Uryadnikov /Shutterstock
Di balik kekuatan dan ketangguhannya, ternyata komodo benar-benar punya sifat alami "homebodies" alias anak rumahan yang sesungguhnya.
Sifat alami yang sederhana itu mendasari perilaku menetap komodo dan membuatnya cuma tersebar di Indonesia. Bagaimana bisa?
Menurut studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B, sifat alami anak rumahan yang dimiliki kadal terbesar di dunia dengan panjang tubuh mencapai tiga meter itu seolah telah mendorongnya menjadi spesies pemalas dan kurang tekad. Memperlihatkan bahwa komodo sebetulnya tipe hewan yang tak mau ambil risiko.
Munculnya perilaku menetap berkepanjangan di satu tempat tanpa pernah pergi ke mana-mana ini bukan lantaran komodo tidak mampu menjelajah tempat jauh ataupun menguasai dunia, tetapi karena mereka memang enggan pelesiran dan tak punya kemauan untuk berbuat seperti itu.
Lebih tepatnya, mengutip Ifl Science, karena komodo sudah merasa lebih aman dan nyaman berada di zona dekat rumah.
Jadi mereka tak menginginkan apapun lagi. Bagaimanapun, di rumah sendiri manfaat kelangsungan hidup bisa lebih besar seperti mengetahui secara persis di mana menemukan mangsa.
Selain menolak ambil pusing soal hidup berpindah-pindah, peneliti juga menemukan, karnivora dengan kaki kuat dan kemampuan bergerak cepat hingga 20 Km per jam atau sekitar 13 mph ini lebih memilih menciptakan stabilitas dengan tak banyak bergerak jauh.
Gagasan ini masuk akal mengingat repot-repot melakukan pergerakan bisa berisiko mahal bagi komodo. Mereka bisa saja menghadapi risiko menyulitkan di perjalanan ataupun tempat baru seperti kekurangan pasokan air, makanan, atau pasangan jika melakukan langkah yang salah.
"Begitu mereka menjajah sebuah pulau, terlepas dari kemampuan luar biasa penyebaran jarak jauh yang dimilikinya, mereka memutuskan itu sudah cukup,'" jelas Tim Jessop, profesor ekologi di Deakins University di Australia yang memimpin penelitian dinukil New York Times.
Lebih lanjut, studi yang dihelat oleh tim peneliti dari Australia, Indonesia, Italia dan Denmark ini juga membuka wawasan untuk lebih memahami mengapa spesies-spesies endemik jarang berpencar dan akhirnya mengalami pengurangan populasi.
Menukil laman Phys.org, sejumlah penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa banyak spesies yang telah berevolusi di suatu wilayah memang punya kecenderungan tetap dekat dengan "rumah" dan enggan berpencar dari kelompoknya.
Penyebab kecenderungan itu kemungkinan berbeda tergantung pada spesies dan situasinya.
Namun, yang membingungkan peneliti, kenapa generasi masa kini justru seakan lebih menyukai kenyamanan.
Padahal, perilaku seperti itu jelas-jelas bertentangan dengan kebiasaan nenek moyang mereka yang diketahui bisa mendiami wilayah tertentu setelah mengeksplorasi berbagai tempat untuk bertahan hidup.
Atas landasan itulah, Bishop dan tim akhirnya menghelat studi dengan meneliti salah satu sepesies endemik, yaitu komodo.
Live Science menulis, komodo adalah spesies langka dan hanya bisa ditemukan hidup liar di alam bebas di lima pulau Indonesia: Kepulauan Sunda Kecil Komodo, Rinca Padar, Gili Montang, Gili Dasami, dan Pulau Flores.
Untuk studi, para peneliti mempelajari komodo selama satu dekade di 10 situs di pulau-pulau tersebut.
Berdasarkan pengamatan awal, komodo betul-betul tidak pernah meninggalkan tempatnya dilahirkan.
Jadi, peneliti melakukan dua spesimen pengujian. Pertama, para peneliti memindahkan tujuh komodo dari wilayah asal mereka ke tempat yang jauh, tetapi masih di pulau yang sama. Beberapa diangkut sekitar 13,7 mil jauhnya.
Kedua, komodo lain dipindahkan ke pulau berbeda yang meski berjarak dekat cuma satu mil, tapi membuat mereka harus menyeberang lautan untuk kembali ke tempat asal.
Dalam waktu empat bulan, semua komodo yang dipindahkan ke darat walaupun sangat jauh ternyata bisa kembali lagi ke rumahnya. Ini menunjukkan bahwa komodo mampu melakukan perjalanan jauh melewati medan berat.
Lucunya, meski ada satu komodo yang kembali setelah dipindahkan ke pulau lain, seluruh sisanya tetap memilih berdiam diri di pulau baru tempat mereka dipindahkan.
Perilaku tersebut menunjukkan bahwa sebetulnya komodo punya kemampuan berenang cukup jauh, tetapi usaha pulang dianggap tidak sepadan dengan risiko yang diambil.
Padahal, menurut peneliti, berdiam diri dan enggan pergi juga tidak menguntungkan bagi komodo. Data mikrosatelit yang memantau DNA komodo menunjukkan tanda-tanda perkimpoian sedarah. Boleh jadi, itu karena komodo setempat menolak kimpoi dengan pendatang baru.
Kemudian, mereka justru lebih berisiko kekurangan pangan karena persaingan antar kelompok. Belum lagi faktor bencana alam dan aktivitas manusia semisal perburuan juga mengancam populasi.
"Mereka tetap tidak peduli seberapa buruknya. Ini sedikit membingungkan," ujar Jessop.
Namun, ia menuturkan bahwa komodo adalah hewan yang unik.
Komodo muda, lanjut Bishop, punya kebiasaan memanjat pohon untuk menghindari kanibalisme dari sesepuh mereka. Komodo memang ditemukan bisa memakan sesamanya, pun menyerang rusa hingga manusia, meski biasanya makan bangkai.
Dengan begitu, walau suatu populasi hewan terlihat sebagai predator yang sangat kejam, penelitian ini turut membuktikan bahwa komodo beserta spesies endemik lainnya mungkin hanya bertujuan sederhana. Bagi komodo, memilih tinggal di Bumi Indonesia adalah cara teraman dan terbaik demi bertahan hidup.
Sifat alami yang sederhana itu mendasari perilaku menetap komodo dan membuatnya cuma tersebar di Indonesia. Bagaimana bisa?
Menurut studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B, sifat alami anak rumahan yang dimiliki kadal terbesar di dunia dengan panjang tubuh mencapai tiga meter itu seolah telah mendorongnya menjadi spesies pemalas dan kurang tekad. Memperlihatkan bahwa komodo sebetulnya tipe hewan yang tak mau ambil risiko.
Munculnya perilaku menetap berkepanjangan di satu tempat tanpa pernah pergi ke mana-mana ini bukan lantaran komodo tidak mampu menjelajah tempat jauh ataupun menguasai dunia, tetapi karena mereka memang enggan pelesiran dan tak punya kemauan untuk berbuat seperti itu.
Lebih tepatnya, mengutip Ifl Science, karena komodo sudah merasa lebih aman dan nyaman berada di zona dekat rumah.
Jadi mereka tak menginginkan apapun lagi. Bagaimanapun, di rumah sendiri manfaat kelangsungan hidup bisa lebih besar seperti mengetahui secara persis di mana menemukan mangsa.
Selain menolak ambil pusing soal hidup berpindah-pindah, peneliti juga menemukan, karnivora dengan kaki kuat dan kemampuan bergerak cepat hingga 20 Km per jam atau sekitar 13 mph ini lebih memilih menciptakan stabilitas dengan tak banyak bergerak jauh.
Gagasan ini masuk akal mengingat repot-repot melakukan pergerakan bisa berisiko mahal bagi komodo. Mereka bisa saja menghadapi risiko menyulitkan di perjalanan ataupun tempat baru seperti kekurangan pasokan air, makanan, atau pasangan jika melakukan langkah yang salah.
"Begitu mereka menjajah sebuah pulau, terlepas dari kemampuan luar biasa penyebaran jarak jauh yang dimilikinya, mereka memutuskan itu sudah cukup,'" jelas Tim Jessop, profesor ekologi di Deakins University di Australia yang memimpin penelitian dinukil New York Times.
Lebih lanjut, studi yang dihelat oleh tim peneliti dari Australia, Indonesia, Italia dan Denmark ini juga membuka wawasan untuk lebih memahami mengapa spesies-spesies endemik jarang berpencar dan akhirnya mengalami pengurangan populasi.
Menukil laman Phys.org, sejumlah penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa banyak spesies yang telah berevolusi di suatu wilayah memang punya kecenderungan tetap dekat dengan "rumah" dan enggan berpencar dari kelompoknya.
Penyebab kecenderungan itu kemungkinan berbeda tergantung pada spesies dan situasinya.
Namun, yang membingungkan peneliti, kenapa generasi masa kini justru seakan lebih menyukai kenyamanan.
Padahal, perilaku seperti itu jelas-jelas bertentangan dengan kebiasaan nenek moyang mereka yang diketahui bisa mendiami wilayah tertentu setelah mengeksplorasi berbagai tempat untuk bertahan hidup.
Atas landasan itulah, Bishop dan tim akhirnya menghelat studi dengan meneliti salah satu sepesies endemik, yaitu komodo.
Live Science menulis, komodo adalah spesies langka dan hanya bisa ditemukan hidup liar di alam bebas di lima pulau Indonesia: Kepulauan Sunda Kecil Komodo, Rinca Padar, Gili Montang, Gili Dasami, dan Pulau Flores.
Untuk studi, para peneliti mempelajari komodo selama satu dekade di 10 situs di pulau-pulau tersebut.
Berdasarkan pengamatan awal, komodo betul-betul tidak pernah meninggalkan tempatnya dilahirkan.
Jadi, peneliti melakukan dua spesimen pengujian. Pertama, para peneliti memindahkan tujuh komodo dari wilayah asal mereka ke tempat yang jauh, tetapi masih di pulau yang sama. Beberapa diangkut sekitar 13,7 mil jauhnya.
Kedua, komodo lain dipindahkan ke pulau berbeda yang meski berjarak dekat cuma satu mil, tapi membuat mereka harus menyeberang lautan untuk kembali ke tempat asal.
Dalam waktu empat bulan, semua komodo yang dipindahkan ke darat walaupun sangat jauh ternyata bisa kembali lagi ke rumahnya. Ini menunjukkan bahwa komodo mampu melakukan perjalanan jauh melewati medan berat.
Lucunya, meski ada satu komodo yang kembali setelah dipindahkan ke pulau lain, seluruh sisanya tetap memilih berdiam diri di pulau baru tempat mereka dipindahkan.
Perilaku tersebut menunjukkan bahwa sebetulnya komodo punya kemampuan berenang cukup jauh, tetapi usaha pulang dianggap tidak sepadan dengan risiko yang diambil.
Padahal, menurut peneliti, berdiam diri dan enggan pergi juga tidak menguntungkan bagi komodo. Data mikrosatelit yang memantau DNA komodo menunjukkan tanda-tanda perkimpoian sedarah. Boleh jadi, itu karena komodo setempat menolak kimpoi dengan pendatang baru.
Kemudian, mereka justru lebih berisiko kekurangan pangan karena persaingan antar kelompok. Belum lagi faktor bencana alam dan aktivitas manusia semisal perburuan juga mengancam populasi.
"Mereka tetap tidak peduli seberapa buruknya. Ini sedikit membingungkan," ujar Jessop.
Namun, ia menuturkan bahwa komodo adalah hewan yang unik.
Komodo muda, lanjut Bishop, punya kebiasaan memanjat pohon untuk menghindari kanibalisme dari sesepuh mereka. Komodo memang ditemukan bisa memakan sesamanya, pun menyerang rusa hingga manusia, meski biasanya makan bangkai.
Dengan begitu, walau suatu populasi hewan terlihat sebagai predator yang sangat kejam, penelitian ini turut membuktikan bahwa komodo beserta spesies endemik lainnya mungkin hanya bertujuan sederhana. Bagi komodo, memilih tinggal di Bumi Indonesia adalah cara teraman dan terbaik demi bertahan hidup.
Itu dia ternyata penyebabnya kenapa mereka hanya ada di Indonesia, Bukan mereka tidak mampu buat pindah, hanya saja mereka berpikir jika beresiko lebih baik tidak dilakukan.
:cd
Makanya cenderung mereka berdiam diri alias jadi anak rumahan, kalo ga penting-penting amat gak mau jalan dia
:ngakak
Quote:
:hn Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat di sini :cystg
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh :cendolgan
SUMUR :
Beritagar.id
Quote:
Jangan lupa kunjungi thread ane yang lain gan :thumbup:thumbup
Serial Game of Thrones bakalan segera berakhir
Tips Menghilangkan Dagu Berlipat atau Dagu Ganda
Sekolah Skotlandia bakal ajarkan sejarah dan budaya LGBT
Teori baru asal muasal air di Bumi
Dapet Bos menyebalkan, Bertahan atau Berhenti?
Kenali 6 masalah kulit dan cara mengatasinya
Rahasia Sehat dan Panjang Umur Tanpa Olahraga di Zona Biru
Rutinlah Konsumsi Talas dan Rasakan Manfaatnya
Alasan-alasan buku nikah diganti kartu nikah
Baik buruk menyimpan rahasia orang lain
Serial Game of Thrones bakalan segera berakhir
Tips Menghilangkan Dagu Berlipat atau Dagu Ganda
Sekolah Skotlandia bakal ajarkan sejarah dan budaya LGBT
Teori baru asal muasal air di Bumi
Dapet Bos menyebalkan, Bertahan atau Berhenti?
Kenali 6 masalah kulit dan cara mengatasinya
Rahasia Sehat dan Panjang Umur Tanpa Olahraga di Zona Biru
Rutinlah Konsumsi Talas dan Rasakan Manfaatnya
Alasan-alasan buku nikah diganti kartu nikah
Baik buruk menyimpan rahasia orang lain