Ketika Seks Tak Tabu lagi untuk Diperbincangkan
Di negara dengan adat ketimuran layaknya Indonesia, seks jadi masalah yang tabu untuk diperbincangkan. Terlebih di kalangan anak-anak dan remaja. Itu dahulu, Ketika saya masih kecil
Pada masa tahun 90an, berbicara mengenai Seks menjadi sesuatu yang tabu. Hal ini di karenakan lingkungan masyarakat tempat saya tinggal masih berpedoman erat pada nilai dan ajaran agama. Ada sebuah anggapan bahwa Seks merupakan pembahasan yang tak patut di perbincangan di depan umum. Dan akan merusak nilai-nilai agama serta moral apabila di lakukan.
Ketika itu, Berbicara mengenai Seks mungkin hanya di lakukan oleh orang dewasa, itupun secara sembunyi-sembunyi. Sanksi sosial masih berperan besar dalam hal ini, sanksinya bisa berupa perasaan malu maupun khawatir mereka akan di anggap sebagai orang yang tidak beradab oleh masyarakat. Para orang tua melarang dengan keras hal yang berkaitan dengan Seks untuk bisa di akses oleh anak-anak mereka.
Di zaman milenial seperti yang sekarang, anak anak seusia kami telah tumbuh dewasa sekarang. Dan Seks tidak lagi tabu untuk di perbincangkan, karena pendidikan Seks telah memasuki sekolah-sekolah dan universitas. Lingkungan tempat tinggal juga telah berubah, perbincangan tentang Seks bukan hanya di lakukan oleh orang dewasa saja, anak anak pun telah mengetahui arti reproduksi dan yang menyebabkanya.
Sejak hadirnya globalisasi yang di iringi dengan kemunculan internet, ranah seks pun telah menjangkau ke seluruh penjuru negeri, dan dapat di akses siapa saja.
Di Masa Kini, Seks ada di setiap lingkungan masyarakat. Bahkan dalam lembaga pendidikan sekalipun. Konten pornografi dan pornoaksi telah marak beredar. Dan di produksi secara massal. Yang pada akhirnya akan menimbulkan beragam permasalahan.
Hamil di luar nikah bagi mereka yang terpapar efek pornografi, Terjadinya seks bebas di kalangan remaja adalah salahsatunya. Dan konsekuensinya adalah merebaknya infeksi penyakit HIV. Lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi sarana untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bahaya Seks bebas, namun sekarang, praktek pornoaksi dapat di jumpai di sini. Pun di campus
Nilai moral semakin terkikis, Agama pun tak mampu membendung praktek pornoaksi Dan pornografi. Ajaran Agama hanya di lisan dan tulisan, tidak di praktekkan, hukum yang seharusnya memberikan efek jera bagi pelaku pornoaksi. Yang kini terjadi adalah sebaliknya.
Seks telah meruntuhkan moral, menodai kesucian agama, merusak generasi muda. Permasalahan ini menuntut untuk segera di tindaklanjuti. Bermacam cara dapat digunakan. Disini peran Keluarga menjadi sangat penting. keluarga merupakan pendidik pertama dan utama bagi pembentukan pribadi dan karakter setiap individu. Kecakapan dan pola asuh orang tua yang akan berperan.
Di samping itu juga menumbuhkembangkan kembali nilai moral dan adatistiadat di masyarakat beserta pembekalan nilai nilai agama serta esensinya perlu di lakukan sejak dini di lembaga pendidikan.